Universitas Gadjah Mada: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Thoriq85 (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan visualeditor-wikitext
Thoriq85 (bicara | kontrib)
Penambahan Foto Sejarah
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 51:
 
Serangan Belanda ke ibu kota Republik Indonesia di Yogyakarta dalam rangka [[Agresi Militer Belanda II]] melumpuhkan semua kegiatan belajar mengajar di Yogyakarta, Klaten dan Surakarta dan semua perguruan tinggi tersebut terpaksa ditutup dan para mahasiswa ikut berjuang.
[[Berkas:Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada 3.jpg|jmpl|Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada]]
Setelah serangan Belanda, wilayah Republik Indonesia menjadi semakin sempit. Pada tanggal 20 Mei 1949, diadakan rapat Panitia Perguruan Tinggi, di Pendopo Kepatihan Yogyakarta yang dipimpin oleh Prof. Dr. Soetopo, dengan anggota rapat antara lain, [[Sri Sultan Hamengkubuwono IX]], Prof. Dr. M. [[Sardjito]], Prof. Dr. [[Prijono]], Prof. Ir. [[Wreksodiningrat|Wreksodhiningrat]], Prof. Ir. Harjono, Prof. Sugardo dan Slamet Soetikno, S.H. Salah satu hasil rapat adalah pendirian perguruan kembali di wilayah republik yang masih tersisa, yaitu Yogyakarta. Disepakati Prof. Ir. [[Wreksodiningrat]], Prof. Dr. [[Prijono]], Prof. Ir. Harjono, dan Prof. Dr. M. [[Sardjito]] akan berusaha keras mewujudkannya. Kesulitan utama saat itu adalah tidak adanya ruangan untuk kuliah. Namun Sri Sultan Hamengkubuwono IX bersedia meminjamkan ruangan keraton dan beberapa gedung di sekitarnya<ref name=":0" />.
 
Setelah serangan Belanda, wilayah Republik Indonesia menjadi semakin sempit. Pada tanggal 20 Mei 1949, diadakan rapat Panitia Perguruan Tinggi, di Pendopo Kepatihan Yogyakarta yang dipimpin oleh Prof. Dr. Soetopo, dengan anggota rapat antara lain, [[Sri Sultan Hamengkubuwono IX]], Prof. Dr. M. [[Sardjito]], Prof. Dr. [[Prijono]], Prof. Ir. [[Wreksodiningrat|Wreksodhiningrat]], Prof. Ir. Harjono, Prof. Sugardo dan Slamet Soetikno, S.H. Salah satu hasil rapat adalah pendirian perguruan kembali di wilayah republik yang masih tersisa, yaitu Yogyakarta. Disepakati Prof. Ir. [[Wreksodiningrat]], Prof. Dr. [[Prijono]], Prof. Ir. Harjono, dan Prof. Dr. M. [[Sardjito]] akan berusaha keras mewujudkannya. Kesulitan utama saat itu adalah tidak adanya ruangan untuk kuliah. Namun Sri Sultan Hamengkubuwono IX bersedia meminjamkan ruangan keraton dan beberapa gedung di sekitarnya<ref name=":0" />.
[[Berkas:Selasar Gedung Pusat (Rektorat) UGM.jpg|kirikanan|jmpl|180x180px|Selasar Gedung Pusat (Rektorat) UGM]]
Tanggal [[1 November]] [[1949]], di Kompleks Peguruan Tinggi Kadipaten, Yogyakarta, berdiri kembali Fakultas Kedokteran Gigi dan Farmasi, Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran. Pembukaan ketiga fakultas ini dihadiri oleh Presiden [[Soekarno]]<ref name=":0" />. Pada upacara pembukaan diadakan sebuah renungan bagi para dosen dan mahasiswa yang telah gugur dalam peperangan melawan Belanda, yaitu Prof. Dr. [[Abdulrahman Saleh]], Ir. Notokoesoemo, Roewito, Asmono, Hardjito dan Wurjanto<ref name=":0" />.
 
Baris 59:
 
Tanggal [[3 Desember]] [[1949]] dibuka Fakultas Hukum di Yogyakarta dengan pimpinan Prof. Drs. Notonagoro, S.H<ref name=":0" />. Fakultas ini merupakan pindahan Sekolah Tinggi Hukum Negeri Solo.
 
[[Berkas:Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada 2.jpg|jmpl|Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada]]
Akhirnya tanggal [[19 Desember]] [[1949]], lahirlah Universitas Gadjah Mada dengan enam fakultas. Menurut Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1949, keenam fakultas tersebut adalah<ref name=":0" />:
# Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk Akademi Ilmu Ukur dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Ilmu Alam dan Ilmu Pasti);
Baris 69:
 
Sebagai Rektor yang pertama (Presiden) ditetapkan Prof. Dr. M. [[Sardjito]]. Pada saat yang sama juga ditetapkan Senat UGM dan Dewan Kurator UGM<ref name=":0" />. Dewan Kurator UGM terdiri dari Ketua Kehormatan [[Sri Sultan Hamengkubuwono IX]], dan Ketua adalah [[Sri Paku Alam VIII]], seorang wakil ketua dan anggota<ref name=":0" />.
<gallery>
Berkas:Dies Natalis UGM Harian Umum 3 January 1951 p1.jpg|Dies Natalis UGM (1950-1951)
Berkas:Sukarno receiving his honorary doctorate in law from Universitas Gadjah Mada, Know Indonesia... Know Your Friend, p33.jpg|jmpl|UGM menganugerahi Gelar Doktor Honoris Causa Hukum kepada [[Soekarno|Presiden Soekarno]] (1951)
Berkas:Wellman and Sardjito Nasional 27 Jan 1960 p1.JPG|jmpl|[[Sardjito|Prof. Dr. Sardjito]] berdiskusi dengan Prof. Harry R. Wellman (Pimpinan [[Universitas California|University of California]]) (1960)
</gallery>
 
=== Perkembangan ===
[[Berkas:Selasar Gedung Pusat (Rektorat) UGM.jpg|kiri|jmpl|180x180px|Selasar Gedung Pusat (Rektorat) UGM]]
Tahun [[1952]] Fakultas Hukum, Sosial dan Politik ditambah dengan bagian ekonomi sehingga menjadi Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik HESP)<ref name=":0" />. Pada bulan [[September]] [[1952]] Fakultas Pertanian ditambah dengan Bagian Kehutanan, sehingga menjadi Fakultas Pertanian dan Kehutanan<ref name=":0" />.