Suciwati: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 35:
Setelah kematian Munir dia bekerja di Yayasan Tifa Suciwati mendorong dukungan terhadap pembela hak asasi manusia dan korban pelanggaran HAM berat. Membuat program Human Right Support Facility bekerja sama dengan Dompet Duafa membantu bea pendidikan keluarga korban, kesehatan, dan kursus ketrampilan.
Suciwati juga menginisiasi demontrasi damai'melawan lupa' yang lebih dikenal Aksi Kamisan depan istana dimulai tanggal 18 Januari 2007 yang hari ini masih eksis dan sekarang merambah ke 46 kota yg melakukan hal serupa. Mengingatkan negara bahwa kejahatan kemanusiaan di Indonesia belum pernah menghukum pelakunya dan harus diselesaikan oleh pemerintah. Setelah pindah ke Batu pada th 2013 Suciwati bersama teman2 nya yaitu Smita Noto Susanto, Andi Achdian, Mufti Makarim mendirikan Museum HAM Munir pada tanggal 8 Desember
Pada tanggal 14 September 2022 Suciwati meluncurkan buku berbasis biografi Munir dan Suciwati yang berjudul "Mencintai Munir" bagi dia judul ini berarti mencintai kebenaran dan keadilan seperti perjuangan yang dilakukan oleh almarhum suaminya, Munir semasa hidupnya.
|