Teuku Ben Mahmud: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 45:
Meskipun telah turun gunung, Teuku Ben Mahmud tetap diawasi oleh Belanda. Secara diam-diam Teuku Ben masih terus menyemangati pejuang Aceh bahkan sempat memerintahkan untuk membunuh seorang mata-mata Belanda. Karena dianggap masih memiliki pengaruh terhadap perlawanan melawan Belanda, Teuku Ben Mahmud dan beberapa keluarganya akhirnya dibuang ke [[Kota Ambon|Ambon]], [[Maluku]] pada tahun 1911. Tidak diketahui secara pasti kondisi Teuku Ben Mahmud dalam pengasingannya di Ambon.
 
Meskipun perjuangan Teuku Ben Mahmud terhenti setelah ia dibuang ke Ambon. Namun semangat perjuangannya tetap diteruskan oleh anaknya Teuku Banta Sulaiman dan pasukan nya yang lain. Bahkan penyerangandisinyalir tangsi[[peristiwa Belanda11 olehSeptember [[Teungku Peukan1926]] danatau pasukannyapenyerangan daritangsi [[Manggeng,Belanda Acehdi BaratBlangpidie Daya|Manggeng]]oleh padapasukan 11[[Teungku September 1926Peukan]] juga disinyalirdilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh semangat perjuangan Teuku Ben Mahmud.
 
Penerus Teuku Ben Mahmud, Teuku Banta Sulaiman selanjutnya juga diasingkan oleh Belanda dan dibuang ke [[Peureulak, Aceh Timur|Peureulak]], [[Aceh Timur]] pada tahun 1919 kemudian dipindahkan ke [[Kutaraja]] hingga masuknya [[Jepang]] ke Aceh baru ia bisa kembali pulang ke Blangpidie. Saudaranya, Teuku Karim bin Teuku Ben Mahmud turut melakukan perlawanan melawan Belanda hingga masuknya Jepang pada tahun 1942