Pendudukan Indonesia atas Timor Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 157:
=== Operasi Sapu Bersih: 1983 ===
 
Kegagalan kampanye kontra-pemberontakan Indonesia yang berturut-turut membuat elit militer Indonesia menginstruksikan komandan Koresor Sub regional Dili, Kolonel Purwanto untuk memulai pembicaraan damai dengan komandan Fretilin [[Xanana Gusmão]] di daerah yang dikuasai Fretilin pada Maret 1983. Ketika Xanana berusaha untuk meminta Portugal dan PBB dalam negosiasi, KomandanPanglima ABRI Benny Moerdani melanggar gencatan senjata dengan mengumumkan serangan kontra-pemberontakan baru yang disebut "Operasi Sapu Bersih" pada Agustus 1983, menyatakan, "Kali ini jangan main-main. Kali ini kita akan pukul mereka tanpa ampun."<ref>''Sinar Harapan'', 17 August 1983, quoted in Taylor 1991: 142</ref>
 
Runtuhnya perjanjian gencatan senjata diikuti oleh gelombang pembantaian baru, [[eksekusi kilat]] dan "penghilangan" di tangan pasukan Indonesia. Pada Agustus 1983, 200 orang dibakar hidup-hidup di desa Creras, dengan 500 lainnya tewas di sungai terdekat.<ref name="Taylor 1985 p. 23"/> Antara Agustus dan Desember 1983, Amnesty International mendokumentasikan penangkapan dan "penghilangan" lebih dari 600 orang di ibu kota saja. Kerabat korban diberitahu oleh pasukan Indonesia bahwa "orang yang hilang" dikirim ke Bali.<ref>East Timor, Violations of Human Rights: Extrajudicial Executions, "Disappearances", Torture and Political Imprisonment, 1975–1984, p. 40</ref>