Bahasa Sumbawa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k pranala dalam Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi Tugas pengguna baru Tugas pengguna baru: pranala |
|||
Baris 22:
Dari segi [[linguistik]], bahasa [[Sumbawa, Sumbawa|Sumbawa]] berkerabat dekat dengan [[bahasa Sasak]] dan [[bahasa Bali]]. Kedua bahasa ini merupakan kelompok dalam rumpun [[bahasa Bali-Sasak-Sumbawa]], yang termasuk dalam satu kelompok "Utara dan Timur" dalam kelompok [[Bahasa Melayu-Sumbawa|Melayu-Sumbawa]].
Dalam bahasa Sumbawa dikenal beberapa [[dialek]] [[regional]] atau variasi bahasa berdasarkan daerah penyebarannya, di antaranya dialek [[Sarawak|Samawa]], [[Baturotok, Batu Lanteh, Sumbawa|Baturotok]] atau
[[Interaksi sosial|Interaksi sosia]]<nowiki/>l yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat Sumbawa menuntut hadirnya bahasa yang mampu menjembatani segala kepentingan mereka. Konsekuensinya kelompok masyarakat yang relatif lebih maju akan cenderung memengaruhi kelompok [[masyarakat]] yang berada pada strata di bawahnya. Maka, bahasa pun mengalir dan menyebar selaras dengan perkembangan [[budaya]] mereka. Dialek Samawa atau dialek Sumbawa Besar, yang cikal bakalnya berasal dari dialek Seran, dipelajari oleh semua kelompok masyarakat sejak kekuasaan raja-raja Muslim di [[Kesultanan Sumbawa]] hingga sekarang sebagai jembatan komunikasi mereka. Dialek Samawa secara otomatis menempati posisi sebagai dialek standar dalam Bahasa Sumbawa, artinya variasi sosial atau regional suatu bahasa yang telah diterima sebagai standar bahasa dan mewakili dialek-dialek regional lain yang berada dalam Bahasa Sumbawa.
Sebagai bahasa yang dominan dipakai oleh kelompok-kelompok sosial di Sumbawa, maka Basa Samawa tidak hanya diterima sebagai bahasa pemersatu antaretnik penghuni bekas [[Kesultanan Sumbawa]] saja, melainkan juga berguna sebagai media yang memperlancar kebudayaan daerah yang didukung oleh sebagian besar pemakainya dan dipakai sebagai bahasa percakapan sehari-hari dalam kalangan elit politik, sosial, dan ekonomi. Akibatnya basa Samawa berkembang dengan mendapat kata-kata serapan dari bahasa asal etnik para penuturnya, yakni etnik [[Jawa]], [[Suku Madura|Madura]], [[Suku Bali|Bali,]] [[Suku Sasak|Sasak]], [[Kota Bima|Bima]], [[Sulawesi]] (Bugis, Makassar, Mandar), [[Sumatra]] (Padang dan Palembang), [[Kalimantan]] (Banjarmasin), [[Tiongkok]] (Tolkin dan Tartar) serta Arab. Bahkan pada masa penjajahan, basa Samawa juga menyerap kosakata asing yang berasal dari bahasa [[Bahasa Portugis|Portugis]], [[Bahasa Belanda|Belanda]], dan [[Bahasa Jepang|Jepang]]. Basa Samawa kini telah diterima sebagai bahasa yang menunjukkan tingkat kemapanan yang relatif tinggi dalam pembahasan bahasa-bahasa daerah.
|