Mangkunegara I: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Maulana.AN (bicara | kontrib)
k Menghapus bagian yang kurang penting
Maulana.AN (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 65:
Ia memerintah di wilayah [[Kedaung]], [[Matesih]], [[Honggobayan]], [[Sembuyan]], [[Gunung Kidul]], [[Pajang]] sebelah utara dan [[Kedu]]. Akhirnya, Mangkunegara mendirikan istana di pinggir [[Kali Pepe]] pada tanggal 4 Jimakir 1683 (Jawa), atau 1756 Masehi. Tempat itulah yang hingga sekarang dikenal sebagai [[Istana Mangkunegaran]]. Mangkunegara I tercatat sebagai raja Jawa yang pertama melibatkan wanita di dalam angkatan perang. Selama menjalankan pemerintahannya, ia menerapkan prinsip [[Tridarma]].
 
== Memebentuk Prajurit Estri ==
== Pasukan wanita Laskar Mangkunegara ==
Mangkunegara I membentuk kesatuan prajurit berjumlah 150 wanita muda yang dikenal sebagai Prajurit Estri. Tugas prajurit ini sebagai pengawal raja ketika bertemu dengan orang banyak. Pembentukkan prajurit wanita bukanlah hal yang baru dalam tradisi kerajaan jawa. Sebelumnya pada masa [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung]] juga pernah memiliki kesatuan prajurit wanita yang bertugas sebagai ajudan raja.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Hidayani|first=Fika|date=2013|title=PRAJURIT WANITA JAWA DALAM ISTANA MANGKUNEGARA I SURAKARTA|url=https://e-journal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Muwazah/article/view/335|journal=MUWAZAH: Jurnal Kajian Gender|volume=5|issue=1|issn=2502-5368}}</ref>
Sebanyak 144 di antara prajuritnya adalah wanita, terdiri dari satu peleton prajurit bersenjata karabijn (senapan ringan), satu peleton bersenjata penuh, dan satu peleton kavaleri (pasukan berkuda). Mangkunegoro tercatat sebagai raja Jawa yang pertama melibatkan wanita di dalam angkatan perang. Prajurit wanita itu bahkan sudah diikutkan dalam pertempuran, ketika ia memberontak melawan Sunan, Sultan dan VOC. Selama 16 tahun berperang, Mangkunegara mengajari wanita desa mengangkat senjata dan menunggang kuda di medan perang. Ia menugaskan sekretaris wanita mencatat kejadian di peperangan.
 
Prajurit Estri dikenal akan kemahirannya dalam memainkan senjata dan menunggang kuda. Selain itu, mereka juga dilatih untuk menyanyi, menari, dan memainkan alat musik. Pada suatu kesempatan Prajurit Estri ditugaskan untuk menyambut seorang gubernur dari tmur laut. Mereka tampil dengan baju adat Bali yang dihiasi dengan ikat pinggang berbordir emas dan hiasan daun-daun dengan bordiran emas. Mereka tampil berjalan kaki dengan busur dan panah. Selain itu, mereka juga melakukan tembakan salvo prajurit sebanyak tiga kali. Pertunjukkan ini diakhiri dengan menaiki kuda dan pergi meninggalkan penonton.<ref name=":0" />
 
== Gelar pahlawan nasional ==