Bumi Serpong Damai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kurang informasi pada beberapa paragraf. Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru VisualEditor |
k Membatalkan 1 suntingan oleh 103.66.197.210 (bicara) ke revisi terakhir oleh Poci.wasiats (TW) Tag: Pembatalan |
||
Baris 1:
{{unreferenced}}
{{For|pengembang kawasan ini|Bumi Serpong Damai (perusahaan)}}
{{other uses|
{{Infobox urban development project
| embed =
Baris 40:
'''Bumi Serpong Damai''' atau '''BSD City''' adalah salah satu [[kota terencana]] di [[Indonesia]] yang terletak di [[Banten]]. BSD City adalah salah satu [[kota satelit]] dari [[Jakarta]] yang awalnya ditujukan untuk menjadi kota mandiri, di mana semua fasilitas disediakan, mulai dari kawasan [[industri]], [[kantor|perkantoran]], [[perdagangan]], [[pendidikan]], [[wisata]], hingga [[Rumah|perumahan]]. Saat ini, nama ''"BSD"'' tidak mengacu pada sebuah singkatan, tetapi lebih berupa kata yang berdiri sendiri. Berbeda dengan pengembang sebelumnya, Sinar Mas Group lebih mempopulerkan nama "BSD City", serta menambahkan slogan ''Big City. Big Opportunity'' untuk tujuan promosi.
BSD City merupakan [[proyek]] [[kota terencana]] dengan total luas lahan terbesar di [[Indonesia]], yaitu seluas 6.000 hektar. Tahap pengembangan BSD City dibagi menjadi tiga tahap. Tahap I seluas 1.300 hektare. Tahap II akan dikembangkan seluas 2.400 hektare, dan tahap III akan dikembangkan seluas 2.300 hektare. BSD City dilengkapi dengan sejumlah pusat perbelanjaan, seperti [[BSD Plaza]], [[ITC BSD]], [[BSD Junction]], [[Giant Hypermarket BSD]], AEON Mall dan [[Teraskota]]. Di sini juga terdapat sejumlah tempat rekreasi, seperti Ocean Park Water Adventure seluas 7,5 hektaree yang merupakan salah satu [[water park]] tematik terbesar di Asia Tenggara. BSD City akan dihubungkan dengan lima pintu tol, yang mana dua di antaranya sudah dibuka sejak tahun 1999
== Sejarah ==
Pada tanggal 16 Januari 1989, Menteri Dalam Negeri [[Rudini]] meresmikan dimulainya pengembangan kota mandiri ini di atas lahan yang sebelumnya adalah hamparan hutan karet yang tidak lagi produktif. Hingga tahun 1988, jalan menuju hutan karet tersebut hanya berupa jalan tanpa aspal. Di musim hujan, jalan tersebut berubah menjadi kubangan, dan pada musim kemarau, debu-debu beterbangan di jalan. Pengembangan Bumi Serpong Damai dilakukan oleh PT [[Bumi Serpong Damai (perusahaan)|Bumi Serpong Damai]] (PT BSD) yang awalnya sahamnya dimiliki oleh sebelas perusahaan swasta dengan investasi sebesar Rp 3,2 triliun. Sebelas perusahaan tersebut tergabung dalam [[Sinar Mas Group]], [[Salim Group]], Metropolitan Group, dan [[Pembangunan Jaya]]. Akses ke Bumi Serpong Damai pun perlahan-lahan dibuka, karena saat itu, baru ada [[Jalan Tol Jakarta-Merak]]. Jarak Bumi Serpong Damai pun masih relatif jauh dari pusat kota Jakarta, walaupun bisa dijangkau dengan angkutan umum, seperti bus patas yang jumlahnya masih terbatas. Nama-nama klaster perumahan yang dikembangkan saat itu antara lain Giri Loka, Puspita Loka, Griya Loka, Anggrek Loka, Nusa Loka, dan Kencana Loka
Setelah krisis moneter 1998 berlalu, Sinar Mas Group membeli mayoritas saham perusahaan ini yang dipegang oleh [[Badan Penyehatan Perbankan Nasional]] (BPPN). Nama kawasan ini kemudian diubah menjadi BSD City. Pada tanggal 6 Juni 2008, PT BSD resmi menjadi [[perusahaan publik]]<ref>{{Cite news|last=Kusumaputra|first=Robert Adhi|date=|title=Serpong, Kota Baru yang Gemerlap dan Memikat|url=https://arsip-interaktif.kompas.id/serpong|work=Kompas|access-date=}}</ref> dengan melepas 1 miliar lembar sahamnya ke publik di [[Bursa Efek Indonesia]], sebagai emiten kedelapan yang melantai di tahun tersebut.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-951490/bumi-serpong-damai-masuk-bei Bumi Serpong Damai Masuk BEI]</ref> Sinarmas kemudian membangun klaster-klaster baru dengan nama asing, mulai dari De Latinos, The Icon, Sevilla, hingga Foresta. Nama-nama asing tersebut sengaja dipilih atas alasan pemasaran.
|