Kabupaten Bogor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
Tag: Pengembalian manual Dikembalikan Suntingan visualeditor-wikitext
Herryz (bicara | kontrib)
k Jangan asal menghapus informasi
Tag: Pengembalian manual Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 33:
| kepadatan = 1817
| kecamatan = 40
| kelurahan = 1916
| desa = 410
| dasar hukum = UU Nomor 14 Tahun 1950<ref name="UU">{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=21 Juni 2022|archive-date=12 Juli 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
Baris 90:
*'''[[Cibinong, Bogor|Kawedanan Cibinong]]''' (mencakup Cibinong, [[Bojonggede, Bogor|Bojonggede]], Tajurhalang, Sukaraja, [[Citeureup, Bogor|Citeureup]], Babakan Madang dan sebagian wilayah [[Kota Depok]] Modern)
*'''[[Parung, Bogor|Kawedanan Parung]]''' (mencakup Parung, Gunungsindur, [[Kemang, Bogor|Kemang]], Rumpin, [[Ciseeng, Bogor|Ciseeng]], dan sebagian wilayah [[Kota Depok]] Modern)
*'''[[Jonggol, Bogor|Kawedanan Jonggol]]''' (mencakup Jonggol, Gunung Putri, [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]], [[Cariu, Bogor|Cariu]], Tanjungsari dan sebagian wilayah [[Kota Depok]] dan sebagian wilayah selatan [[Kota Bekasi]] serta [[Kabupaten Bekasi]])
*'''[[Leuwiliang, Bogor|Kawedanan Leuwiliang]]''' (mencakup [[Leuwiliang, Bogor|Leuwiliang]], Cibungbulang, Ciampea, Pamijahan, dan Dramaga)
*'''[[Kawedanan Jasinga]]''' (mencakup Jasinga, Sukajaya, Tenjo, Nanggung, dan Cigudeg).
[[File:Peta Kawedanan di Bogor.png|thumb|[[Kawedanan Jasinga]] (biru), Kawedanan Parung (oranye), Kawedanan Leuwiliang (merah), Kawedanan Cibinong (kuning), Kawedanan Buitenzorg (hijau toska), Kawedanan Jonggol (hijau).]]
 
Pada tahun 1950-an seiring dengan kebijakan restrukturisasi otonomi daerah, khususnya berkaitan dengan organisasi dan kewilayahan membuat Kabupaten Bogor kehilangan banyak wilayahnya. Di antara beberapa Kawedanan di Kabupaten Bogor, yang paling kehilangan banyak wilayahnya adalah [[Jonggol, Bogor|Kawedanan Jonggol]], seperti [[Cibarusah, Bekasi|Kecamatan Cibarusah]], [[Serang Baru, Bekasi|Kecamatan Serang Baru]], [[Setu, Bekasi|Kecamatan Setu]] dan Desa Kranggan (Sekarang [[Jatisampurna|Kecamatan Jatisampurna]]) dilimpahkan kepada '''[[Kabupaten Bekasi]]'''; [[Cipanas, Cianjur|Desa Batulawang]] dilimpahkan kepada '''[[Kabupaten Cianjur]]'''; dan [[Pangkalan, Karawang|Kecamatan Pangkalan]] serta [[Tegalwaru, Karawang|Kecamatan Tegalwaru]] dilimpahkan kepada '''[[Kabupaten Karawang]]'''.<ref>{{Cite web|title=Sejak era soeharto sudah dibahas pengamat Kabupaten Bogor timur perlu segera direalisasikan|url=https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-013646509/sejak-era-soeharto-sudah-dibahas-pengamat-kabupaten-bogor-timur-perlu-segera-direalisasikan|access-date=2022-08-24}}</ref>
 
Pada tahun 1975, Pemerintah Pusat menginstruksikan bahwa Kabupaten Bogor harus memiliki Pusat Pemerintahan di wilayah Kabupaten sendiri. Atas dasar tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor mengadakan penelitian di beberapa wilayah Kabupaten Bogor untuk dijadikan calon ibukota sekaligus berperan sebagai pusat pemerintahan. Alternatif lokasi yang akan dipilih diantaranya adalah wilayah Kecamatan Ciawi, Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan Parung, Kecamatan Semplak dan Kecamatan Cibinong.
 
Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa yang diajukan ke Pemerintah Pusat untuk mendapat persetujuan sebagai calon ibukota adalah Desa [[Rancamaya, Bogor Selatan, Bogor|Rancamaya]] (saat ini menjadi bagian [[Kota Bogor]]). Akan tetapi Pemerintah Pusat menilai bahwa Rancamaya masih relatif dekat letaknya dengan Pusat Pemerintahan [[Kota Bogor]] dan dikhawatirkan akan masuk ke dalam rencana perluasan dan pengembangan wilayah [[Kota Bogor]].
 
Setelah mempertimbangkan rencana pembentukan [[Kota Depok|Kota Administratif Depok]] dan [[Jonggol, Bogor|Kabupaten Jonggol]] yang sudah menjadi bahasan Menteri Dalam Negeri [[Amir Machmud]] bersama Gubernur [[Jawa Barat]], Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor mengambil salah satu alternatif wilayah, yaitu [[Kemang, Bogor|Kemang]]. Saat itu, Kemang menjadi bagian Kecamatan Semplak yang akan menjadi titik paling tengah bagi kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bogor apabila Kota Administratif Depok terbentuk dan Kabupaten Jonggol dimekarkan dari Kabupaten Bogor.
 
Wilayah Kabupaten Bogor yang luas ditambah cepatnya pertumbuhan penduduk akibat lokasi geografis Kabupaten Bogor sebagai wilayah penyangga [[DKI Jakarta]], muncul beberapa wacana terkait pemekaran berbasis pengembangan wilayah. Pada tahun [[1978]], Menteri Dalam Negeri [[Amir Machmud]] mengusulkan pembentukan [[Kota Administratif]] Depok yang mencakup [[Kota Depok|Kecamatan Depok]] serta kecamatan lainnya yang berbatasan dengan [[DKI Jakarta]] khususnya yang terdampak pembangunan Perumnas di wilayah tersebut. Rencananya [[Kota Administratif]] [[Kota Depok|Depok]] akan dijadikan kawasan pemukiman yang tertata bagi para pekerja di [[DKI Jakarta]].
 
Dalam sidang Pleno DPRD Kabupaten Bogor tahun [[1980]], Desa [[Kemang, Bogor|Kemang]] batal ditetapkan menjadi calon ibukota Kabupaten Bogor karena ketersediaan lahan milik pemerintah kabupaten masih sangat sedikit, infrastruktur yang minim, hingga wacana pembentukan [[Kabupaten]] [[Jonggol, Bogor|Jonggol]] yang dianggap masih mentah. Akhirnya ditetapkan bahwa calon ibukota Kabupaten Bogor terletak di Desa Tengah (Sekarang Kelurahan [[Tengah, Cibinong, Bogor|Tengah]]), Kecamatan [[Cibinong, Bogor|Cibinong]].
 
Penetapan calon ibukota ini diusulkan kembali ke pemerintah Pusat dan mendapat persetujuan serta dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, yang menegaskan bahwa ibukota Pusat Pemerintahan Kabupaten Bogor berkedudukan di Desa Tengah, Kecamatan Cibinong. Sejak saat itu, dimulailah rencana persiapan pembangunan Pusat Pemerintahan ibukota Kabupaten Bogor dan pada tanggal [[5 Oktober]] [[1985]] dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Bupati Kabupaten Bogor saat itu.
 
Pada dekade [[1980]] bukan hanya bergulir usulan pembentukan [[Kota Administratif]] [[Kota Depok|Depok]]. [[Gubernur Jawa Barat]], [[Aang Kunaefi]] juga mengusulkan kepada [[Kementerian Dalam Negeri|Menteri Dalam Negeri]], [[Amir Machmud]] pembentukan wilayah di bekas [[Jonggol, Bogor|Kawedanan Jonggol]] yang sebagian telah dilimpahkan ke kabupaten lain untuk dipersatukan sebagai Daerah Tingkat II Kabupaten. Wilayah eks Kawedanan [[Jonggol, Bogor|Jonggol]] dan sekitarnya dianggap layak menjadi kabupaten, karena wilayahnya cukup luas, memiliki kekayaan alam yang melimpah, serta berpotensi sebagai kawasan pemukiman baru, industri, dan pariwisata.<ref>{{Cite news|url=https://mediaindonesia.com/megapolitan/469101/dpr-dan-kemendagri-didesak-realisasikan-kabupaten-bogor-timur|title=DPR dan Kemendagri Didesak Realisasikan Kabupaten Bogor Timur|last=mediaindonesia.com|newspaper=mediaindonesia.com|access-date=2022-07-27}}</ref>
 
Wilayah yang diusulkan sebagai bagian dari pembentukan Daerah Tingkat II Kabupaten Jonggol dahulunya merupakan bekas wilayah dari [[Jonggol, Bogor|Kawedanan Jonggol]] antara lain, daerah [[Jonggol, Bogor|Kecamatan Jonggol]], [[Gunung Putri, Bogor|Kecamatan Gunung Putri]], [[Cileungsi, Bogor|Kecamatan Cileungsi]] dan [[Kawasan Cibubur]] (yaitu [[Harjamukti, Cimanggis, Depok|Desa Harjamukti]] dan [[Leuwinanggung, Tapos, Depok|Desa Leuwinanggung]]), juga wilayah bekas Kawedanan Jonggol yang telah dilimpahkan kepada daerah lain, seperti [[Kabupaten Bekasi]] yaitu [[Cibarusah, Bekasi|Kecamatan Cibarusah]] serta Desa Kranggan (Sekarang [[Jatisampurna, Bekasi|Kecamatan Jatisampurna]]); dan dari [[Kabupaten Karawang]] yaitu [[Pangkalan, Karawang|Kecamatan Pangkalan]] serta [[Tegalwaru, Karawang|Kecamatan Tegalwaru]].
 
Pada tahun [[1981]] akhirnya Kecamatan Depok ditingkatkan statusnya dari [[Kecamatan]] menjadi [[kota administratif]] berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang mencakup [[Beji, Depok|Kecamatan Beji]] dan [[Pancoran Mas, Depok|Kecamatan Pancoran Mas]] serta pemekaran dari [[Gunung Putri|Kecamatan Gunung Putri]] yaitu [[Cimanggis, Depok|Kecamatan Cimanggis]]. [[Kota Depok|Kota Administratif Depok]] dipimpin oleh Wali kota Administrasi. Sementara itu, gagasan pembentukan [[Jonggol, Bogor|Kabupaten Jonggol]] tidak terlaksana.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981|url=https://peraturan.go.id/peraturan/view.html?id=11e44c4f1408ed20879d313231383434|website=peraturan.go.id|access-date=2020-10-12}}</ref>
 
Pada tahun 1994, Presiden Soeharto tertarik menjadikan salah satu wilayah Kabupaten Bogor yaitu [[Jonggol, Bogor|Kecamatan Jonggol]] (kala itu termasuk [[Sukamakmur, Bogor|Sukamakmur]], [[Cariu, Bogor|Cariu]], [[Tanjungsari, Bogor|Tanjungsari]] dan [[Karang Tengah, Babakan Madang, Bogor|Karang Tengah]])<ref name="tempointeraktif.com">{{Cite web |url=http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2010/07/30/brk,20100730-267685,id.html |title=Tempointeraktif.Com - Pemindahan Ibu Kota ke Jonggol Lebih Realistis<!-- Bot generated title --> |access-date=2019-08-11 |archive-date=2016-08-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160808002555/http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2010/07/30/brk,20100730-267685,id.html |dead-url=yes }}</ref> sebagai lokasi ibukota negara baru pengganti [[DKI Jakarta]], karena Jonggol terletak hanya 40&nbsp;km di sebelah tenggara Jakarta.
 
Pasca reformasi seiring dengan kebijakan penghapusan daerah otonom Kota Administratif di seluruh [[Indonesia]]. Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 meningkatkan status [[Kota Depok|Depok]] menjadi [[Kotamadya]], dengan demikian [[Kota Depok|Depok]] resmi berpisah dengan Kabupaten Bogor dan menjalankan otonominya sendiri. Sementara, rencana dan persiapan pemindahan ibukota negara ke Jonggol tenggelam seiring dengan lengsernya [[Soeharto|Presiden Soeharto]] tahun 1998.<ref name="tempointeraktif.com"/>
 
== Pemerintahan ==
Baris 196:
=== Suku bangsa ===
Berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] Kabupaten Bogor tahun [[2021]], jumlah penduduk kabupaten Bogor sebanyak 5.427.068 jiwa, dengan kepadatan 1.817 jiwa/km<sup>2</sup>.<ref name="BPS">{{cite web|url=https://bogorkab.bps.go.id/publication/2021/02/26/c361561d89727c82e04e856a/kabupaten-bogor-dalam-angka-2021.html|title=Kabupaten Bogor Dalam Angka 2021|date=26 Februari 2021|website=bogorkab.bps.go.id|accessdate=11 Februari 2022|format=pdf|pages=6, 49}}</ref> Penduduk Kabupaten Bogor menjadi wilayah administrasi setingkat [[kabupaten]] dengan penduduk terbanyak di [[Jawa Barat]] dan bahkan di [[Indonesia]]. Penduduk asli Kabupaten Bogor dan [[Jawa Barat]] umumnya adalah orang [[Suku Sunda|Sunda]]. Suku lain yang cukup dominan adalah [[Suku Jawa|Jawa]], dan sebagian lagi orang [[Suku Betawi|Betawi]] serta suku pendatang lainnya seperti [[Suku Cirebon|Cirebon]], [[Suku Batak|Batak]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Banten|Banten]], dan lainnya.
 
Data [[Sensus Penduduk Indonesia 2000]], berikut adalah besaran penduduk Kabupaten Bogor berdasarkan suku bangsa;<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://jabar.bps.go.id/publication/2001/11/01/c20572fc90585d6f369e5241/karakteristik-penduduk-jawa-barat-hasil-sensus-penduduk-2000-.html?msclkid=0aedc90ed04311ec8572f94536008863|title=Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000|date=1 November 2001|website=www.jabar.bps.go.id|format=pdf|pages=72|accessdate=10 Mei 2022}}</ref>
 
{| class="wikitable sortable" style="font-size:90%;"
! style="background:#E0F0FF;" |No
! style="background:#E0F0FF;" |Suku
! style="background:#E0F0FF;" |Populasi ([[2000]])
! style="background:#E0F0FF;" |%
|-
! style="text-align: left;" | 1
! style="text-align: left;" | [[Suku Sunda|Sunda]]
! style="text-align: right;" | 2.928.415
! style="text-align: right;" | 83,62%
|-
| 2
| [[Suku Jawa|Jawa]]
| style="text-align: right;" | 224.037
| style="text-align: right;" | 6,40%
|-
| 3
| [[Suku Betawi|Betawi]]
| style="text-align: right;" | 162.529
| style="text-align: right;" | 4,64%
|-
| 4
| [[Suku Batak|Batak]]
| style="text-align: right;" | 22.053
| style="text-align: right;" | 0,63%
|-
| 5
| [[Orang Minangkabau|Minangkabau]]
| style="text-align: right;" | 17.445
| style="text-align: right;" | 0,50%
|-
| 6
| [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]]
| style="text-align: right;" | 9.123
| style="text-align: right;" | 0,26%
|-
| 7
| [[Suku Banten|Banten]]
| style="text-align: right;" | 1.995
| style="text-align: right;" | 0,06%
|-
| 8
| [[Suku Cirebon|Cirebon]]
| style="text-align: right;" | 1.939
| style="text-align: right;" | 0,05%
|-
| 9
| ''Suku lainnya''
| style="text-align: right;" | 134.562
| style="text-align: right;" | 3,84%
|-
! colspan="2"|Kabupaten Bogor
! style="text-align: right;" | 3.502.098
! style="text-align: right;" | 100%
|-
|}
 
=== Agama ===
Baris 251 ⟶ 310:
Kabupaten Bogor dilintasi [[Jalan Tol Jakarta–Bogor–Ciawi|Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi]]. Jalan tol ini adalah jalur wisata utama dari Jakarta menuju Bandung. Jalur ini melewati rute Jalan Tol Jagorawi-Puncak-Cianjur-Bandung. Jalur [[Ciawi, Bogor|Ciawi]]-[[Puncak, Bogor|Puncak]] merupakan salah satu yang terpadat pada musim libur, karena kawasan tersebut merupakan tempat berlibur warga Jakarta dan sekitarnya.<ref name="Jalur Puncak">[http://www.tempo.co/topik/masalah/2437/Jalur-Puncak Jalur Puncak Macet] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160305010937/http://www.tempo.co/topik/masalah/2437/Jalur-Puncak |date=2016-03-05 }} tempo.co</ref>
 
Apabila jalur wisata utama tersebut macet, yang biasanya terjadi pada hari-hari libur, maka dapat menggunakan rute alternatif melewati [[Jalan Transyogi]] ([[Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur|Cibubur]]-[[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]]-[[Jonggol, Bogor|Jonggol]]-[[Cariu, Bogor|Cariu]]-[[Kabupaten Cianjur|Cianjur]]-[[Kota Bandung|Bandung]]). Untuk angkutan kereta api, Kabupaten Bogor dilalui oleh [[Jalur kereta api Manggarai–Padalarang|Jalur KA Manggarai-Padalarang]]. Untuk angkutan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), biasanya terdapat di [[Terminal Cileungsi]].
 
Sarana transportasi lain di wilayah Kabupaten Bogor adalah [[Angkutan kota|Angkutan Kota (Angkot)]], [[Angkutan pedesaan|Angkutan Pedesaan (Angkudes)]], Ojek Motor, Becak Kayuh dan Delman.<ref>{{Cite web|title=Rute Angkot Jabodetabek|url=https://web.trafi.com/id/jakarta/angkot|website=web.trafi.com|access-date=2021-10-30}}</ref>