Pada bulan Oktober 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara resmi melantik menteri Kabinet Bersatu II.<ref name=setneg>{{cite news|url=http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4087|title= Setneg: Presiden Lantik Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Periode 2009-2014|date=22 Oktober 2009|publisher=Hubungan Masyarakat Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia|accessdate=22 Oktober 2009}}</ref> [[Endang Rahayu Sedyaningsih]] ditunjuk sebagai pengganti Siti Fadilah sebagai Menteri Kesehatan yang baru.<ref name=Vivabola>{{cite news|url=http://m.bola.viva.co.id/news/read/99195-endang_dilantik__siti_fadilah_absen|title=Endang Dilantik, Siti Fadilah Absen|author=Umi Kalsum, Nur Farida Ahniar, Muhammad Hasits|date=22 Oktober 2009|accessdate=22 Oktober 2009|publisher=Viva News|archive-date=2016-03-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20160304222121/http://m.bola.viva.co.id/news/read/99195-endang_dilantik__siti_fadilah_absen|dead-url=yes}}</ref>
== Perjalanan melawan Flu Burung 2005 ==
[[Flu burung]] menerjang [[Vietnam]] pada tahun 2004,<ref name='no1'>{{cite web
| last =detikNews
| first =
| authorlink =
| coauthors =
| title =Lagi, Korban Jiwa Akibat Flu Burung di Vietnam
| work =
| publisher =
| date =29 Januari 2005
| url =
}}</ref> kemudian menyusul [[Thailand]] dan [[China]], Setelah ia baru ia saja mengatasi [[busung lapar]] [[Nusa Tenggara Barat]] ternyata muncul berita di TV bahwa dua anak dan satu bapak menderita panas, sesak nafas
dan kemudian meninggal sangat cepat. Ia pun dengan segera melakukan rapat lengkap dengan para dokter yang merawat, para pakar dan pejabat.{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=2}}
=== Obat Tamiflu ===
[[WHO]] menganjurkan pemerintah [[Indonesia]] harus menyetok Obat [[Tamiflu]] (nama generik: ''[[Oseltamivir]]''), sebagai menteri Kesehatan dengan susah payah Pemerintah menganggarkan dana, tetapi saat dana sudah ada ternyata obat [[Tamiflu]] tersebut habis di stok negara maju. Sehingga ia harus mencari jalan ke luar untuk mendapatkan obat ''[[Oseltamivir]]'' dari India yang memiliki lisensi dari Roche. Ia mendapatkan sedikit sumbangan dari [[Thailand]] dan [[Australia]] yang memiliki sedikit persediaan. diborongnya obat [[Tamiflu]] oleh negara-negara maju yang tidak memiliki kasus [[Flu Burung]], sungguh sangat mengecewakan baginya.{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=3}}
=== Penularan antar manusia ke manusia tidak terbukti ===
Para [[ilmuwan]] bertambah memuncak disaat terjadi kematian berturut-turut sejumlah tujuh orang pada satu keluarga di [[Tanah Karo]], [[Sumatra Utara]]. Dunia pun geger dengan pemberitaan televisi [[CNN]] yang menyatakan adanya penularan antar manusia telah terjadi di [[Tanah Karo]].{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=6}} Penularan langsung antar manusia di [[Indonesia]] menjadi suatu berita yang dipercaya. [[Indonesia]] pun akan menghadapi masalah besar, karena pasti akan diisolasi, tidak boleh
ada sesuatu pun yang ke luar dari [[Indonesia]] dan juga
tidak ada yang boleh masuk ke [[Indonesia]].{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=14}} Detak ekonomi akan berhenti, apalagi bisnis [[pariwisata]] pasti akan tamat. Tidak mengertikah mereka, bila kesimpulan itu menyangkut nasib lebih dari 240 juta rakyat [[Indonesia]].{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=15}} Maka ia harus berbuat sesuatu untuk menepis atau menolak pernyataan [[WHO]] tersebut. Pertama, Ia tegur keras [[WHO]] Indonesia dalam menyimpulkan sesuatu yang belum tentu betul dan mempunyai konsekuensi yang berat bagi negara [[Indonesia]]. Seharusnya masalahnya didiskusikan lebih dahulu sebelum memberikan kesimpulan ke [[CNN]]. Kedua, ia mempertanyakan, bagaimana data sequencing DNA virus dari [[Tanah Karo]] yang dikirim ke WHO CC. Ketiga, segera cabut berita di [[CNN]], atau akan protes ke [[PBB|Perserikatan Bangsa Bangsa]] (PBB).{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=15}}
Kemudian konferensi pers di gelar. Ratusan
wartawan dari dalam maupun luar negeri berdatangan. Ia menyatakan bahwa berita tentang penularan [[Flu Burung]] secara langsung dari manusia ke manusia di [[Tanah Karo]] adalah tidak benar. Karena bila benar; korban yang pertama adalah tenaga kesehatan yang merawat mereka. Dan kematian di daerah korban akan sangat banyak bukan puluhan tapi mungkin ribuan. Yang paling penting untuk menyimpulkan penularan langsung dari manusia ke manusia tidak cukup hanya berdasarkan data [[epidemiologi]] seperti yang dilakukan oleh WHO. Tetapi harus dikuatkan dengan data [[virologi]] yang merupakan bukti pasti. Dengan pernyataannya, dunia pun mulai ragu. 24 Jam telepon genggam dia pegang erat ditangannya, karena pasti akan datang pertanyaan dari [[mancanegara]].{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=15}}
=== Semua negara wajib mengirim sampel Virus H5N1 ke WHO dengan mekanisme GISN ===
Virus [[flu burung]] yang sedang melanda dunia terutama di negara yang sedang berkembang dengan angka kematian yang sangat tinggi, yang membuat dunia panik untuk mengatasinya secepat-cepatnya.{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=11}} [[WHO]] memperlakukan [[flu burung|virus H5N1]] dengan peraturan yang sama dengan Seasonal Flu Virus. Negara-negara yang mengalami wabah Flu Burung pada manusia harus menyerahkan [[flu burung|virus H5N1]] ke [[WHO CC]], dan hanya "disuruh" menunggu konfirmasi diagnosis dari virus yang dikirim tersehut. Tetapi setelah itu negara pengirim tidak pernah tahu. Diapakankah virus tersebut, dikirim kemanakah [[virus]] tersebut, dan apakah akan dibuat [[vaksin]] oleh Industri farmasi atau bahkan diproses menjadi [[senjata biologi]]{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=11}} (hanya menduga didalam hati kecil ibu menteri). Apa hak dari si pengirim virus yang biasanya adalah negara yang sedang berkembang dan [[negara miskin]].{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=11}}
=== Bayang-bayang Penjajah ===
Terbayang dalam pikiran seorang Siti Fadillah seorang warga [[Vietnam]] yang mati
karena [[Flu Burung]] ditangisi anak istri, sanak saudara serta tetangganya. Kemudian virus dari orang [[Vietnam]] yang telah mati tersebut sampelnya diambil dan dikirim ke [[WHO CC]] (WHO Collaborating Center), untuk dilakukan ''risk assesment'', ''diagnosis'', dan kemudian dibuat seed virus. Dari seed virus inilah kemudian digunakan untuk membuat [[vaksin]].{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=8}} Pengiriman virus Influenza di WHO yang sudah berlangsung selama 50 tahun, dengan dalih oleh karena adanya GISN (Global Influenza Surveilance Network). Sehingga negara-negara penderita [[Flu Burung]] tampak tidak berdaya menjalani ketentuan yang digariskan oleh WHO melalui
GISN dan harus patuh meskipun ada ketidak-adilan. Semenjak 50 tahun lalu, 110 negara di dunia yang mempunyai kasus Influenza biasa (seasonal Flu) harus mengirimkan spesimen virus secara sukarela, tanpa ada yang protes.{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=8}} Virus yang diterima GISN sebagai wild virus menjadi milik GISN.{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=8}} Dan kemudian diproses untuk risk assesment dan riset para pakar. Disamping itu juga diproses menjadi seed virus. Dan dari seed virus dapat dibuat suatu vaksin, di mana setelah menjadi vaksin, didistribusikan ke seluruh Negara di dunia secara komersial. Termasuk negara penderita yang mengirim sampel virus harus membeli vaksin tersebut dengan harga yang hanya ditentukan oleh produsen vaksin yang hampir semuanya bercokol di negara industri yang kaya. Tentu dengan harga yang sangat mahal tanpa memperdulikan alasan sosial kecuali alasan ekonomi, semata. Sungguh suatu ciri khas [[kapitalisme]].{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=8}}
=== Bekerjasama dengan Baxter untuk membuat Vaksin Strain Indonesia ===
Pada akhir tahun 2005, Siti Fadillah kedatangan tamu dari perusahaan pembuat vaksin, [[Baxter International|Baxter International Inc]]. dari Chicago (Amerika Serikat). Dan seperti juga para pedagang lainnya yang menawarkan [[vaksin]], [[Baxter International|Baxter]] juga mempromosikan kemampuannya membuat [[vaksin]].{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=24}} Dan lagi-lagi menawarkan vaksin [[Flu Burung]] untuk manusia dengan Strain [[Vietnam]]. Siti Fadillah tahu persis dari pengetahuan maupun pengalamannya, bahwa vaksin harus spesifik sesuai dengan virus penyebabnya.{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=24}} Tampilan klinis kasus di Indonesia dengan Vietnam berbeda dilihat dari angka kematiannya, tipe virusnya pun berbeda. Virus Flu Burung di Indonesia disebut sebagai Clade 2 sedang di Vietnam termasuk Clade 1. Mengapa
saya harus menggunakan vaksin yang dibuat dari virus Vietnam? Pernyataan Siti Fadillah itupun mengagetkan para penawar vaksin dari [[Baxter International|Baxter]]. Mengapa ''Minister'' (menteri) bertanya demikian? Kemudian Jawab Siti Fadillah; bahwa saya mempunyai asumsi (yang sebenarnya lebih kepada suatu [[hipotesis]]) virus dengan strain Indonesia lebih virulen (ganas) dari pada yang lainnya. Dan kalau dibuat vaksin nantinya akan lebih ''cross protective'' dibanding dengan lainnya. Artinya vaksin dengan strain Indonesia bisa digunakan lebih luas dibandingkan dengan vaksin dari strain lainnya.{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=24}} Lima bulan kemudian asumsi, ataupun hipotesisnya terbukti. Virus Indonesia mempunyai virulensi yang jauh lebih kuat di banding dengan virus lainnya. Hal ini diumumkan setelah dilakukan penelitian yang seksama oleh [[Baxter International|Baxter]],{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=24}}. Dan Uniknya Siti Fadillah mendengar hal tersebut langsung dari berita yang disiarkan melalui CNN. Siti Fadillah pun bersyukur sambil berucap, {{Cquote|Alhamdulillah, saya meyakini hipotesis tersebut, dimana pada saat itu tak seorang pun memikirkan bahwa vaksin yang dibuat dari virus Vietnam akan berbeda dengan yang dibuat dari virus Indonesia.}}
Kim Bush pun memberikan apresiasinya dengan mengirimkan email, perwakilan [[Baxter International|Baxter]] di Indonesia, "congratulations, Your Minister is one step ahead". Dengan merasa bahagia. Bukan karena pujian dari Kim Bush. Tetapi dia yakin temuan tersebut adalah
[[:my:Rahmat|rahmat]] [[Allah]] yang diturunkan kepada kita bila kita bisa membaca petunjuknya. Bayangkan seluruh dunia tadinya hanya mengenal satu jenis vaksin [[Flu Burung]] yaitu Strain Vietnam. Mata dunia menjadi terkejut dengan berita tersebut. Ternyata ada vaksin [[Flu Burung]] untuk manusia yang lebih baik kekuatannya yaitu yang berasal dari strain Indonesia.{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=25}} Menteri Kesehatan Amerika (Secretary of Health and Human Services), Michael O. Leavitt memesan 20 juta dosis vaksin dengan strain Indonesia kepada [[Baxter International|Baxter]].{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=25}} Kerjasama antara pemerintah Indonesia dalam [[Kementerian Kesehatan Republik Indonesia|hal ini Departemen Kesehatan RI]] dengan perusahaan Baxter berdasarkan prinsip kesetaraan atau satu level, duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Kita sebagai negara yang berdaulat tidak perlu merasa lebih rendah walaupun tidak punya teknologi tinggi, dana yang minim maupun expert yang jumlahnya masih sangat terbatas. Tetapi kita mempunyai suatu hal yang sangat berharga yaitu Virus! Sedangkan [[Baxter]] memiliki teknologi dan uang. Semua hal dibicarakan secara transparan. Dalam setiap negosiasi [[Baxter]] dan Indonesia didampingi oleh lawyer(pengacara) masing-masing. Saling menghormati dan saling mempercayai. Hal ini sangat berbeda dengan kejadian sebelumnya. Setiap kali berhubungan dengan [[WHO]] soal vaksin [[Flu Burung]], [[Indonesia]] tidak mempunyai hak sama sekali. Sungguh suatu penghinaan yang luar biasa. Meskipun [[Indonesia]] yang mengirim virus, yang mempunyai hak adalah negara industri yang memiliki teknologi tinggi. Sehingga Kalau negara miskin menderita wabah [[Flu Burung]], maka akan bertambah miskin. Tetapi negara industri yang tidak menderita wabah Flu Burung akan bertambah kaya karena perdagangan vaksinnya.{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=27}}
=== Australia mencuri virus H5N1 Indonesia ===
Telepon genggam Siti Fadillah berdering setelah lepas membaringkan badannya disofa yang ternyata penelepon tersebut adalah penyiar radio Australia (ABC).{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=34}} Penelepon tersebut menanyakan apakah anda bersedia diwawancarai soal [[Flu Burung]]? Maka jawab Siti Fadilah: Ahh saya jawab mau saja toh saya sedang punya waktu longgar. Penelepon mempertanyakan; apakah anda akan melakukan MOU dengan [[Baxter]] dalam pembuatan [[vaksin]] Strain Indonesia? Siti Fadillah jawab; ya! Penelepon menanyakan; Apakah anda mempunyai hak dalam hal kerjasama tersebut? Siti Fadillah jawab; ya pasti dong. Dan dia menanyakan
Lagi; apakah anda tahu bahwa ada perusahaan [[Australia]] sudah membuat [[vaksin]] dengan strain Indonesia? Wahh, saya tidak tahu, jawab Siti Fadillah. Dari mana Australia mendapat virus Indonesia? Siti Fadillah bertanya balik. Saya tidak pernah memberikan padanya. Saya tidak pernah dimintakan ijin untuk itu. Dan bahkan saya tidak pernah diberitahu, kecuali oleh pertanyaan anda ini. Lebih lanjut penyiar Radio Australia menanyakan; apakah anda menganggap bahwa Australia mencuri virus
anda? Dengan santai Siti Fadillah menjawab: "''Yeahh, something like that''".{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=34}} Siti Fadillah pun tidak sadar, ternyata wawancara tadi adalah on air. Artinya secara langsung didengarkan
oleh jutaan orang di [[Australia]], bahkan mungkin juga di negara-negara kawasan Asia Pasifik. Maka besok paginya gegerlah seluruh media masa internasional dengan headline news: '''''"Menteri Kesehatan Republik Indonesia menuduh Australia mencuri virus H5N1 Indonesia"'''''. TV Australia segera menelponnya untuk datang ke Indonesia dengan
rujuan mewawancarai langsung. TV "NHK" Jepang, TV "Aljazeera", koran "Wall Street Journal", juga menghubungi untuk wawancara langsung dan masih banyak lagi. Warga dunia terkejut, kaget mendengar isu tersebut. Sehingga pemerintah Australia perlu mengirimkan 2 stafnya untuk minta maaf dan klarifikasi.{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=35}} Mereka bertemu dengan eselon 1 (Kabadan Litbangkes Depkes) dan membicarakan tentang hal tersebut. Mereka mengatakan bahwa yang memproduksi [[vaksin]] strain Indonesia bukan pemerintah Australia. Tetapi perusahaan swasta Australia, [[CSL]], yang bekerjasama dengan [[WHO]] Australia (Mereka mendapatkan virus Indonesia dari [[WHO CC]]).{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=35}} Mulai saat itu berita tentang Siti Fadillah dalam menolak mengirimkan virus ke [[WHO]], sebagai protes mempertahankan kedaulatan bangsa dan hak [[negara berkembang]] atas penindasan [[WHO]] menjadi berita penting di media massa dunia, di internet di berbagai televisi internasional dan dimana saja.{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=36}}
=== Delegasi WHO ke Indonesia ===
Sikap Indonesia yang tegas menolak mengirim [[Flu Burung|Virus H5N1]] ke [[WHO]] lagi, diekspos begitu luas oleh berbagai media kredibel di dunia, benar-benar membuat WHO gerah. Akhirnya [[delegasi]] [[WHO]] datang juga ke Indonesia dipimpin oleh [[:en:David L. Heymann|David Heymann]], Asistant to Director General WHO yang bertanggung jawab terhadap [[Flu Burung]], dan Keiji Fukuda, bersama dengan staf stafnya, termasuk seorang lawyer perempuan. Pertemuan diadakan di kantor Siti Fadilah, di ruang Cut Mutiah di lantai 2, ruang rapat khusus yang jumlah kursinya terbatas. Delegasi dari Indonesia langsung pimpinannya dan diikuti oleh hampir semua eselon 1 nya, serta sebagian eselon 2 yang terkait. Mulailah rapat tersebut dibuka resmi dan langsung ke titik, ke pokok masalah utama. Pertanyaan mereka sangat klasik. "Mengapa anda tidak mau mengirim virus ke WHO?" Maka jawab Siti Fadilah, "Saya mau mengirim virus dan itu saya sudah lakukan selama setahun. Tetapi saya sadar bahwa anda tidak menghormati bahwa virus yang saya kirim itu adalah
milik kami, milik negara Indonesia, milik bangsa Indonesia, milik rakyat Indonesia. Maka kalau anda bersedia mengakui bahwa virus itu milik kami, yaitu dengan jalan menandatangani MTA (''Material Transfer
Agreement'').
Maka saya akan mengirim kembali virus-virus tersebut. Tentu saja bukan untuk diperjual belikan sebagai vaksin. Tetapi untuk kepentingan kesehatan masyarakat saja. Yaitu untuk risk assesment." [[:en:David L. Heymann|David Heymann]] mengatakan, "Kalau anda mau
mengirim kembali virus-virus tersebut tanpa syarat, anda akan kami bantu dalam capacity building. Laboratorium anda akan kami jadikan reff Lab. Dan apa pun kebutuhan anda yang lain?! Apa anda butuh vaksin yang sudah jadi dan berapa dosis yang anda butuhkan?
Semuanya, kami akan penuhi." Siti Fadilah menjawab, "Kita tidak butuh apa-apa, kecuali meminta [[WHO]] dengan mekanisme GISN (''Global Influenza Surveillance Network'')
untuk bersikap adil terhadap negara negara yang sedang berkembang yang biasanya menderita infeksi. Hargailah hak mereka yang menderita, hak untuk memiliki virus yang mungkin sudah membunuh rakyatnya. Saya ataupun mereka bukan pengemis yang minta-minta dibantu. Dan kemudian harus menurut saja kepada kemauan anda untuk agar kami berjalan di dalam koridor ketidak-adilan bahkan didalam koridor penjajahan. Kalau saja kepemilikan virus oleh negara yang mengirim virus itu diakui, segalanya akan bisa kita peroleh bukankarena anda beri tetapi
kita menjadi mampu memiliki itu semua dengan cara
yang bermartabat. [[:en:David L. Heymann|Mister Heymann]], sadarkah anda hahwa [[WHO]] melalui mekanisme GISN nyata-nyata telah bertindak tidak adil?" [[:en:David L. Heymann|Heymann]] menjawab, "Yes, that's life Mom. GISN telah 50 tahun keberadaannya, tidak akan mungkin dirubah lagi." Maka dijawab Siti Fadilah, "Saya yakin bisa dirubah. Dan bisa dirubah atau tidak, bukan tergantung kepada anda. Tetapi tergantung kesepakatan negara sedunia, dalam hal ini adalah melalui forum WHA (''World Health Assembly Meeting''). "
[[:en:David L. Heymann|Heyman]] diam.{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=41}}
Dua hal prinsip yang tidak bisa dipertemukan pada pertemuan ini adalah:{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=42}}
*Pertama, [[WHO]] tetap ngotot Indonesia harus menyerahkan virus tanpa syarat apa pun seperti mekanisme baku yang ada di GISN.
*Kedua, Indonesia dengan tegas menyatakan bahwa bersedia mengirim virus asalkan WHO mengakui kepemilikan virus tersebut adalah milik Indonesia dengan jalan menandatangani MTA (dimana isinya termasuk menjelaskan untuk keperluan apa virus itu diambil). Kalau hanya untuk keperluan public health, atau diagnosis dan untuk pengkajian risiko, Indonesia tidak keberatan. Tetapi Indonesia tidak setuju bila WHO memindah-tangankan virus/seed virus kepada siapa pun termasuk kepada industri farmasi produsen vaksin dan kemudian diperdagangkan dan yang terakhir seed virus tidak boleh dipatenkan (saat ini beberapa orang telah mematenkan atas nama pribadi)
Perdebatan berjalan terus. Apalagi sewaktu Delegasi Indonesia mempersiapkan press release. [[:en:David L. Heymann|David Heymann]] maunya konsep yang dia buat yang harus disampaikan bersama ke wartawan, dimana isi dari konsep tersebut Indonesia harus mengirim virus H5N1 kembali ke WHO CC tanpa syarat. Indonesia pun tetap bersikukuh bahwa virus akan kita kirim bila WHO setuju dengan MTA. Tidak terasa pertemuan sudah berlangsung hampir tujuh jam.
sikap [[WHO]] "sedikit melunak" dengan menawarkan konsesus atau kesepakatan antar negara yang sedang berkembang. Maksudnya apa yang menjadi keinginan negara-negara sedang berkembang akan ditampung dan diakomodasi. [[:en:David L. Heymann|David Heymann]]
mengusulkan diadakan HLTM (''High Level Technical
Meeting'').{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=44}}
Sedangkan Siti Fadillah mengusulkan HLM (''High Level Meeting'')
on Responsible Practises for Sharing Avian Influenza Viruses and Resulting Benefits" di Jakarta pada 26-28 Maret 2007, yang rencananya akan dihadiri oleh 13 negara (''like minded countries''). WHO hanya
bersedia membiayai HLTM, sedangkan HLM atas biaya pemerintah RI. Indonesia pun sepakat untuk melaksanakan HLTM di Jakarta pada bulan Maret 2007. Selesailah pertemuan Delegasi WHO tersebut.{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=45}}
=== HLTM di Jakarta ===
Persiapan HLTM dan HLM sangat sempit sekali, yaitu hanya 3 minggu padahal harus mengundang 40 negara sahabat belum lagi dokumen-dokumen yang harus disiapkan. Perwakilan tetap RI pun mengirimkan 4 staffnya dan 4 orang dari Departemen Luar Negeri RI, Jakarta. Ke Departemen Kesehatan untuk menjadi Panitia.{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=48}} Agenda pertama adalah mengundang para Duta Besar negara-negara sahabat ke departemen kesehatan RI dengan tujuan menyampaikan undangan ke negaranya masing-masing. Dan agar membantu memberikan dorongan kepada Menteri mereka di negaranya agar dapat menghadiri pertemuan yang sangat penting ini. Dr. David Heymann, yang sudah dikenal sebagai pejabat WHO yang sangat berperan dalam isu Flu Burung ini, mengajak pertemuan sehari sebelum pembukaan HLTM. Siti Fadilah pun megundangnya ke kediamannya di jalan Denpasar.{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=48}} Siti Fadillah dan David Heymann berdialog tentang masalah mekasime GISN yang ingin di ubah siti fadillah, selain itu David Heymann juga melihat isi pidato Siti Fadillah yang akan di pidato kan besok dan Siti Fadillah pun minta koreksi agar pidatonya diperbaiki David Heymann mencoret bagian-bagian yang menurutnya tidak perlu tetapi Siti Fadillah tidak memperdulikan coretannya dan tetap menyuarakan pidato asalnya.{{sfn|Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung|2007|p=54}}
== Penghargaan ==
|