Minyak samin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k tambah pranala
k Perbaikan ejaan dan penambahan kata sambung yang diperlukan
Baris 8:
# Minyak samin nabati atau ''Vanaspati''
 
Minyak samin dipakai sebagai [[minyak goreng]] dalam berbagai resep masakan [[Asia Selatan]] (masakan India dan masakan [[Pakistan]]), masakan Asia Tenggara, dan masakan Timur Tengah. Di [[Saudi Arabia]] minyak samin yang umum dipergunakan ialah minyak samin hewani. Perbedaan minyak samin nabati dan hewani ialah pada aroma,: minyak samin nabati sebenarnya adalah margarin, dan bukan minyak samin,; sedangkan minyak samin tradisional adalah minyak samin hewani yang memiliki aroma gurih selayaknya mentega (''butter''). Di Jazirah Arab jenis minyak samin hewani yang umum dipergunakan untuk memasak.<ref>{{cite book|title=Paduan Lengkap Kelapa Sawit|last=Pahan|first=Iyung|authorlink=|coauthors=|year=|publisher=Niaga Swadaya|location=|isbn=9-7948-9995-X|page=|pages=|url=|accessdate=}}</ref> [[Masakan Indonesia]] yang memakai minyak samin, misalnya [[martabak]], [[nasi kebuli]], [[sop kambing]], [[mughalghal]], [[martabak india]], dan [[soto betawi]].
 
== Pembuatan ==
{{Cleanup}}
'''Minyak Samin Hewani''' dibuat menggunakan Lemaklemak yang dimasak di dalam panci dengan api kecil hingga semua [[air]] [[menguap]] dan [[protein]] mengendap. Bagian yang cair dan jernih perlahan-lahan diambil dengan menyisakan bekuan [[protein]] susu di dasar panci. Berbeda halnya dari [[mentega]], minyak samin tahan lama disimpan tanpa harus disimpan ke [[lemari es]] asalkan dimasukkan ke dalam kemasan [[kedap udara]] agar bebas dari uap air dan mencegahtercegah dari [[oksidasi]]<ref>{{cite web |url=http://www.food-india.com/ingredients/i001_i025/i007.htm |title=Ghee -- Indian clarified butter |publisher=food-india.com
|accessdate=2009-07-01}}</ref>
 
Baris 18:
 
== Keagamaan ==
Dalam agama [[Hindu]], ''ghee'' dipakai sebagai minuman [[dewa]] dalam ritual [[persembahan minuman]] dan [[perminyakan (agama)|perminyakan]]. Bahkan ada [[himne]] untuk ''ghee''.<ref>[''Language and Style of the Vedic Rsis'', Tatyana Jakovlevna Elizarenkova (C) 1995, p. 18.]</ref> Penganut Hindu membakar ''ghee'' sewaktu melakukan ritual [[Aarti]], dan menggunakannya sebagai minyak [[lampu]] untuk lampu ucapan bersyukur yang disebut ''[[Diya (lampu)|diya]]'' atau ''deep''. Selain itu, ''ghee'' dipakai dalam pesta [[perkawinan]], [[pemakaman]], dan memandikan [[murti]].
 
Dalam perayaan keagamaan lainnya, ''ghee'' dipakai sewaktu berdoa kepada [[Siwa]] dalam perayaan [[Maha Shivaratri]], dipakai sewaktu memandikan [[lingga (arca)|lingga]] bersama empat benda suci yang lain: [[gula]], [[susu]], [[yogurt]], dan [[madu]] ( lima persembahan suci atau ''[[Panchamrita|panchamrut]]''). Dalam ''[[Mahabharata]]'' buku [[Anusasana Parwa]], [[Bisma]] berkata bahwa tidak ada pengorbanan yang dapat dilakukan tanpa bantuan yogurt dan ''ghee''.<ref>{{cite web |title=Cows are Sacred |url=http://www.indiaoz.com.au/hinduism/articles/cows_are_sacred.shtml |date= |work=Mahabharata, Anusasana Parva Sections LXXXIII - LXXVII - LXXVI |publisher=A - Z Hinduism |accessdate=2009-07-01}}</ref> Dalam jumlah besar, ''ghee'' dipakai sebagai barang persembahan sewaktu melakukan [[yadnya]] (''homam'') karena dipercaya sebagai makanan dewa.
 
== Referensi ==