#
{{gabungkepadagabung ke|Pendidikan}}
== DEFINISI PENDIDIKAN ==
=== Carter V.Good ===
a. [[Seni]], praktik, atau profesi pengajar.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
b. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid; dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
=== Faktor Pendidik ===
[[Pendidik]] adalah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref> Dwi Nugroho Hidayanto, [[menginventarisasi]] bahwa pengertian pendidik meliputi:
a. Orang Dewasa
b. Orang Tua
c. Guru
d. Pemimpin Masyarakat
e. Pemimpin Agama <ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
Karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya dalam mendidik,<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref> yaitu
a. '''kematangan diri yang stabil''', memahami diri sendiri, [[mandiri]], dan memiliki [[nilai-nilai]] [[kemanusiaan]].<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
b. '''kematangan sosial yang stabil''', memiliki pengetahuan yang cukup tentang masyarakat, dan mempunyai kecakapan membina kerjasama dengan orang lain.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
c. '''kematangan profesional''' (kemampuan mendidik), yaitu menaruh perhatian dan sikap [[cinta]] terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunkan cara-cara mendidik.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
Kriteria kualitas guru yang dibutuhkan dalam pendidikan adalah
a. Guru sebagai ''perencana''<ref name="KriPendidikan">Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.</ref>
b. Guru sebagai ''penginisiasi''<ref name="KriPendidikan">Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.</ref>
c. Guru sebagai ''pemotivasi''<ref name="KriPendidikan">Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.</ref>
d. Guru sebagai ''pengamat''<ref name="KriPendidikan">Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.</ref>
e. Guru sebagai ''pengantisipasi''<ref name="KriPendidikan">Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.</ref>
f. Guru sebagai ''model''<ref name="KriPendidikan">Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.</ref>
g. Guru sebagai ''pengevaluasi''<ref name="KriPendidikan">Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.</ref>
h. Guru sebagai ''teman berjelajah'' bersama anak didik<ref name="KriPendidikan">Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.</ref>
i. ''Promotor'' agar anak menjadi pembelajar sejati <ref name="KriPendidikan">Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.</ref>
=== Ki Hajar Dewantara ===
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang ada pada masa kanak-kanak sampai remaja yang nantinya akan dibutuhkan pada saat kita dewasa nanti..<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
=== Carter V.Good ===
a. [[Seni]], praktik, atau profesi pengajar.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
b. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid; dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
=== Faktor Tujuan ===
Di dalam [[UU Nomor 2 tahun 1989]] secara jelas disebutkan '''Tujuan Pendidikan Nasional''', yaitu "Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan." <ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
Sesungguhnya faktor tujuan bagi pendidikan adalah:
a. Sebagai '''Arah Pendidikan''', tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
b. Tujuan sebagai '''titik akhir''', suatu usaha pasti memiliki awal dan akhir. Mungkin saja ada usaha yang terhenti karena sesuatu kegagalan mencapai tujuan, namun usaha itu belum bisa dikatakan berakhir. Pada umumnya, suatu usaha dikatakan berakhir jika tujuan akhirnya telah tercapai.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
c. Tujuan sebagai '''titik pangkal mencapai tujuan lain''', apabila tujuan merupakan titik akhir dari usaha, maka dasar ini merupakan titik tolaknya, dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fundamen yang menjadi alas permulaan setiap usaha.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
d. '''Memberi nilai''' pada usaha yang dilakukan <ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
=== Faktor Anak Didik ===
Ditinjau dari ''wujud''nya, alat pendidikan dapat berupa:
a. Perbuatan Mendidik (biasa disebut ''peranti lunak''); mencakup nasihat, teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman, dan hukuman.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
b. Benda-benda sebagai alat Bantu (biasa disebut ''peranti keras''); mencakup meja kursi, belajar, papan tulis, penghapus, kapur tulis, OHP, dan sebagainya.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
=== Faktor Lingkungan ===
Pada dasarnya lingkungan mencakup:
a. '''Tempat''' (Lingkungan Fisik); keadaan [[iklim]], keadaan tanah, keadaan alam.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
b. '''Kebudayaan''' (Lingkungan Budaya); dengan warisan budaya tertentu bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
c. '''Kelompok hidup bersama''' (Lingkungan sosial atau masyarakat) keluarga, kelompok bermain, desa, perkumpulan.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
Menurut [[Ki Hajar Dewantara]] lingkungan pendidikan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan organisasi pemuda, yang ia sebut dengan '''Tri Pusat Pendidikan'''.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
a. Lingkungan Keluarga (''Komunitas utama'')
Pendidikan Keluarga berfungsi:
5. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
b. Lingkungan Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ketrampilan.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref> Karena jika ditilik dari sejarah perkembangan profesi guru, tugas mengajar sebenarnya adalah pelimpahan dari tugas orang tua karena tidak mampu lagi memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-sikap tertentu sesuai dengan perkembangan zaman.<ref name="MedPendidikan">Sadiman, Arief S.dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengambangan dan Pemanfaatannya. 2009. Jakarta. Penerbit: RajaGrafindo Persada</ref>
Fungsi Sekolah antara lain:
1. Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
2. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
3. Sekolah melatih anak-anak memperoleh keahlian-keahlian seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain yang sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
4. Di sekolah diberikan pelajaran [[etika]], keagamaan,<ref name="AlPendidikan">Zain, Dr. Emma & Sati, Djaka Dt. Ilmu Mendidik (Metode Pendidikan). 1997. Jakarta. Penerbit: Mutiara Sumber Widya</ref> [[estetika]],<ref name="AlPendidikan">Zain, Dr. Emma & Sati, Djaka Dt. Ilmu Mendidik (Metode Pendidikan). 1997. Jakarta. Penerbit: Mutiara Sumber Widya</ref> membedakan moral.<ref name="AlPendidikan">Zain, Dr. Emma & Sati, Djaka Dt. Ilmu Mendidik (Metode Pendidikan). 1997. Jakarta. Penerbit: Mutiara Sumber Widya</ref>
5. Memelihara warisan budaya yang hidup dalam masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan kepada generasi muda, dalam hal ini tentunya anak didik.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
c. Lingkungan Organisasi Pemuda
Peran organisasi pemuda yang terutama adalah mengupayakan pengembangan sosialisasi kehidupan pemuda. Melalui organisasi pemuda berkembanglah semacam kesadaran sosial, keahlian-keahlian di dalam pergaulan dengan sesama kawan (''kemampuan bersosial'') dan sikap yang tepat di dalam membina hubungan dengan sesama manusia (''perilaku bersosial'').<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
Di dalam [[UU Nomor 2 tahun 1989]] secara jelas disebutkan '''Tujuan Pendidikan Nasional''', yaitu "Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan." <ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
Sesungguhnya faktor tujuan bagi pendidikan adalah:
a. Sebagai '''Arah Pendidikan''', tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
b. Tujuan sebagai '''titik akhir''', suatu usaha pasti memiliki awal dan akhir. Mungkin saja ada usaha yang terhenti karena sesuatu kegagalan mencapai tujuan, namun usaha itu belum bisa dikatakan berakhir. Pada umumnya, suatu usaha dikatakan berakhir jika tujuan akhirnya telah tercapai.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
c. Tujuan sebagai '''titik pangkal mencapai tujuan lain''', apabila tujuan merupakan titik akhir dari usaha, maka dasar ini merupakan titik tolaknya, dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fundamen yang menjadi alas permulaan setiap usaha.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
d. '''Memberi nilai''' pada usaha yang dilakukan <ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
=== Faktor Pendidik ===
[[Pendidik]] adalah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref> Dwi Nugroho Hidayanto, [[menginventarisasi]] bahwa pengertian pendidik meliputi:
a. Orang Dewasa
b. Orang Tua
c. Guru
d. Pemimpin Masyarakat
e. Pemimpin Agama <ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
Karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya dalam mendidik,<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref> yaitu
a. '''kematangan diri yang stabil''', memahami diri sendiri, [[mandiri]], dan memiliki [[nilai-nilai]] [[kemanusiaan]].<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
b. '''kematangan sosial yang stabil''', memiliki pengetahuan yang cukup tentang masyarakat, dan mempunyai kecakapan membina kerjasama dengan orang lain.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
c. '''kematangan profesional''' (kemampuan mendidik), yaitu menaruh perhatian dan sikap [[cinta]] terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunkan cara-cara mendidik.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
Kriteria kualitas guru yang dibutuhkan dalam pendidikan adalah
a. Guru sebagai ''perencana''<ref name="KriPendidikan">Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.</ref>
b. Guru sebagai ''penginisiasi''<ref name="KriPendidikan">Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.</ref>
c. Guru sebagai ''pemotivasi''<ref name="KriPendidikan">Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.</ref>
d. Guru sebagai ''pengamat''<ref name="KriPendidikan">Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.</ref>
e. Guru sebagai ''pengantisipasi''<ref name="KriPendidikan">Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.</ref>
f. Guru sebagai ''model''<ref name="KriPendidikan">Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.</ref>
g. Guru sebagai ''pengevaluasi''<ref name="KriPendidikan">Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.</ref>
h. Guru sebagai ''teman berjelajah'' bersama anak didik<ref name="KriPendidikan">Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.</ref>
i. ''Promotor'' agar anak menjadi pembelajar sejati <ref name="KriPendidikan">Nugroho, Ali. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. 2008. Penerbit: Jilsi Foundation.</ref>
=== Faktor Anak Didik ===
Ditinjau dari ''wujud''nya, alat pendidikan dapat berupa:
a. Perbuatan Mendidik (biasa disebut ''peranti lunak''); mencakup nasihat, teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman, dan hukuman.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
b. Benda-benda sebagai alat Bantu (biasa disebut ''peranti keras''); mencakup meja kursi, belajar, papan tulis, penghapus, kapur tulis, OHP, dan sebagainya.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
=== Faktor Lingkungan ===
Pada dasarnya lingkungan mencakup:
a. '''Tempat''' (Lingkungan Fisik); keadaan [[iklim]], keadaan tanah, keadaan alam.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
b. '''Kebudayaan''' (Lingkungan Budaya); dengan warisan budaya tertentu bahasa, seni, ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
c. '''Kelompok hidup bersama''' (Lingkungan sosial atau masyarakat) keluarga, kelompok bermain, desa, perkumpulan.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
Menurut [[Ki Hajar Dewantara]] lingkungan pendidikan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan organisasi pemuda, yang ia sebut dengan '''Tri Pusat Pendidikan'''.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
a. Lingkungan Keluarga (''Komunitas utama'')
Pendidikan Keluarga berfungsi:
5. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
b. Lingkungan Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ketrampilan.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref> Karena jika ditilik dari sejarah perkembangan profesi guru, tugas mengajar sebenarnya adalah pelimpahan dari tugas orang tua karena tidak mampu lagi memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-sikap tertentu sesuai dengan perkembangan zaman.<ref name="MedPendidikan">Sadiman, Arief S.dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengambangan dan Pemanfaatannya. 2009. Jakarta. Penerbit: RajaGrafindo Persada</ref>
Fungsi Sekolah antara lain:
1. Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
2. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
3. Sekolah melatih anak-anak memperoleh keahlian-keahlian seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain yang sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
4. Di sekolah diberikan pelajaran [[etika]], keagamaan,<ref name="AlPendidikan">Zain, Dr. Emma & Sati, Djaka Dt. Ilmu Mendidik (Metode Pendidikan). 1997. Jakarta. Penerbit: Mutiara Sumber Widya</ref> [[estetika]],<ref name="AlPendidikan">Zain, Dr. Emma & Sati, Djaka Dt. Ilmu Mendidik (Metode Pendidikan). 1997. Jakarta. Penerbit: Mutiara Sumber Widya</ref> membedakan moral.<ref name="AlPendidikan">Zain, Dr. Emma & Sati, Djaka Dt. Ilmu Mendidik (Metode Pendidikan). 1997. Jakarta. Penerbit: Mutiara Sumber Widya</ref>
5. Memelihara warisan budaya yang hidup dalam masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan kepada generasi muda, dalam hal ini tentunya anak didik.<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
c. Lingkungan Organisasi Pemuda
Peran organisasi pemuda yang terutama adalah mengupayakan pengembangan sosialisasi kehidupan pemuda. Melalui organisasi pemuda berkembanglah semacam kesadaran sosial, keahlian-keahlian di dalam pergaulan dengan sesama kawan (''kemampuan bersosial'') dan sikap yang tepat di dalam membina hubungan dengan sesama manusia (''perilaku bersosial'').<ref name="Pendidikan">Hasbullah. Dasar Ilmu Pendidikan. 2005. Jakarta. Penerbit: PT RajaGrasindo Persada</ref>
|