Amien Rais: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) →Referensi: clean up |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 58:
}}
[[Profesor|Prof.]] [[Doktor|Dr.]] [[Haji (gelar)|H.]] '''
Namanya mulai mencuat ke kancah perpolitikan Indonesia sebagai salah satu orang yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah menjelang berakhirnya kekuasaan [[Orde Baru]] di bawah Presiden [[Soeharto]]. Setelah partai-partai politik dihidupkan kembali pada masa pemerintahan Presiden [[B. J. Habibie]], dirinya ikut mendeklarasikan pendirian [[Partai Amanat Nasional]] (PAN). Ia menjabat sebagai Ketua Umum PAN sejak partai tersebut berdiri sampai tahun 2005 dan tidak mencalonkan diri sebagai Ketua Umum di Kongres II.
Baris 73:
== Karier awal ==
{{Tanpa referensi|Bagian}}
Sejak lulus sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, [[Universitas Gadjah Mada]], [[Yogyakarta]] pada [[1968]] dan lulus Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah [[UIN Sunan Kalijaga]], Yogyakarta ([[1969]]), Amien melanglang ke berbagai negara dan baru kembali tahun [[1984]] dengan menggenggam gelar master (1974) dari [[Universitas Notre Dame]], [[Indiana]], [[Amerika Serikat]] dan gelar doktor ilmu politik dari [[Universitas Chicago]], [[Illinois]], [[Amerika Serikat]].
Amien kemudian menjadi seorang dosen pada [[Universitas Gadjah Mada]]. Ia bergiat pula dalam [[Muhammadiyah]], [[ICMI]], [[BPPT]], dan beberapa organisasi lain.
== Terjun ke politik ==
Baris 84:
Posisinya tersebut membuat peran Amien begitu besar dalam perjalanan politik Indonesia saat ini. Pada 1999, Amien urung maju dalam pemilihan presiden. Ia maju sebagai calon presiden bersama [[Siswono Yudo Husodo]] pada [[pilpres 2004]], akan tetapi kalah dan hanya meraih kurang dari 15% suara nasional.
Pada [[2006]] Amien turut mendukung evaluasi [[kontrak karya]] terhadap
Pada Mei 2007, Amien Rais mengakui bahwa semasa kampanye [[Pemilihan umum Indonesia 2004|pemilihan umum presiden pada tahun 2004]], ia menerima dana non bujeter [[Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia|Departemen Kelautan dan Perikanan]] dari Menteri Perikanan dan Kelautan, [[Rokhmin Dahuri]] sebesar Rp 200 juta. Ia sekaligus menuduh bahwa pasangan calon presiden dan wakil presiden lainnya turut menerima dana dari departemen tersebut, termasuk pasangan [[Susilo Bambang Yudhoyono]] dan [[Jusuf Kalla]] yang kemudian terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.<ref>{{Cite web |url=http://www.metrotvnews.com/berita.asp?id=38776 |title=Salinan arsip |access-date=2007-05-26 |archive-date=2008-02-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080218080558/http://www.metrotvnews.com/berita.asp?id=38776 |dead-url=yes }}</ref><ref>{{Cite web |url=http://kompas.com/kompas-cetak/0705/26/utama/3557417.htm |title=Salinan arsip |access-date=2007-05-26 |archive-date=2007-09-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070929142218/http://kompas.com/kompas-cetak/0705/26/utama/3557417.htm |dead-url=yes }}</ref>
|