Johannes Leimena: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Aivenicloudys (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 86:
Leimena dilahirkan di kota [[Ambon]], [[Maluku]] pada tanggal 6 Maret 1905. Ayahnya, Dominggus Leimena, merupakan guru yang diperbantukan ke sekolah dasar di Ambon, dan ibunya Elizabeth Sulilatu juga merupakan seorang guru. Selama kanak-kanak, Leimena biasa tinggal di kota Ambon itu sendiri atau di kampung-kampung asal orangtuanya di [[Ema, Leitimur Selatan, Ambon|Ema]] atau [[Lateri, Teluk Ambon Baguala, Ambon|Lateri]].{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=7-8}} Dominggus Leimena merupakan keturunan dari raja Ema, dan keluarga Leimena merupakan pemeluk agama Kristen.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=15}} Dominggus meninggal saat Leimena berusia lima tahun dan Elizabeth menikah lagi, sehingga Leimena pindah ke rumah paman dan bibinya sementara ketiga saudaranya tinggal bersama ayah tiri.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=20}} Selama di Ambon, Leimena bersekolah di ''Ambonsche Burgerschool'' yang berbahasa Belanda.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=24}}
 
Pada tahun 1914, Leimena pindah ke [[Cimahi]], [[Jawa Barat]], karena pamannya diangkat menjadi kepala sekolah di sana. Setelah sembilan bulan, pamannya dipindahkan lagi ke Batavia, sehingga Leimena turut kesana.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=25-27}} Di Batavia, Leimena sempat belajar di ''[[Europeesche Lagere School]]'' (ELS, setara sekolah dasar), tetapi kemudian pindah ke ''Paul Krugerschool''. Leimena melanjutkan studinya ke salah satu ''[[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs]]'' (MULO, setara [[Sekolah menengah pertama|SMP]]) yang dikhususkan untuk murid [[Kristen]]. Selulusnya dari MULO, Leimena berniat untuk lanjut ke ''[[Hogereburgerschool]]'' (HBS, setara [[Sekolah menengah atas|SMA]]) atau sekolah teknik ''Koningin Wilhelmina School'' (KWS), tetapi bibinya melarang masuk HBS dan ia gagal seleksi KWS. Ia juga ditolak saat melamar kerja ke kantor pos dan kantor kereta api, sampai akhirnya ia diterima di sekolah kedokteran [[STOVIA]].{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=28-31}}
 
Selama studinya di STOVIA, Leimena aktif dalam organisasi pemuda seperti [[Jong Ambon]] dan ''Christen Studenten Vereniging'' (Perkumpulan Pelajar Kristen).{{sfn|Hitipeuw|1986|p=33}} Ia menjadi tokoh yang berpengaruh dalam organisasi Jong Ambon, pada masa ketika banyak organisasi Ambon yang terbelah antara mendukung gerakan [[Kebangkitan Nasional Indonesia|kebangkitan nasional Indonesia]] atau mendukung pemerintah Hindia Belanda (di bawah Leimena, Jong Ambon awalnya mengambil sikap netral).{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=37-38}} Karena pergaulannya dengan tokoh-tokoh Sumatra seperti [[Amir Sjarifuddin]] dan [[Mohammad Yamin]], Leimena bergabung dengan [[Perhimpunan Teosofi]].{{sfn|Hitipeuw|1986|p=40}} Pergeseran pandangan Leimena ke arah mendukung kemerdekaan Indonesia berlangsung selama pertengahan 1920-an, didorong oleh dibentuknya [[Partai Nasional Indonesia]] oleh [[Soekarno]] dan berkembangnya [[Perhimpoenan Indonesia]] di Belanda. Leimena menjadi salah seorang anggota panitia dalam [[Kongres Pemuda Pertama]] tahun 1926, dan juga [[Kongres Pemuda Kedua]] tahun 1928.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=41-42}} [[Oikumenisme|Gerakan oikumene]] yang pada masa itu baru mulai masuk Indonesia juga menarik perhatian Leimena.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=42-45}} Ia lulus dari [[School tot Opleiding van Inlandsche Artsen|STOVIA]] tahun 1930.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=52}}
 
== Karier ==
Baris 114:
Di bawah kepemimpinan Leimena, sejumlah UU yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat disetujui [[Dewan Perwakilan Rakyat]], termasuk UU yang mencakup aturan yang mewajibkan dokter bekerja sebagai dokter pemerintah minimal tiga tahun sebelum menjadi dokter swasta, memperbolehkan pemerintah melarang klinik-klinik swasta, dan memungkinkan pemerintah untuk mengambil alih jasa medis swasta dalam keadaan genting.{{sfn|Murakami|2015|pp=42-43}} Pada tahun 1952, Leimena juga merumuskan peraturan yang membatasi perizinan membuka praktek kesehatan hanya kepada dokter yang memenuhi kualifikasi dan bukan kepada praktisi medis lain seperti perawat atau bidan.{{sfn|Murakami|2015|p=50}} Dalam hal gizi, Leimena membentuk Lembaga Makanan Rakyat yang berfungsi mendidik masyarakat mengenai nutrisi.<ref>{{cite news |last1=Firmansyah |first1=Manda |title=Sepak terjang Johannes Leimena, Menteri Kesehatan kesayangan Soekarno |url=https://www.alinea.id/nasional/johannes-leimena-menteri-kesehatan-kesayangan-soekarno-b1Xo39oBp |accessdate=22 Juni 2020 |work=alinea.id |date=29 Oktober 2019 |language=id}}</ref>
 
Pada tahun 1953, Leimena melakukan kunjungan kerja ke Eropa dengan pendanaan [[Organisasi Kesehatan Dunia]] (WHO). Di Eropa, ia mengamati sistem kesehatan publik di [[Norwegia]], [[Britania Raya]] (''[[National Health Service]]''), dan [[Yugoslavia]]. Dalam perjalanan pulang, ia juga berkunjung ke [[Mesir]], [[India]], dan [[Singapura]] untuk berpartisipasi dalam kuliah dan diskusi publik selain juga mempelajari sistem kesehatan di sana. Leimena terkesan khususnya oleh sistem kesehatan di [[Norwegia]] yang mengaitkan pentingnya asupan gizi dan kondisi kerja dalam kesehatan publik.{{sfn|Neelakantan|2017|p=48}} Dalam hal urusan luar negeri, Leimena khawatir akan kemungkinan bantuan kesehatan yang digunakan negara maju untuk mempengaruhi kebijakan luar negeri dan politik internal Indonesia, sehingga ia menyerukan agar bantuan kesehatan diberikan tanpa syarat.{{sfn|Neelakantan|2017|p=72}} Periode pertamanya sebagai [[Menteri Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat|Menkes]] berakhir tanggal 30 Juli 1953. Leimena kemudian kembali menjabat sebagai Menkes dalam [[Kabinet Burhanuddin Harahap]] pada 12 Agustus 1955.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=177}}
 
Dalam bulan-bulan terakhir Kabinet Burhanuddin Harahap, Leimena diutus ke [[Jenewa]] untuk merundingkan masalah [[Irian Barat]] dengan [[Belanda]]. Meskipun delegasinya berhasil mendapatkan persetujuan delegasi Belanda terhadap penghapusan [[Uni Belanda-Indonesia]] dan sejumlah konsesi ekonomisi lainnya, pergolakan politik di Indonesia mengakibatkan delegasi tersebut dipanggil kembali. Leimena tinggal di Jenewa selama beberapa waktu dan merasa frustasi, sampai ia sempat mempertimbangkan untuk mundur dari jabatannya karena merasa "seperti nelayan yang sudah menangkap ikan, disuruh dilempar kembali".{{sfn|Feith|2006|pp=451–454}} Setelah jatuhnya Kabinet Burhanuddin Harahap, [[Ali Sastroamidjojo]] dengan sengaja tidak mengundang menteri-menteri dalam kabinet tersebut untuk kembali menjadi menteri, sehingga Leimena tidak lagi menjabat sebagai menteri kesehatan.{{sfn|Feith|2006|p=467}} Sekitar waktu itu, Leimena sudah terpilih menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]] dari dapil [[Maluku]] dan fraksi [[Parkindo]] seusai [[Pemilu 1955]].<ref>{{cite book |title=Hasil rakjat memilih tokoh-tokoh parlemen: Hasil pemilihan umum pertama, 1955 di Republik Indonesia |date=1956 |publisher=C.V. Gita |page=343 |url=http://repositori.dpr.go.id/100/3/HASIL%20RAKYAT%20MEMILIH%20TOKOH-TOKOH%20PARLEMEN_3.pdf |language=id}}</ref>{{sfn|Tim Penyusun Sejarah|1970|p=611}} Setelah DPR hasil pemilihan umum tersebut dibubarkan pada tahun 1959, Leimena ditunjuk kembali sebagai anggota DPR transisional oleh Soekarno. Namun, ia tidak hadir dalam pengambilan sumpah jabatan DPR pada tanggal 23 Juli 1959 dan ia pun mengundurkan diri dari DPR beberapa minggu kemudian.{{sfn|Tim Penyusun Sejarah|1970|p=633}} Leimena juga terpilih sebagai anggota [[Konstituante]] dari dapil Maluku<ref>{{Cite book|last=Kementerian Penerangan|date=1956|url=https://books.google.co.id/books?id=DvxZQtmFr4cC&pg=PA514|title=Kumpulan peraturan-peraturan untuk pamilihan Konstituante|publisher=|pages=514|language=id|url-status=live}}</ref> dan menjadi wakil ketua lembaga tersebut, namun mengundurkan diri setahun kemudian karena ditunjuk sebagai menteri.<ref>{{cite web |title=Dr. J. Leimena |url=http://www.konstituante.net/en/profile/PARKINDO_j_leimena |website=konstituante.net |accessdate=22 Juni 2020}}</ref>