Mencuri perhatian: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
penambahan artikel dan perbaikan kepenulisan |
k penulisan dan pranala dalam |
||
Baris 1:
[[Berkas:Billboard_in_Menands,_New_York.jpg|jmpl|Papan iklan adalah contoh paling umum dalam pencurian perhatian.]]
'''Mencuri perhatian''' adalah [[teori]] ilmu [[sosiologi ekonomi]] dan [[psikologi]] yang menggambarkan situasi dimana pelaku usaha melakukan [[pemasaran]] kepada [[konsumen]] dengan menyajikan [[iklan]] tanpa persetujuan dan imbalan apapun. Pelaku usaha [[Distraksi|mengalihkan]] [[Atensi|perhatian]] calon pelanggan dengan memberikan konten iklan yang dapat menyita perhatian dari pelanggan.<ref name=":0">{{Cite news|last=Wu|first=Tim|title=The Crisis of Attention Theft—Ads That Steal Your Time for Nothing in Return|url=https://www.wired.com/2017/04/forcing-ads-captive-audience-attention-theft-crime/|newspaper=Wired|language=en-US|issn=1059-1028|access-date=15-10-2022}}</ref><ref name=":1">{{Cite web|last=Mcfedries|first=Paul|date=22-05-2014|title=Stop, Attention Thief!|url=https://spectrum.ieee.org/stop-attention-thief|website=IEEE Spectrum|language=en|access-date=15-10-2022}}</ref>
== Dasar psikologis ==
Baris 9:
== Peristiwa ==
Contoh dari peristiwa pencuri perhatian, antara lain pemasangan reklame [[iklan]], pengiriman pesan siaran dari aplikasi, [[surel]] spam, suara dari [[mobil]] keliling yang menyiarkan penjualan, dan layar [[televisi]] yang menayangkan iklan atau pariwara di yang sama seperti papan iklan di lokasi dengan pemirsa yang tertawan
Branding melalui insertion sinetron jodoh wasiat bapak sebagai
Kegiatan komunikasi pemasaran|url=https://journals.telkomuniversity.ac.id/liski/article/download/1190/800|journal=Jurnal Liski|volume=Vo. 4 No.1|pages=74-75}}</ref>
Era digital membuat peningkatan minat masyarakat terhadap media visual. Menurut penelitian pada tahun 2017, peminat telivisi di Indonesia masih berada
== Kritik ==
Kritik terhadap mencuri perhatian muncul karena perbuatan ini merupakan kegiatan [[:en:Marketing_ethics|pemasaran yang tidak etis.]]<ref name=":0" /> Mereka yang mengkritik merasa bahwa tindakan ini menyebabkan penerimaan [[Informasi|informas]]<nowiki/>i yang berlebihan yang menjuru pada pengeluaran keuangan yang tidak sehat, dan membahayakan [[kebebasan]] dalam berfikir.<ref name=":0" /> Pada tahun 2017, dilansir dari ''[[Wired (majalah)|Wired]]'' , [[:en:Tim_Wu|Tim Wu,]] seorang [[akademisi]] [[hukum]] memaparkan pentingnya peran pemerintah dalam pengaturan [[kebijakan]] mengenai pencurian perhatian.<ref name=":0" /> Ia dan pakar lainnya mengkhawatirkan dampak perkembangan [[teknologi]] yang dapat meningkatkan peristiwa atas fenomena ini.<ref name=":0" /><ref name=":1" />
Sosial media dan berbagai aspek lainnya dalam kehidupan modern dapat merusak kemampuan untuk berkonsentrasi. [[Konsentrasi]] yang hilang dapat membuang waktu, uang dan kesadaran secara percuma. Perhatian manusia sebagai seorang individu tidak seharusnya dapat dicuri begitu saja, sehingga pemerintah sebagai pemangku kebijakan diharapkan mampu untuk dapat mengantisipasi peristiwa ini.<ref>{{Cite web|last=Hari|first=Johann|date=02-01-2022|title=Your attention didn’t collapse. It was stolen|url=https://www.theguardian.com/science/2022/jan/02/attention-span-focus-screens-apps-smartphones-social-media|website=the Guardian|language=en|access-date=15-10-2022}}</ref>
== Referensi ==
|