Kabupaten Bogor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 90:
*'''[[Cibinong, Bogor|Kawedanan Cibinong]]''' (mencakup Cibinong, [[Bojonggede, Bogor|Bojonggede]], Tajurhalang, Sukaraja, [[Citeureup, Bogor|Citeureup]], Babakan Madang dan sebagian wilayah [[Kota Depok]] Modern)
*'''[[Parung, Bogor|Kawedanan Parung]]''' (mencakup Parung, Gunungsindur, [[Kemang, Bogor|Kemang]], Rumpin, [[Ciseeng, Bogor|Ciseeng]], dan sebagian wilayah [[Kota Depok]] Modern)
*'''[[Jonggol, Bogor|Kawedanan Jonggol]]''' (mencakup Jonggol, Gunung Putri, [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]], [[Cariu, Bogor|Cariu]], Tanjungsari dan sebagian wilayah [[Kota Depok]] dan sebagian wilayah selatan [[Kota Bekasi]] serta [[Kabupaten Bekasi]])
*'''[[Leuwiliang, Bogor|Kawedanan Leuwiliang]]''' (mencakup [[Leuwiliang, Bogor|Leuwiliang]], Cibungbulang, Ciampea, Pamijahan, dan Dramaga)
*'''[[Kawedanan Jasinga]]''' (mencakup Jasinga, Sukajaya, Tenjo, Nanggung, dan Cigudeg).
[[File:Peta Kawedanan di Bogor.png|thumb|[[Kawedanan Jasinga]] (biru), Kawedanan Parung (oranye), Kawedanan Leuwiliang (merah), Kawedanan Cibinong (kuning), Kawedanan Buitenzorg (hijau toska), Kawedanan Jonggol (hijau).]]
 
Pada tahun 1950-an seiring dengan kebijakan restrukturisasi otonomi daerah, khususnya berkaitan dengan organisasi dan kewilayahan membuat Kabupaten Bogor kehilangan banyak wilayahnya. Di antara beberapa Kawedanan di Kabupaten Bogor, yang paling kehilangan banyak wilayahnya adalah [[Jonggol, Bogor|Kawedanan Jonggol]], seperti [[Cibarusah, Bekasi|Kecamatan Cibarusah]], [[Serang Baru, Bekasi|Kecamatan Serang Baru]], [[Setu, Bekasi|Kecamatan Setu]] dan Desa Kranggan (Sekarang [[Jatisampurna|Kecamatan Jatisampurna]]) dilimpahkan kepada '''[[Kabupaten Bekasi]]'''; [[Cipanas, Cianjur|Desa Batulawang]] dilimpahkan kepada '''[[Kabupaten Cianjur]]'''; dan [[Pangkalan, Karawang|Kecamatan Pangkalan]] serta [[Tegalwaru, Karawang|Kecamatan Tegalwaru]] dilimpahkan kepada '''[[Kabupaten Karawang]]'''.<ref>{{Cite web|title=Sejak era soeharto sudah dibahas pengamat Kabupaten Bogor timur perlu segera direalisasikan|url=https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-013646509/sejak-era-soeharto-sudah-dibahas-pengamat-kabupaten-bogor-timur-perlu-segera-direalisasikan|access-date=2022-08-24}}</ref>
 
Pada tahun 1975, Pemerintah Pusat menginstruksikan bahwa Kabupaten Bogor harus memiliki Pusat Pemerintahan di wilayah Kabupaten sendiri. Atas dasar tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor mengadakan penelitian di beberapa wilayah Kabupaten Bogor untuk dijadikan calon ibukota sekaligus berperan sebagai pusat pemerintahan. Alternatif lokasi yang akan dipilih diantaranya adalah wilayah Kecamatan Ciawi, Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan Parung, Kecamatan Semplak dan Kecamatan Cibinong.
Baris 111:
Pada dekade [[1980]] bukan hanya bergulir usulan pembentukan [[Kota Administratif]] [[Kota Depok|Depok]]. [[Gubernur Jawa Barat]], [[Aang Kunaefi]] juga mengusulkan kepada [[Kementerian Dalam Negeri|Menteri Dalam Negeri]], [[Amir Machmud]] pembentukan wilayah di bekas [[Jonggol, Bogor|Kawedanan Jonggol]] yang sebagian telah dilimpahkan ke kabupaten lain untuk dipersatukan sebagai Daerah Tingkat II Kabupaten. Wilayah eks Kawedanan [[Jonggol, Bogor|Jonggol]] dan sekitarnya dianggap layak menjadi kabupaten, karena wilayahnya cukup luas, memiliki kekayaan alam yang melimpah, serta berpotensi sebagai kawasan pemukiman baru, industri, dan pariwisata.<ref>{{Cite news|url=https://mediaindonesia.com/megapolitan/469101/dpr-dan-kemendagri-didesak-realisasikan-kabupaten-bogor-timur|title=DPR dan Kemendagri Didesak Realisasikan Kabupaten Bogor Timur|last=mediaindonesia.com|newspaper=mediaindonesia.com|access-date=2022-07-27}}</ref>
 
Wilayah yang diusulkan sebagai bagian dari pembentukan Daerah Tingkat II Kabupaten Jonggol dahulunya merupakan bekas wilayah dari [[Jonggol, Bogor|Kawedanan Jonggol]] antara lain, daerah [[Jonggol, Bogor|Kecamatan Jonggol]], [[Gunung Putri, Bogor|Kecamatan Gunung Putri]], [[Cileungsi, Bogor|Kecamatan Cileungsi]] dan [[Kawasan Cibubur]] (yaitu [[Harjamukti, Cimanggis, Depok|Desa Harjamukti]] dan [[Leuwinanggung, Tapos, Depok|Desa Leuwinanggung]]), juga wilayah bekas Kawedanan Jonggol yang telah dilimpahkan kepada daerah lain, seperti [[Kabupaten Bekasi]] yaitu [[Cibarusah, Bekasi|Kecamatan Cibarusah]] serta Desa Kranggan (Sekarang [[Jatisampurna, Bekasi|Kecamatan Jatisampurna]]); dan dari [[Kabupaten Karawang]] yaitu [[Pangkalan, Karawang|Kecamatan Pangkalan]] serta [[Tegalwaru, Karawang|Kecamatan Tegalwaru]].
 
Pada tahun [[1981]] akhirnya Kecamatan Depok ditingkatkan statusnya dari [[Kecamatan]] menjadi [[kota administratif]] berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang mencakup [[Beji, Depok|Kecamatan Beji]] dan [[Pancoran Mas, Depok|Kecamatan Pancoran Mas]] serta pemekaran dari [[Gunung Putri|Kecamatan Gunung Putri]] yaitu [[Cimanggis, Depok|Kecamatan Cimanggis]]. [[Kota Depok|Kota Administratif Depok]] dipimpin oleh Wali kota Administrasi. Sementara itu, gagasan pembentukan [[Jonggol, Bogor|Kabupaten Jonggol]] tidak terlaksana.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981|url=https://peraturan.go.id/peraturan/view.html?id=11e44c4f1408ed20879d313231383434|website=peraturan.go.id|access-date=2020-10-12}}</ref>