Bahasa Aceh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan Omegah Tigah (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Si Gam Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
Baris 66:
Setelah kedatangan Belanda barulah muncul karya tulis berbahasa Aceh dalam bentuk prosa yaitu pada tahun 1930-an, seperti ''Lhee Saboh Nang'' yang ditulis oleh Aboe Bakar dan De Vries.<ref>Thurgood, Graham.2007.[http://www.acehinstitute.org/aceh_fp_grahamthurgood.pdf The Historical Place of Acehnese:The Known and the Unknown] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100713223327/http://www.acehinstitute.org/aceh_fp_grahamthurgood.pdf |date=2010-07-13 }}</ref> Setelah itu barulah bermunculan berbagai karya tulis berbentuk prosa namun demikian masih tetap didominasi oleh karya tulis berbentuk ''hikayat''.
=== Media cetak ===
Sampai saat ini belum ada surat kabar yang diterbitkan dalam bahasa Aceh. Pada tahun 2020 diluncurkan majalah berbahasa Aceh untuk pertama kalinya, yaitu Majalah Neurôk. Penerbitan ini digagas oleh seorang budayawan Aceh yaitu Ayah Panton.<ref>{{Cite web|title=Neurok, Majalah Berbahasa Aceh Pertama Diluncurkan|url=https://aceh.tribunnews.com/2020/10/14/neurok-majalah-berbahasa-aceh-pertama-diluncurkan|website=Serambinews.com|language=id-ID|access-date=2022-10-25}}</ref>
== Fonologi ==
|