Stasiun Jayakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
GoglepinkNew (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Andra Radithya (bicara | kontrib)
k Perbaikan kebahasaan, perbaikan referensi, penambahan informasi pada infobox stasiun.
Baris 1:
{{Infobox stasiun
| image = Stasiun Jayakarta 2020.jpg
| caption = Tampak luar Stasiun Jayakarta.
| name = Jayakarta
| symbol_location = KAI
Baris 14:
| class = II
| open = 1992
| original = Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka)
| kode = JAY
| no_stasiun = -
Baris 27 ⟶ 28:
| platform = Dua peron sisi yang tinggi
}}
'''Stasiun Jayakarta (JAY)''' merupakan [[stasiun kereta api]] kelas II yang terletak di [[Mangga Dua Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat]]. [[Stasiun kereta api|Stasiun]] yang terletak pada ketinggian +13 meter ini merupakan [[stasiun kereta api]] yang lokasinya paling [[Utarautara]] dipada [[Rel|jalur KA]] layang Jakarta–Manggarai[[Petak &jalan|lintas]] [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] dan hanya melayani perjalanan [[KRL Commuter Line]] saja. Nama [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini diambil dari sebuah jalan di dekat [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini yang bernama serupa, yaitu [[jalan Pangeran Jayakarta]] dan Nama Jayakarta berasal dari nama lama [[Provinsi DKI Jakarta]] pada masa Kesultanan Banten.
 
[[Stasiun kereta api|Stasiun]] ini termasuk ke dalam kategori [[Stasiun kereta api|stasiun]] baru di [[Rel|jalur]] [[Petak jalan|lintas]] [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] saat dijadikan [[Rel|jalur KA]] layang. Saat [[Rel|jalur]] [[Petak jalan|lintas]] [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] masih berada di bawah (menapak di tanah), [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini belum ada.
 
== Sejarah ==
Pada Februari 1988, diadakan proyek [[Rel|jalur KA]] layang [[Petak jalan|lintas]] [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] yang menghabiskan dana sebesar Rp432,5 milliar, proyek ini juga meliputi pembangunan [[Stasiun kereta api|stasiun-stasiun]] [[Kereta api|KA]] baru di [[Petak jalan|lintas]] ini termasuk [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Jalan Pangeran Jayakarta|Jayakarta]].
Stasiun ini termasuk ke dalam kategori stasiun baru di jalur lintas [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] saat dijadikan jalur layang, dikarenakan saat jalur ini masih berada di bawah (menapak di tanah), stasiun ini belum ada. Pada Februari 1988, diadakan proyek jalur layang lintas [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]], yang menghabiskan dana sebesar Rp432,5 milliar. Pada tanggal 5 Juni 1992, [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Soeharto]] beserta [[Siti Hartinah|Ibu Tien]] & jajaran pemerintahan meresmikan jalur layang ini dengan naik KRL dari [[Stasiun Gambir]] menuju ke [[Stasiun Jakarta Kota]]. Pada saat diresmikan, belum sepenuhnya proyek ini telah selesai, hingga akhirnya bisa beroperasi penuh setahun kemudian.<ref>{{Cite book|title=Keping-keping Kota|last=Kayang|first=U.|publisher=Basabasi|year=2019|isbn=|location=Bantul|page=92|pages=|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite journal|last=|first=|year=1992|title=Kereta Layang: Melayang di Atas Jalur Kumuh|url=|journal=[[Tempo (majalah)|Majalah Tempo]]|volume=22|issue=|pages=32|doi=}}</ref>
 
Stasiun ini termasuk ke dalam kategori stasiun baru di jalur lintas [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] saat dijadikan jalur layang, dikarenakan saat jalur ini masih berada di bawah (menapak di tanah), stasiun ini belum ada. Pada Februari 1988, diadakan proyek jalur layang lintas [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]], yang menghabiskan dana sebesar Rp432,5 milliar. Pada tanggal 5 Juni 1992, [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Soeharto]] beserta [[Siti Hartinah|Ibu Tien]] &dan jajaran pemerintahan lainnya meresmikan [[Rel|jalur KA]] layang ini dengan naik [[Kereta rel listrik|Kereta Rel Listrik]] (KRL) [[Kereta rel listrik Rheostatik|Rheostatik]] kelas eksekutif dari [[Stasiun Gambir]] menuju ke [[Stasiun Jakarta Kota]]. Pada saat diresmikan, belum sepenuhnya proyekpembangunan [[Rel|jalur KA]] layang ini telah selesai, hingga akhirnya bisa beroperasi penuh setahun kemudian.<ref>{{Cite book|title=Keping-keping Kota|last=Kayang|first=U.|publisher=Basabasi|year=2019|isbn=|location=Bantul|page=92|pages=|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite journal|last=|first=|year=1992|title=Kereta Layang: Melayang di Atas Jalur Kumuh|url=|journal=[[Tempo (majalah)|Majalah Tempo]]|volume=22|issue=|pages=32|doi=}}</ref>
Berbeda dengan stasiun-stasiun lainnya yang terletak di jalur layang [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] yang mempunyai tiga lantai, stasiun ini hanya mempunyai dua lantai saja, kemungkinan alasannya adalah karena jalur layang ini akan persiapan turun ke tanah & berakhir di [[Stasiun Jakarta Kota]]. Pada area stasiun ini juga masih terdapat sisa peninggalan jembatan KA dari jalur lintas [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] saat masih berada di bawah, sisa jembatan KA ini kini beralih fungsi menjadi jalan untuk warga. Dahulu, terdapat 2 buah jembatan disini karena jalur lintas [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] adalah jalur ganda/''double track'', namun jembatan yang satunya lagi sudah dibongkar karena lahannya dipakai untuk pondasi peron layang stasiun, & hanya menyisakan 1 jembatan saja.<ref>Andra Radithya, antusias sejarah KA.</ref>
 
Berbeda dengan [[Stasiun kereta api|stasiun-stasiun]] lainnya yang terletak di [[Rel|jalur KA]] layang [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] yang mempunyai tiga lantai, [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini hanya mempunyai dua lantai saja, kemungkinan alasannya adalah karena [[Rel|jalur KA]] layang ini akan persiapan akan turun dan menapak ke tanah &serta berakhir di [[Stasiun Jakarta Kota]]. Pada area [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini juga masih terdapat sisa peninggalan1 buah jembatan [[Kereta api|KA]] lama peninggalan dari [[Rel|jalur]] [[Petak jalan|lintas]] [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] saat masih beradamenapak di bawahtanah, sisa jembatan [[Kereta api|KA]] ini kini beralih fungsi menjadi jalan untuk warga. DahuluSebelumnya, terdapat 2 buah jembatan disini karena [[Rel|jalur]] [[Petak jalan|lintas]] [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] adalah [[jalur ganda/]] atau ''double track.'', namunNamun, jembatan yang satunya lagi sudah dibongkar karena lahannya akan dipakai untuk pembangunan pondasi [[peron]] layang [[Stasiun kereta api|stasiun,]] &dan hanya tinggal menyisakan 1 jembatan saja.<ref>Andra Radithya, antusias sejarah KA.</ref>
Stasiun Jayakarta mempunyai dua jalur & keduanya merupakan sepur lurus. Pada tahun 2019-2020, dipasang sebuah wesel persimpangan baru yang lokasinya sekitar 50-70 meter ke arah [[Selatan]] dari Stasiun Jayakarta, serta juga dilakukan modifikasi [[listrik aliran atas]] (LAA) untuk jalur pada wesel ini.
 
[[Stasiun Jayakartakereta mempunyaiapi|Stasiun]] dua[[Jalan jalurPangeran &Jayakarta|Jayakarta]] keduanyamempunyai merupakandua sepur lurus[[Rel|jalur]]. Pada tahun 2019-2020, dipasang sebuah [[wesel]] [[persimpangan]] baru yang lokasinyaberlokasi sekitar 50-70 meter ke arah [[Selatanselatan]] dari [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Jalan Pangeran Jayakarta|Jayakarta]], serta juga dilakukan modifikasi [[listrik aliran atas]] (LAA) untuk [[Rel|jalur]] pada pada [[wesel]] ini.
 
== Bangunan dan tata letak ==
Bangunan [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Jalan Pangeran Jayakarta|Jayakarta]] ini sudah bergaya modern, dengan sentuhan panel-panel berwarna [[pink]] [[fanta]] yang sampai hari ini masih dipertahankan &dan tidak pernah diubah catnya, hanya tiang peronnya saja yang diubah warnanya menjadi [[merah lembayung|crimson]].

Berbeda dengan [[Stasiun kereta api|stasiun-stasiun]] lainnya yang terletak di [[Rel|jalur KA]] layang [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] yang mempunyai tiga lantai, [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini hanya mempunyai dua lantai saja, kemungkinan alasannya adalah karena [[Rel|jalur KA]] layang ini akan persiapan akan turun dan menapak ke tanah &serta berakhir di [[Stasiun Jakarta Kota]].

Pada area [[Stasiun kereta api|stasiun]] ini juga masih terdapat sisa peninggalan1 buah jembatan [[Kereta api|KA]] lama peninggalan dari [[Rel|jalur]] [[Petak jalan|lintas]] [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] saat masih beradamenapak di bawahtanah, sisa jembatan [[Kereta api|KA]] ini kini beralih fungsi menjadi jalan untuk warga. DahuluSebelumnya, terdapat 2 buah jembatan disini karena [[Rel|jalur]] [[Petak jalan|lintas]] [[Stasiun Manggarai|Manggarai]]-[[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]] adalah [[jalur ganda/]] atau ''double track.'', namunNamun, jembatan yang satunya lagi sudah dibongkar karena lahannya akan dipakai untuk pembangunan pondasi [[peron]] layang [[Stasiun kereta api|stasiun,]] &dan hanya tinggal menyisakan 1 jembatan saja.<ref>Andra Radithya, antusias sejarah KA.</ref>
[[Berkas:Sisa jembatan jalur bawah Stasiun Jayakarta (arah JAKK)..jpg|jmpl|Sisa jembatan jalur bawah Stasiun Jayakarta (arah JAKK).|al=Sisa jembatan jalur bawah Stasiun Jayakarta (arah JAKK).]]
[[Berkas:Sisa jembatan jalur bawah Stasiun Jayakarta (arah MGB)..jpg|jmpl|Sisa jembatan jalur bawah Stasiun Jayakarta (arah MGB).|al=Sisa jembatan jalur bawah Stasiun Jayakarta (arah MGB).]]
[[Stasiun Jayakartakereta mempunyaiapi|Stasiun]] dua[[Jalan jalurPangeran &Jayakarta|Jayakarta]] keduanyamempunyai merupakandua sepur lurus[[Rel|jalur]]. Pada tahun 2019-2020, dipasang sebuah [[wesel]] [[persimpangan]] baru yang lokasinyaberlokasi sekitar 50-70 meter ke arah [[Selatanselatan]] dari [[Stasiun kereta api|Stasiun]] [[Jalan Pangeran Jayakarta|Jayakarta]], serta juga dilakukan modifikasi [[listrik aliran atas]] (LAA) untuk [[Rel|jalur]] pada pada [[wesel]] ini.{{Tata letak peron KAI Commuter
| kode = JAY
| KRL = yes