Teuku Ben Mahmud: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
Baris 29:
Pada Tahun 1900, pasukan [[marsose]] Belanda berhasil memasuki Kota Blangpidie setelah memindahkan posisinya dari [[Susoh, Aceh Barat Daya|Susoh]]. Belanda membangun tangsi (bivak) marsose dengan kekuatan satu Satuan Setingkat Kompi (SSK). Setelah Belanda merebut wilayah Blangpidie pada tahun 1900, Teuku Ben Mahmud melakukan gerilya dari [[Kuala Batee, Aceh Barat Daya|Kuala Batee]] hingga hulu [[Singkil]]. Bahkan ia sempat membantu perlawanan [[Sisingamangaraja XII]] di daerah [[Kabupaten Dairi|Dairi]].
Pada 7 April 1901, pasukan Teuku Ben Mahmud dengan kekuatan sekitar 500 orang menyerang pasukan Belanda, sehingga membuat pasukan marsose Belanda yanh dipimpin Letnan Helb kocar kacir. Dalam pertempuran tersebut, Teuku Ben Mahmud dibantu oleh panglima-panglima yang gigih dan tangguh antara lain Haji Yahya dari Aluepaku, [[Sawang, Aceh Selatan|Sawang]], Said Abbdurrahman dari Terbangang dan [[Teuku Cut Ali]] dari Kluet.
Pada tahun 1905, tangsi Blangpidie kembali diserang oleh pasukan Teuku Ben Mahmud dengan kekuatan sekitar 200 pejuang dengan senjata api dan kelewang. Penyerbuan fase kedua ini ke dalam tangsi Belanda itu telah menewaskan 47 orang dari pasukan Teuku Ben Mahmud. Hal itu terjadi karena kurangnya persiapan dan taktik serta ketidakseimbangan kekuatan antara pasukan Teuku Ben Mahmud dengan pasukan Belanda.
mengBelanda berhasil menyandera beberapa anggota keluarga dan pasukan Teuku Ben Mahmud. Setelah itu ingiteiannya lagi untuk men yang sudah menurun, sehingga diserahkan kepada puteran,yturun gunung dan berdamai aiman
Setelah beberapa anggota keluarganya ditangkap oleh Belanda, Teuku Ben Mahmud dan 160 orang pasukannya terpaksa turun gunung pada 1908. Karena dianggap masih memiliki pengaruh terhadap perlawanan melawan Belanda, Teuku Ben Mahmud akhirnya dibuang ke [[Kota Ambon|Ambon]] pada 1911. Tidak diketahui secara pasti kondisi Teuku Ben Mahmud dalam pengasingannya di Ambon.
|