Dosa besar dalam Islam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Syirik menyekutukan Allah: menambahkan pranala
k →‎Syirik menyekutukan Allah: menyusun frasa dalam kalimat agar sesuai dengan paragraf sebelumnya
Baris 9:
[[Syirik]] merupakan dosa besar yang paling besar di antara dosa-dosa besar lainnya. Dosa akibat perbuatan syirik ini tidak memperoleh ampunan dari Allah. Tidak terampuninya dosa syirik disebutkan di dalam Surah An-Nisa' ayat 48. Dalam ayat ini juga diketahui bahwa Allah mengampuni segala jenis dosa selain syirik bagi siapa pun yang dikehendakiNya. Dosa syirik dalam ayat ini  disebut sebagai dosa yang besar. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari disebutkan bahwa seorang yang sebelum mati berdoa kepada selain Allah, maka ia sudah dipastikan masuk [[neraka]].{{Sfn|Saproni|2015|p=13-14}}
 
MenjadiSalah satu penyebab terjadinya kesyirikan adalah menjadikan tokoh-tokoh tertentu sebagai pelindung selain Allah merupakan salah satu penyebab terjadinya syirik. Praktik ini umumnya terjadi pada para tokoh ulama yang telah meinggal dunia. Pelaku syirik mendatangi kuburan para tokoh ini untuk melakukan penyembahan. Tujuan kedatangan mereka untuk meminta ampunan atau memohonkan agar segala keinginan yang mereka pinta dapat dikabulkan oleh kuburan tersebut. Kegiatan syirik ini biasanya terjadi pada tokoh yang kuburannya dianggap keramat oleh pelaku syirik.{{Sfn|Jauzi|2020|p=24}}
 
Penyebab perbuatan syirik ini disebutkan dalam Surah An-Najm ayat 53. Dalam ayat ini, Allah melarang orang-orang musyrik untuk menyembah Lata dan Uzza. Dalam riwayat Ibnu Abbas, Mujahid dan Abu Shalih diketahui bahwa Lata merupakan orang saleh yang sering membagi-bagikan tepung pada musim haji kepada para jemaah. Banyak orang yang datang ke kuburannya untuk menyembah kuburan Lata setelah iameninggal dunia.{{Sfn|Jauzi|2020|p=24-25}} Sedangkan Uzza merupakan nama sebuah pohon yang disembah oleh masyarakat Arab pada masa jahiliah. Informasi penyembahan pohon ini berasal dari hadits yang diriwayatkan dari Mujahid. Nabi Muhammad akhirnya memerintahkan pohon ini untuk ditebang oleh Khalid bin Walid.{{Sfn|Jauzi|2020|p=25}}