Sinema Korea Selatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pengetik-AM (bicara | kontrib)
k Pengetik-AM memindahkan halaman Perfilman Korea Selatan ke Sinema Korea Selatan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
 
Baris 42:
Salah satu film paling populer di zaman itu, yaitu ''remake'' dari film yang sekarang hilang dari sutradara Lee Kyu-hwan ''Chunhyang-jeon'' (1955), menarik 10 persen dari populasi [[Seoul]] ke bioskop.<ref name=":2" /> Namun, ketika ''Chunhyang-jeon'' menceritakan ulang suatu [[Chunhyangjeon|cerita tradisional Korea]], film populer lainnya di masa ini, ''[[Madame Freedom]]'' (1956) dari Han Hyung-mo, menceritakan kisah modern tentang seksualitas perempuan dan nilai-nilai Barat.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=vYSgpD1yWQ4C&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false|title=South Korean Golden Age Melodrama: Gender, Genre, and National Cinema|last=|first=|publisher=Wayne State University Press|year=2005|isbn=0814332536|editor-last=McHugh|editor-first=Kathleen|location=|pages=25–38|editor-last2=Abelmann|editor-first2=Nancy|language=en}}</ref>
 
Para pembuat film Korea Selatan menikmati kebebasan singkat dari penyensoran pada awal 1960-an, antara administrasi Syngman Rhee dan [[Park Chung-hee]].<ref>{{Cite web|url=http://www.thedailybeast.com/articles/2014/12/30/propaganda-protests-and-poisonous-vipers-the-cinema-war-in-korea.html|title=Propaganda, Protest, and Poisonous Vipers: The Cinema War in Korea|last=Goldstein|first=Rich|date=30 Desember 2014|website=The Daily Beast|access-date=15 Februari 2017|language=en}}</ref> Film ''[[The Housemaid (film 1960)|The Housemaid]]'' (1960) dari [[Kim Ki-young]] dan ''[[Obaltan]]'' (1961) arahan [[Yu Hyun-mok]], saat ini dianggap di antara film-film Korea Selatan terbaik yang pernah dibuat, diproduksi selama waktu ini.{{sfn|Min|2003|page=46}} Film ''[[The Coachman (film)|The Coachman]]'' (1961) arahan Kang Dae-jin menjadi film Korea Selatan pertama yang memenangkan penghargaan di festival film internasional ketika membawa pulang Silver Bear Jury Prize di [[Festival Film Internasional Berlin]] 1961.<ref name=":3">{{Cite web|url=http://koreanfilm.org/kfilm60s.html|title=1960s|last=Paquet|first=Darcy|date=|website=KoreanFilm.org|archive-url=|archive-date=|dead-url=|access-date=13 Maret 2018 |language=en}}</ref><ref name=":11">{{Cite web|url=https://www.berlinale.de/en/archiv/jahresarchive/1961/03_preistr_ger_1961/03_Preistraeger_1961.html|title=Prizes & Honours 1961|last=|first=|date=|website=Berlin International Film Festival|archive-url=https://web.archive.org/web/20180919025059/https://www.berlinale.de/en/archiv/jahresarchive/1961/03_preistr_ger_1961/03_Preistraeger_1961.html|archive-date=2018-09-19|dead-url=yes|access-date=13 Maret 2018 |language=en}}</ref>
 
Ketika [[Park Chung-hee]] menjadi pelaksana tugas presiden pada tahun 1962, kontrol pemerintah atas industri film meningkat secara substansial. Di bawah Undang-Undang Perfilman pada tahun 1962, serangkaian tindakan pembatasan diberlakukan bahwa film impor terbatas di bawah sistem [[Kuota layar|kuota]]. Peraturan baru tersebut juga mengurangi jumlah perusahaan film produksi dalam negeri dari 71 menjadi 16 dalam setahun. Sensor pemerintah menargetkan [[Cabul|kecabulan]], [[komunisme]], dan tema-tema yang tidak patriotis dalam film.<ref name=":5">{{Cite web|url=https://www.inaglobal.fr/en/cinema/article/unique-story-south-korean-film-industry|title=The Unique Story of the South Korean Film Industry|last=Rousse-Marquet|first=Jennifer|date=10 Juli 2013|website=French National Audiovisual Institute (INA)|language=en|archive-url=|archive-date=|dead-url=|access-date=13 Maret 2018}}</ref><ref name=":6">{{Cite journal|last=Kim|first=Molly Hyo|date=|year=2016|title=Film Censorship Policy During Park Chung Hee's Military Regime (1960-1979) and Hostess Films|url=http://iafor.org/archives/journals/iafor-journal-of-cultural-studies/10.22492.ijcs.1.2.03.pdf|journal=IAFOR Journal of Cultural Studies|volume=1|pages=33–46|doi=10.22492/ijcs.1.2.03|via=wp-content|language=en}}</ref>