Legenda Minangkabau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Surijeal (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 21695229 oleh Rajo Angek Garang (bicara) Tidak diberi alasan mengapa dihapus
Tag: Pembatalan
Karna sama, Legenda Minangkabau tak menyebut nama kerajaan asing apapun.
Tag: Pengembalian manual
Baris 5:
 
== Kisah ==
<span data-segmentid="7" class="cx-segment">Legenda ini menceritakan tentang perselisihan wilayah antara <span data-segmentid="11" class="cx-segment">p<span data-segmentid="13" class="cx-segment">enduduk</span></span> di wilayah Sumatra Barat sekarang dengan penguasa pendatang dari negeri seberang.</span> Penguasa <span data-segmentid="8" class="cx-segment">pendatang biasanya dikaitkan dengan Kerajaan [[Kerajaan Singasari|Singasari]] di [[Pulau Jawa]], selama upaya mereka untuk menaklukkan Sumatra pada [[ekspedisi Pamalayu]] (1275).<ref>{{Cite book|last=De Jong|first=P. E. de Josselin|year=1980|url=https://archive.org/details/minangkabauandnegrisembilan_201911/page/n103/mode/2up?q|title=Minangkabau and Negri Sembilan: Socio-Political Structure in Indonesia|location='S-Gravenhage|publisher=Martinus Nijhoff|url-status=live}}</ref>{{rp|99–100}}</span> Untuk menghidari perang, p<span data-segmentid="11" class="cx-segment"><span data-segmentid="13" class="cx-segment">enduduk</span> setempat mengusulkan agar pertempuran dilakukan secara simbolis dengan kerbau pilihan masing-masing. Pihak yang kerbaunya kalah harus menyerah kepada pemenang.</span><ref name="Sengketa Tiada Putus">Hadler, Jeffrey (2010). [http://sseas.berkeley.edu/sites/default/files/faculty/files/hadlersengketa.pdf "Sengketa Tiada Putus"]{{Pranala mati|date=Februari 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}} ''Freedom Institute''. hlm. 16–21. ISBN 978-979-19466-5-0.</ref><span data-segmentid="11" class="cx-segment"><ref name="Cerita Rakyat Nusantara2">{{Cite web|url=http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/307-Asal-Mula-Nama-Nagari-Minangkabau#|title=Asal Mula Nama Nagari Minangkabau|last=Samsuni|date=|website=|publisher=Cerita Rakyat Nusantara|access-date=23 Mei 2019}}</ref></span>
 
<span data-segmentid="12" class="cx-segment">Mengikuti usulan penduduk setempat, penguasa pendatang setuju dan menurunkan kerbau terbesar, paling berani, dan paling agresif.</span> Adapun p<span data-segmentid="13" class="cx-segment">enduduk setempat menurunkan kerbau bayi yang haus dengan tanduknya yang diasah setajam pisau.</span> <span data-segmentid="14" class="cx-segment">Melihat kerbau dewasa melintasi ladang, kerbau bayi berlari ke atah kerbau dewasa dan segera menyeruduk ke perut kerbau, berharap mendapat susu.</span> <span data-segmentid="15" class="cx-segment">Kerbau besar tidak melihat itu sebagai ancaman dan masih mencari-cari lawan yang sepadan.</span> <span data-segmentid="16" class="cx-segment">Namun, selagi kerbau bayi mencari ambing kerbau dewasa, tanduknya yang tajam menusuk perut dan membunuh kerbau dewasa. Penduduk setempat memenangkan adu kerbau, dan mengabadikannya dengan menamakan suku bangsa mereka "Minangkabau".</span><span data-segmentid="16" class="cx-segment"><ref name="Cerita Rakyat Nusantara2" /><ref name="Sengketa Tiada Putus" /></span>