Perkembangan surat kabar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
Baris 8:
Pada masa awal, khususnya di Amerika dan Eropa, surat kabar cetak hadir dan berkembang dengan semangat untuk melepaskan diri dari bentuk [[intervensi]] oleh penguasa atau pemilik otoritas pemerintahan yang mewajibkan agar adanya sensor atas setiap informasi yang dipublikasikan di surat kabar sehingga informasi yang terkandung di dalamnya tidak bersifat merugikan pihak pemerintah itu sendiri.
 
Pada tahun 19601690, [[Benjamin Harris]] mengawali penerbitan surat kabar Amerika yang pertama dengan nama ''[[Publick Occurrences Both Forreign and Domestick]]'', yang salah satu kontennya mengangkat tentang dugaan perselingkuhan antara Raja Prancis dengan menantunya.<ref name="Dominick, J. R. 2008"/> Akibat pemberitaan yang sensitif tersebut, otoritas pemerintahan kolonial akhirnya memberhentikan kegiatan produksi dari surat kabar ini. Surat kabar ini terbit untuk pertama dan terakhir kali pada tanggal 25 September 19601690 [http://www.paperage.com/issues/nov_dec2004/11_2004newspapers.pdf]. Belasan tahun setelah peristiwa ini, James Franklin, menerbitkan lagi sebuah surat kabar dengan tanpa melalui perizinan dari pemerintah. Surat kabar tersebut berjudul ''[[New England Courant]]''. Akibatnya, James Franklin kemudian dijebloskan ke penjara oleh otoritas pemerintah lokal pada saat itu. Setelah peristiwa itu, sang adik yakni [[Benjamin Franklin]] kemudian pindah ke Philadelphia dan memulai sebuah surat kabar yang bernama ''[[Pennsylvania Gazette]]''.
 
Peristiwa yang kemudian menjadi titik awal kebebasan menyampaikan informasi melalui surat kabar, yakni persitiwa pemberitaan yang mengkritik pemerintahan Inggris di New York. Kritikan ini disampaikan oleh [[John Peter Zenger]] melalui sebuah paper. Walaupun Zenger sempat dipenjara atas tuduhan melakukan fitnah melalui kasus ini, tetapi berkat sang pengacara bernama Andrew Hamilton, Zenger akhirnya memenangkan kasus ini dengan pembelaan bahwa pernyataan yang benar bukanlah fitnah.