Kabupaten Ngawi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Setyawanary (bicara | kontrib) Tag: Penggantian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Setyawanary (bicara | kontrib) Membalikkan revisi 21851485 oleh Setyawanary (bicara) Tag: Pembatalan kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan pranala ke halaman disambiguasi |
||
Baris 1:
{{Dati2
| settlement_type = Kabupaten
| provinsi = [[Jawa Timur]]
| ibukota = [[Ngawi, Ngawi|Kota Ngawi]]
| luas = 1395,80
| nama ketua DPRD = Heru Kusnindar
| luasref = <ref name="NGAWI"/>
| penduduk = 897478
| pendudukref = <ref name="NGAWI">{{cite web|url=https://ngawikab.bps.go.id/publication/2022/02/25/269436875e97181e3227973b/kabupaten-ngawi-dalam-angka-2022.html|title= Kabupaten Ngawi dalam angka 2022|website= www.ngawikab.bps.go.id |accessdate=22 Maret 2022}}</ref>
| penduduktahun = [[2022]]
| kepadatan = 643
| kecamatan = 19
| kelurahan = 4
| desa = 213
| kodearea = +62 351
| TNKB = '''AE – J**/K*/L*/M*'''
| SNI = NGW
| zona waktu = GMT+7
| kodepos = 63211 - 63285
| dau = Rp896.052.870.000,00
| dauref = (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15|archive-date=2013-02-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20130214064515/http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873|dead-url=yes}}</ref>
| agama = [[Islam]] 98,95%<br>[[Kristen]] 1,02<br>- [[Protestan]] 0,64%<br>- [[katolik]] 0,38%<br> [[Hindu]] 0,01%<br> [[Buddha]] 0,01%<br>Lainya 0,01<ref name="NGAWI"/>
| bahasa = [[Indonesia]] (resmi)<br> [[Jawa|Jawa]] (dominan)
| IPM = {{increase}} 71,04 ([[2021]])<br>{{fontcolor|Green|tinggi}} <ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-provinsi.html|title=Metode baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021|website=www.bps.go.id|accessdate=8 Juni 2022}}</ref>
| lambang = Lambang Kabupaten Ngawi (svg).svg
| peta = [[Berkas:Locator kabupaten ngawi.png]]
| koordinat = {{Coord|-7.403205|111.444603}}
| dasar hukum = -
| hari jadi = [[7 Juli]] [[1358]]
| kepala daerah = [[Bupati]]
| nama kepala daerah = [[Ony Anwar Harsono]]
| wakil kepala daerah = [[Wakil Bupati]]
| nama wakil kepala daerah = [[Dwi Rianto Jatmiko]]
| sekretaris daerah = Mokh Sodiq Triwidiyanto
| flora = [[Cerme]]
| fauna = [[Decu belang]]
| web = {{URL|ngawikab.go.id}}
| translit_lang1_type1 = [[Hanacaraka]]
| translit_lang1_type2 = [[Pegon]]
| translit_lang1_info1 = ꦔꦮꦶ
| translit_lang1_info2 = ڠاوي
| foto = Kebun Teh Jamus Ngawi.jpg
| caption = Kebun Teh Jamus
| semboyan = Ngawi RAMAH<br>(Ramah, Aman, Maju, Adil, dan Harmonis)
}}
'''Ngawi''' ({{Lang-jv|[[Hanacaraka]]: ꦔꦮꦶ, [[Pegon]]: ڠاوي}}) adalah sebuah wilayah [[kabupaten]] yang berada di provinsi [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Ibu kotanya adalah [[Ngawi, Ngawi|Kecamatan Ngawi]]. Kabupaten ini terletak di bagian barat Provinsi [[Jawa Timur]] yang berbatasan langsung dengan Provinsi [[Jawa Tengah]]. Kabupaten ini berbatasan dengan [[Kabupaten Grobogan]], [[Kabupaten Blora]] (keduanya termasuk wilayah Provinsi [[Jawa Tengah]]) dan [[Kabupaten Bojonegoro]] di utara, [[Kabupaten Madiun]] di timur, [[Kabupaten Magetan]] dan [[Kabupaten Madiun]] di selatan, serta [[Kabupaten Sragen]] dan [[Kabupaten Karanganyar]] ([[Jawa Tengah]]) di bagian barat.
== Sejarah ==
=== Asal usul ===
Kata '''Ngawi''' berasal dari kata ''[[awi]]'', [[bahasa Jawa Kuno]] yang berarti '''[[bambu]]''' dan mendapat imbuhan kata '''ng''' sehingga menjadi '''Ngawi'''. Dulu Ngawi banyak terdapat pohon bambu. Seperti halnya dengan nama-nama di daerah-daerah lain yang banyak sekali nama-nama tempat (desa) yang di kaitkan dengan nama tumbuh-tumbuhan. Seperti Ngawi menunjukkan suatu tempat yang di sekitar pinggir [[Bengawan Solo]] dan [[Bengawan Madiun]] yang banyak ditumbuhi bambu.<ref name="ngawikab.go.id">http://www.ngawikab.go.id/home/sekilas-ngawi/sejarah/</ref>
Nama ngawi berasal dari “awi” atau “bambu” yang selanjutnya mendapat tambahan huruf sengau “ng” menjadi “ngawi”. Apabila diperhatikan, di Indonesia khususnya jawa, banyak sekali nama-nama tempat (desa) yang dikaitkan dengan flora, seperti: Ciawi, Waringin Pitu, Pelem, Pakis, Manggis dan lain-lain.
=== Hari Jadi ===
Penelusuran Hari jadi Ngawi dimulai dari tahun 1975, dengan dikeluarkannya SK [[Bupati]] KDH Tk. II Ngawi Nomor Sek. 13/7/Drh, tanggal 27 Oktober 1975 dan nomor Sek 13/3/Drh, tanggal 21 April 1976. Ketua Panitia Penelitian atau penelusuran yang di ketuai oleh DPRD Kabupaten Dati II Ngawi. Dalam penelitian banyak ditemui kesulitan-kesulitan terutama narasumber atau para tokoh-tokoh masayarakat, namun mereka tetap melakukan penelitian lewat sejarah, peninggalalan purbakala dan dokumen-dokumen kuno.
Di dalam kegiatan penelusuran tersebut dengan melalui proses sesuai dengan hasil sebagai berikut:
* Pada tanggal 31 Agustus 1830, pernah ditetapkan sebagai Hari Jadi Ngawi dengan Surat Keputusan DPRD Kabupaten Dati II Ngawi tanggal 31 Maret 1978, Nomor Sek. 13/25/DPRD, yaitu berkaitan dengan ditetapkan Ngawi sebagai ''Order Regentschap'' oleh Pemerintah [[Hindia Belanda]].
* Pada tanggal 30 September 1983, dengan Keputusan [[DPRD]] Kabupaten Dati II Ngawi nomor 188.170/2/1983, ketetapan diatas diralat dengan alasan bahwa tanggal 31 Agustus 1830 sebagai Hari Jadi Ngawi dianggap kurang Nasionalis, pada tanggal dan bulan tersebut justru dianggap memperingati kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda.
* Menyadari hal tersebut Pada tanggal 13 Desember 1983 dengan Surat Keputusan Bupati KDH Tk. II Ngawi nomor 143 tahun 1983, dibentuk Panitia/Tim Penelusuran dan penulisan Sejarah Ngawi yang diktuai oleh Drs. Bapak Moestofa.
* Pada tanggal 14 Oktober di sarangan telah melaksanakan simposium membahas Hari Jadi Ngawi oleh Bapak MM.Soekarto
K, Atmodjo dan Bapak MM. Soehardjo Hatmosoeprobo dengan hasil symposium tersebut menetapkan:
* Menerima hasil penelusuran Bapak Soehardjo Hatmosoeprobo tentang Piagam Sultan [[Hamengkubuwana|Hamengku Buwono]] tanggal 2 Jumadilawal 1756 Aj, selanjutkan menetapkan bahwa pada tanggal 10 November 1828 M, Ngawi ditetapkan sebagai daerah Narawita (pelungguh) Bupati Wedono Monco Negoro Wetan. Peristiwa tersebut merupakan bagian dari perjalanan Sejarah Ngawi pada zaman kekuasaan Sultan Hamengku Buwono.
* Menerima hasil penelitian Bapak MM. Soekarto K. Atmodjo tentang Prasasti Canggu tahun 1280 Saka pada masa pemerintahan Majapahit di bawah Raja Hayam Wuruk. Selanjutmya menetapkan bahwa pada tanggal 7 Juli 1358 M, Ngawi ditetapkan sebagai Naditirapradesa (daerah penambangan) dan daerah swatantra. Peristiwa tersebut merupakan Hari Jadi Ngawi sepanjang belum diketahui data baru yang lebih tua.
Melalui Surat Keputusan nomor: 188.70/34/1986 tanggal 31 Desember 1986 DPRD Kabupaten Dati II Ngawi telah menyetujui tentang penetapan Hari Jadi Ngawi yaitu pada tanggal 7 Juli 1358 M. Dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati KDH Tk. II Ngawi No. 04 Tahun 1987 pada tanggal 14 Januari 1987. Namun Demikian tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penelusuran lebih lanjut serta menerima masukan yang berkaitan dengan sejarah Ngawi sebagai penyempurnaan di kemudian hari.<ref name="ngawikab.go.id"/>
== Geografi ==
Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat [[Jawa Timur|Provinsi Jawa Timur]] yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.395,80 km<sup>2</sup>, di mana sekitar 40 persen atau sekitar 558,4 km<sup>2</sup> berupa lahan sawah. Secara administrasi wilayah ini terbagi ke dalam 19 kecamatan dan 217 desa, di mana 4 dari 217 desa tersebut adalah kelurahan. Pada tahun 2004 berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) wilayah Kabupaten Ngawi terbagi ke dalam 19 kecamatan, 2 diantaranya adalah kecamatan baru yang merupakan hasil pemekaran dari suatu kecamatan, yakni Kecamatan Kasreman adalah pemekaran dari Kecamatan Padas, sedangkan Kecamatan Gerih adalah pemekaran dari Kecamatan Geneng.
Secara geografis Kabupaten Ngawi terletak pada posisi 7°21’–7°31’ Lintang Selatan dan 110°10’–111°40’ Bujur Timur. Topografi wilayah ini adalah berupa dataran tinggi dan tanah datar. Tercatat 4 kecamatan terletak pada dataran tinggi yaitu [[Sine, Ngawi|Sine]], [[Ngrambe, Ngawi|Ngrambe]], [[Jogorogo, Ngawi|Jogorogo]] dan [[Kendal, Ngawi|Kendal]] yang terletak di kaki dan sebagian di lereng Gunung Lawu. Bagian utara merupakan perbukitan, bagian dari [[Pegunungan Kendeng]]. Bagian barat daya adalah kawasan pegunungan, bagian dari sistem [[Gunung Lawu]].<ref>{{citeweb|url=http://www.ngawikab.go.id/home/sekilas-ngawi/letak-geografis/|title=Letak Geografis}}</ref><ref name="Kab Ngawi">{{citeweb|url=http://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_1540124835BAB_2_PROFIL_KAB_ngawi.pdf|title=Ngawi Profile}}</ref><ref name="Ngawi">{{citeweb|url=http://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_6f6ad74804_BAB%20VIBAB%206%20Profil%20Kabupaten.pdf|title=Profil Kabupaten Ngawi}}</ref>
=== Batas wilayah ===
Kabupaten Ngawi berbatasan langsung dengan beberapa wilayah, yaitu:
{{batas USBT
|utara = [[Kabupaten Bojonegoro]], [[Kabupaten Grobogan]], dan [[Kabupaten Blora]] (dua kabupaten terakhir termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah)
|barat = [[Kabupaten Sragen]] dan [[Kabupaten Karanganyar]] (keduanya termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah)
|timur = [[Kabupaten Madiun]]
|selatan = [[Kabupaten Magetan]] dan [[Kabupaten Madiun]]
}}
=== Topografi ===
Berdasarkan ketinggian tempat, Kabupaten Ngawi terletak pada ketinggian antara 47 – 500 meter dpal meliputi Kecamatan Ngawi, Geneng, Gerih, Padas, Paron, Kasreman, Karangjati, Bringin, Pangkur, Mantingan, Widodaren, Kedunggalar, Pitu, Karanganyar (untuk wilayah Karanganyar tidak dapat disebutkan sebagai Wilayah Tanah Usaha karena tepat di area pegunungan Kendeng yang memiliki tanah kurang subur), Kwadungan dan sebagian wilayah Kecamatan Sine, Jogorogo, Ngrambe, dan Kendal. Ketinggian antara 500 – 1000 meter dpal meliputi Kecamatan Sine, Ngrambe, Jogorogo, dan Kendal.
Kondisi topografi Kabupaten Ngawi jika dikaitkan dengan klasifikasi Wilayah Tanah Usaha (WTU) dibedakan atas:
# Ketinggian 25 – 100 mdpl seluas 73.398 Ha (53, 63%), yang terletak pada Kecamatan Geneng, Gerih, Karangjati, Kedunggalar, Kendal, Kwadungan, Mantingan, [[Ngawi, Ngawi|Ngawi]], Padas, Kaserman, Pangkur, Paron, Pitu, Widodaren dan Bringin.
# Ketinggian 100 – 500 mdpl seluas 47.600 Ha (36,73%), meliputi daerah kecamatan Bringin, Jogorogo, Karangjati, Kendal dan Sine serta sebagian Kecamatan Geneng, Kedunggalar, Mantingan, Pitu, Widodaren, Ngawi, Ngrambe, Padas, dan Paron.
# Ketinggian 500 – 1.000 mdpl seluas 5.075 Ha (3,92%) terdapat di Kecamatan Jogorogo, Kendal, Sine, dan Ngrambe.
# Ketinggian >1.000 mdpl seluas 3.515 Ha (2,71%) meliputi kecamtan Jogorogo, Kendal, Ngrambe, dan Sine.<ref name="Ngawi"/>
=== Geologi ===
Kondisi geologi di Kabupaten Daerah Tingkat II Ngawi yang berdasarkan proses geologi yang terjadi di masa lampau, maka jenis batuan induknya dapat dibedakan sebagai berikut:
# Alluvium, jenis batuan Alluvium terdapat di wilayah dataran rendah, dengan kemiringan lahan 0 – 2% dan ketinggian 25 – 100 meter dpal serta kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dengan tekstur tanah sedang. Umumnya jenis batuan induk ini terdapat di Kecamatan Geneng, Gerih, Ngawi, Padas, Kaserman, Karangjati dan terdapat di seluruh wilayah Kecamatan Kwadungan serta Kecamatan Pangkur.
# ''Miocene Limestone Facies'', proses terjadinya dan lokasi jenis batuan induk ''Miocene limestone facies'' terdapat di wilayah dataran rendah dengan kemiringan lahan 0–2% dan 2–15% dan ketinggian 25 – 100 meter dpal serta kedalaman efektif tanah kurang dari 30 cm dengan tekstur tanah sedang. Umumnya jenis batuan induk ini terdapat di Kecamatan Pitu, Ngawi, Padas, Kaserman, Bringin, dan Karangjati.
# ''Young Quartenary Vulcanic Product'', batuan ini terdapat di wilayah dataran rendah dan tinggi dengan kemiringan tanah 0 – 40% dan ketinggian 25 – 100 meter dpal serta kedalaman efektif tanah kurang dari 30 cm dengan tekstur tanahhalus, sedang sampai kasar. Umumnya jenis batuan induk ini terdapat di Kecamatan Mantingan, Widodaren, Ngawi, Sine dan di seluruh wilayah Kecamatan Paron, Geneng, Gerih, Ngrambe, Jogorogo, dan Kendal.
# ''Plestosen Sedimentary Facies'', batuan induk ini terdapat di sebagian kecil Kecamatan Ngawi, Padas, dan Karangjati. Bahan batuan induk terletak pada ketinggian 25 – 500 meter dpal dengan kemiringan lahan 0 – 40% dan kedalaman tanah kurang dari 30 cm dan 30 – 60 cm.
# ''Pleocine Sedimentary Facies'', batuan induk ini terdapat di sebagian Kecamatan Mantingan dan Widodaren, sebagian besar wilayah Kecamatan Pitu, dan sebagian kecil Kecamatan Ngawi, Padas, dan Bringin. Bahan batuan induk ini terdapat di wilauah dengan ketinggian 25 – 500 meter dpal denga kemiringan lahan 0 – 40% dan kedalaman efektif tanah kurang dari 90%.
# ''Miocene Sedimentary Facies'', batuan ini terdapat di Kecamatan Mantingan, Pitu, Ngawi, Padas, Kaserman, Bringin, Karangjati, dan Sine. Bahan batuan induk ini umumnya terdapat pada wilayah dengan ketinggian 25 – 500 meter dpal dengan kemiringan 2 – 25% dan kedalaman efektif tanah kurang dari 90 cm.<ref name="Ngawi"/>
=== Iklim ===
Suhu udara di wilayah Kabupaten Ngawi bervariasi sebagai akibat dari tingkat elevasi tanah, tetapi secara umum suhu udara di wilayah Kabupaten Ngawi berkisar antara 20°–34 °C dengan tingkat kelembapan nisbi berkisar antara 68–85%. Wilayah Kabupaten Ngawi ber[[iklim muson tropis]] (''Am'') berdasarkan [[klasifikasi iklim Koppen]]. Terdapat dua musim di wilayah ini yang dipengaruhi oleh pergerakan angin muson, yaitu [[musim kemarau]] yang dipengaruhi angin muson timur–tenggara yang bersifat kering dan dingin dan [[musim penghujan]] yang dipengaruhi oleh angin muson barat daya–barat laut yang bersifat basah dan lembap. Musim kemarau di wilayah Ngawi berlangsung pada periode [[Mei]]–[[Oktober]] dengan bulan terkering adalah [[Agustus]]. Sedangkan musim penghujan di wilayah ini berlangsung pada periode [[November]]–[[April]] dengan bulan terbasah adalah [[Januari]] dengan jumlah curah hujan bulanan lebih dari 280 mm per bulan. Curah hujan di wilayah Kabupaten Ngawi berkisar antara 1.500–2.000 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 90–140 hari hujan per tahun.
{{Ngawi weatherbox}}
== Pemerintahan ==
=== Daftar Bupati ===
{{utama|Daftar Bupati Ngawi}}
{{:Daftar Bupati Ngawi}}
=== Dewan Perwakilan ===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ngawi}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ngawi}}
=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Ngawi}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Ngawi}}
== Transportasi ==
Kabupaten Ngawi dilintasi jalur utama [[Surabaya]]-[[Yogyakarta]], jalur utama [[Cepu]], [[Bojonegoro]]-[[Madiun]] dan menjadi gerbang utama Jawa Timur jalur selatan.
=== Angkutan Kereta Api ===
Kabupaten ini juga dilintasi jalur [[kereta api]] Surabaya-Yogyakarta-Bandung/Jakarta, namun tidak melewati ibu kota kabupaten. [[Stasiun kereta api]] terdapat di [[Stasiun Geneng|Geneng]], [[Stasiun Ngawi|Ngawi]], [[Stasiun Kedunggalar|Kedunggalar]], dan [[Stasiun Walikukun|Walikukun]].
Berikut adalah Kereta yang dilayani yang melewati stasiun ini:
* [[Kereta api Bangunkarta]] kelas Eksekutif-Ekonomi jurusan Jombang-Pasarsenen
* [[Kereta api Brantas]] kelas Eksekutif-Ekonomi jurusan Blitar-Pasarsenen
* [[Kereta api Gaya Baru Malam Selatan]] kelas Eksekutif-Ekonomi jurusan Surabaya Gubeng-Pasarsenen
* [[Kereta api Jayakarta]] kelas Ekonomi Premium jurusan Surabaya Gubeng-Pasarsenen
* [[Kereta api Kahuripan]] kelas Ekonomi PSO jurusan Blitar-Kiaracondong
* [[Kereta api Logawa]] kelas Bisnis-Ekonomi jurusan Jember-Purwokerto
* [[Kereta api Malabar]] kelas Eksekutif-Bisnis-Ekonomi jurusan Malang-Bandung
* [[Kereta api Matarmaja]] kelas Ekonomi jurusan Malang-Pasarsenen
* [[Kereta api Mutiara Timur]] kelas Eksekutif-Ekonomi Premium jurusan Ketapang-Yogyakarta
* [[Kereta api Pasundan]] kelas Ekonomi jurusan Surabaya Gubeng-Kiaracondong
* [[Kereta api Singasari]] kelas Eksekutif-Ekonomi jurusan Blitar-Pasarsenen
* [[Kereta api Sri Tanjung]] kelas Ekonomi PSO jurusan Ketapang-Lempuyangan
* [[Kereta api Wijayakusuma]] kelas Eksekutif-Ekonomi Premium jurusan Ketapang-Cilacap
=== Angkutan Jalan Raya ===
Kabupaten Ngawi dilalui [[Jalan Raya Nasional 15]] yang menghubungkan Yogyakarta dan Surakarta di barat dengan Caruban dan Surabaya di timur, serta [[Jalan Raya Nasional 20]] yang menghubungkan Bojonegoro di utara dengan Madiun dan Magetan (Maospati) di selatan. Persimpangan jalan raya itu terletak tepat di Kota Ngawi, sehingga Kota Ngawi dalam perkembangannya dari waktu ke waktu selalu ramai dilintasi berbagai kendaraan. Tidak hanya itu, ada pula jalan antar kabupaten yang saling bersambungan. Dimulai dari [[Ngawi, Ngawi|Kota Ngawi]] ke selatan arah Paron lurus terus ke arah Jogorogo, kemudian membentuk persimpangan tiga. Ke timur menuju Kendal dan bersambung ke Magetan hingga Madiun, sedangkan ke barat menuju ke Sine hingga sampai ke Sragen (Jawa Tengah). Dari Kota Ngawi ke utara nanti ke arah Bojonegoro dan Blora (Jawa Tengah). Selain jalan antar kabupaten, Kabupaten Ngawi juga ada jalan alternatif yang dapat dilalui kendaraan apabila Jalan Raya Nasional mengalami gangguan, semisal banjir akibat luapan sungai, kemacetan panjang hingga insiden kecelakaan dan lain sebagainya. Sehingga jalan alternatif ini diperlukan untuk mendukung transportasi serta sebagai "jalur terobosan" untuk para pengguna jalan yang ingin cepat sampai tujuan. Jalan alternatif ini saling terkoneksi semua kecamatan yang ada di Kabupaten Ngawi.
=== Jalan Tol ===
Kabupaten Ngawi juga termasuk daerah yang dilintasi Tol Trans Jawa, jalan Tol yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya. Dan masuk lintas segmen Tol Solo–Kertosono. Rincian pembagiannya yaitu di sisi barat ada Tol Solo–Ngawi, sedangkan di sisi timur ada Tol Ngawi–Kertosono, yang sejajar dengan jalur kereta api lintas selatan Jawa. Gerbang Tol Ngawi menjadi titik keluar masuk kendaraan yang akan menuju ke/dari [[Ngawi, Ngawi|Kota Ngawi]]. Sekarang berkat adanya Tol Trans Jawa dan didukung karena lokasinya yang strategis, Kabupaten Ngawi menjadi salah satu kabupaten terpenting dan tersibuk di Jawa Timur.
== Pendidikan ==
[[Pondok Pesantren]] [[Gontor]] Putri 1, 2 terdapat di Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, yakni di dekat perbatasan dengan Jawa Tengah. Ada juga Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 3 yang terletak di Desa Karangbanyu, Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi yang berjarak sekitar 6 km dari Gontor Putri 1 dan 2.
Secara umum bidang pendidikan masih didominasi oleh sekolah negeri, terutama tingkat dasar. SD Negeri tersebar di semua desa melalui program SD Inpres.
Sementara SMP Negeri masih terpusat di kota-kota kecamatan. Dan yang menjadi favorit masih di area dalam kota seperti [[SMP Negeri 1 Ngawi|SMPN 1]], SMPN 2, SMPN 4 dan SMPN 5. Meski begitu kualitas pendidikan tingkat menengah pertama di daerah tidak juga kalah. Seperti SMPN 3 Paron dan MTsN Paron yang juga sering mengharumkan nama Kabupaten Ngawi.
Belum di semua kecamatan terdapat SMA Negeri. [[SMA Negeri 1 Ngawi]] dan SMA Negeri 2 Ngawi merupakan sekolah favorit di Kabupaten Ngawi. Nomenklatur SMA di Kabupaten Ngawi yang masih menggunakan nama lokal kecamatan membuat dua sekolah ini yang populer di masyarakat. Sehingga sekolah yang menggunakan nama kecamatan kebanyakan mendapatkan input siswa dari kecamatan bersangkutan. Ini menunjukkan pemerataan pendidikan di Kabupaten Ngawi masih belum merata dan hanya terpusat di dalam kota saja.
Kebanyakan siswa di Kabupaten Ngawi melanjutkan pendidikan tinggi ke luar kota seperti Malang, Surabaya, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Jakarta, Bandung dan Bogor. Mahasiswa dari Kabupaten Ngawi ini tergabung dalam organisasi FORSMAWI INDONESIA. Yang memiliki kegiatan di bidang pendidikan dan sosial.
Meskipun begitu terdapat juga perguruan tinggi di Ngawi. Yang paling populer di antaranya Universitas Terbuka, Universitas Soerjo, STKIP PGRI NGAWI, Akademi Keperawatan dan STAI Ngawi yang kini berganti nama menjadi IAI Ngawi.
== Pariwisata ==
=== Tempat wisata ===
Sedangkan tempat rekreasi yang ada saat ini adalah [[Wisata Air Terjun Pengantin]] yang terletak di dusun Besek Desa Hargomulyo Kec. Ngrambe, pemandian[[Tawun]], [[Waduk Pondok]], Air terjun [[Srambang]], serta kebun Teh [[Jamus]] yang berhawa sejuk dan terdapat Kolam Pemandian di sekitar Perkebunan Teh tersebut. Perkebunan Teh ini terletak di Kecamatan Sine, Selain Kebun Teh Jamus di Kec. Sine, selain teh di kecamatan sine ada pula perkebunan karet yang dikelola oleh PTP XXIII Tretes Juga ada Bendungan Ndorjo yang lokasinya di Desa hargosari Dsn. Gondorejo. Selain itu terdapat juga situs purbakala [[Trinil]] yang menyimpan fosil ''[[Pithecanthropus erectus]]'' (Manusia kera berjalan tegak) pertama kali ditemukan oleh arkeolog Belanda bernama [[Eugene Dubois]].
Gunung Liliran merupakan objek wisata ziarah yang terkenal bagi masyarakat Jawa. Pada bulan Muharam (Syura) para peziarah berdatangan ke puncak bukit pada siang dan malam hari. Sebagian dari mereka bersemadi di beberapa gua atau berziarah ke Makam Joko Buduk. Pemandangan dari puncak bukit memang sangat indah berupa pesawahan dan sungai yang meliuk ke arah utara menuju Bengawan Solo. Sayang hutan di Gunung Liliran tidak indah lagi karena tanaman pinus yang dikelola Perhutani kini banyak ditebangi.
Di daerah ini terdapat [[Benteng van Den Bosch]] yang digunakan oleh Belanda sebagai strategi Benteng Steelsel dalam upaya mempersempit ruang gerak Pangeran Diponegoro dalam perang gerilya. Benteng ini sekarang terbuka untuk umum. ada pula Situs Arca Banteng tepatnya di Dusun Reco Banteng, Desa Wonorejo, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi
terdapat pula Taman Bermain Anak yang berlokasi di pusat pemerintahan Kabupaten Ngawi
Air Terjun Watu Jonggol Objek Wisata Anyar Di Kabupaten Ngawi, Untuk perjalanan menuju Wisata Sumber Air Kamulyan Watu Jonggol dilalui dengan melewati jalan pedesaan di mana kanan dan kirinya sebagian besar adalah sawah dan kebun pertanian. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan menyusuri lereng kaki gunung Lawu dengan kondisi jalan yang terkadang meanjak curam dan terjal. Sebelum menuju ke Sumber Air Kamulyan Watu Jonggol, pengunjung dapat menikmati indahnya pemandangan hutan yang berada di sisi jalan. Setelah melakukan perjalanan dengan pemandangan hutan yang eksotik dan melewati sederetan batu yang tertata alami maka akan terlihat tumpukan batuan alam yang tersusun secara artistik seperti keluar dari permukaan tebing dengan air terjun yang mengalir deras kebawah secara begitu indah.
Selondo, salah satu tempat wisata yang masuk Desa Ngrayudan, Kecamatan Jogorogo. '''Selondo Village''' yang menempati areal seluas 3 hektar ini dilengkapi berbagai fasilitas seperti kolam renang, tempat pertemuan, restoran dan beberapa kios yang menjajakan hasil khas masyarakat sekitar termasuk hasil agrobisnis berupa sayur mayur.
Hot springs in ngawi: '''Sumber air panas''' diyakini bisa sembuhkan penyakit, terletak di Tempuran, Paron ini juga patut didatangi.
'''Monumen Soerjo (Suryo)''' yang dibangun pada tahun 1975 lalu dan diresmikan oleh May-Jen TNI-AD Witarmin, terletak di jalan raya Ngawi-Solo Km 19, tepatnya masuk wilayah desa Pelanglor Kec. Kedunggalar Kab. Ngawi. Disamping guna mengenang gugurnya Gubernur pertama Jawa timur oleh keganasan PKI,banyak pula yang berdatangan untuk berziarah
'''Hargo Dumilah'''Suasana yang asri itulah terlihat dari kolam pemandian Hargo Dumilah yang berada di lereng utara Gunung Lawu tepatnya di Desa Setono, Kecamatan Ngrambe, Atau berada di sebelah selatan Kota Ngawi yang berjarak 30 Kilometer. Kerindangan pohon jati yang berjajar ditepi kolam menambah anggunnya suasana kolam pemandian Hargo Dumilah. Apalagi berlatar belakang Gunung Lawu dan areal persawahan, cukup sudah alam yang natural melengkapi keindahan sekaligus memberikan nuansa tersendiri bagi para pengunjungnya untuk berelaksasi bersama keluarga.
== Kesenian ==
|