Saudagar Minangkabau: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 16:
== Kultur ==
Berdagang merupakan salah satu kultur yang menonjol dalam masyarakat Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, berdagang tidak hanya sekadar mencari nafkah dan mengejar kekayaan, tetapi juga sebagai bentuk eksistensi diri untuk menjadi seorang yang merdeka. Dalam budaya Minang yang egaliter, setiap orang akan berusaha untuk menjadi seorang pemimpin. Menjadi subordinat orang lain, sehingga siap untuk diperintah-perintah, bukanlah sebuah pilihan yang tepat. Prinsip "lebih baik menjadi pemimpin kelompok kecil daripada menjadi anak buah organisasi besar" (''elok jadi kapalo samuik daripado ikua gajah'') merupakan prinsip sebagian besar masyarakat Minang. Menjadi seorang pedagang merupakan salah satu cara memenuhi prinsip tersebut, sekaligus menjadi orang yang merdeka. Dengan berdagang, orang Minang bisa memenuhi ambisinya, dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan keinginannya, hidup bebas tanpa ada pihak yang mengekang sehingga banyak perantau muda Minangkabau lebih memilih berpanas-panas terik di pinggir jalan, berteriak berjualan kaos kaki, daripada harus kerja kantoran, yang acap kali disuruh dan dimarahi. {{citation needed}} Berkembangnya kultur dagang dalam masyarakat Minang, disebabkan adanya harta pusaka tinggi yang menjamin kepemilikan tanah dan keberlangsungannya bagi setiap kaum di Minangkabau. Dengan kepemilikan tanah tersebut, posisi masyarakat Minang tidak hanya sebagai pihak penggarap saja, melainkan juga menjadi pedagang langsung yang menjual hasil-hasilnya ke pasaran.{{citation needed}} Selain itu, kultur merantau yang menanamkan budaya mandiri, menjadikan profesi berdagang sebagai pekerjaan pemula untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karenanya menjadi pedagang kaki lima sering menjadi pekerjaan awal bagi banyak perantau Minang. {{citation needed}}Ekonomi Sumbar yang kecil dan hanya peringkat ke 13 di Indonesia membuat orang Minang merantau berbisnis mengandalkan ekonomi daerah lain. Selain itu dari [[Daftar provinsi Indonesia menurut simpanan perbankan]] ternyata simpanan bank di Sumbar hanya peringkat 17<ref>https://www.bi.go.id/id/statistik/ekonomi-keuangan/sekda/default.aspx</ref> memaksa orang Minang merantau karena uang di Sumbar sedikit.
== Jaringan dan tantangan ==
|