Dewan Kesenian Jawa Tengah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Merevisi tentang pergub DKJT sebagai LNS |
Menambahkan kata kini setelah pengelolaan PKJT |
||
Baris 28:
== Latar belakang ==
Dalam Instruksi [[Menteri Dalam Negeri]] (Inmendagri) No. 5A/1993 disebutkan bahwa setiap [[pemerintah]] [[provinsi]] yang telah membentuk dewan kesenian agar membangun gedung kesenian melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi dan situasi daerah masing-masing. DKJT yang ketika itu diketuai [[Eko Budihardjo|Prof. Ir. Eko Budihardjo, M.Sc.]] pada mulanya tidak mengusulkan pembangunan gedung kesenian, karena sadar situasinya belum memungkinkan. Tahapan awal program kerja DKJT adalah memantapkan dan memapankan keberadaan sebagai organisasi kesenian dengan mengajak berbagai kalangan [[seniman]] dan budayawan untuk membuktikan prestasi yang dapat menumbuhkan simpati dan dukungan berbagai pihak, khususnya Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah. Karena itu, sampai dengan Musyawarah Daerah DKJT, 27-28 November [[1996]] di [[Balaikota]] [[Semarang]] belum membahas program pembangunan gedung kesenian, dengan alasan lebih mengutamakan program pembentukan Dewan Kesenian Daerah (DKD) di tingkat kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Program tersebut mulai tampak hasilnya pada Musyawarah Daerah DKJT 12-13 Februari 1999 di Hotel Srondol Indah Semarang dengan dukungan [[Gubernur]] Provinsi Jawa Tengah H. Mardiyanto pada masa itu, yang mendesak setiap daerah kabupaten dan kota di Jawa Tengah segera membentuk DKD. DKJT akhirnya pada tahun 2001 mengusulkan proyek pembangunan Pusat Kesenian Jawa Tengah (PKJT) kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Usulan itu disetujui Gubernur Mardiyanto dan Komisi E DPRD Jawa Tengah. PKJT itu berlokasi di Kompleks Taman Maerakaca, Tawangmas, Semarang, yang terdiri dari teater tertutup, teater arena, galeri [[seni rupa]], wisma seni, dan musala. Namun, pembangunan wisma seni dan ''play ground'' hingga kini belum terlaksana. Pengelolaan PKJT kini dipegang oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah setelah sebelumnya dikelola oleh DKJT. Semua kegiatan DKJT, selain dari sponsor swasta, bersumber dari bantuan dana hibah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setiap tahunnya. DKJT pernah mengusulkan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pembinaan Kesenian Daerah dan gagasan itu masuk dalam Program Legislasi Daerah (Prolegda) DPRD Jawa Tengah, tetapi tidak terealisasi sampai keanggotaan dewan ganti periode. Sempat muncul wacana dan pembentukan kelompok kerja dengan anggota dari organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, untuk memperkuat payung hukum DKJT sebagai lembaga nonstruktural (LNS) melalui Peraturan Gubernur (pergub), karena instruksi menteri dalam negeri sebagai regulasi dalam peraturan perundangan tidak ada. Namun proses pembuatan pergub tentang DKJT sebagai LNS itu pun terhenti di tengah jalan, karena para anggota kelompok kerja mengalami mutasi ke instansi lain akibat SOTK dan sebagian memasuki masa pensiun. Alamat Kantor Sekretariat DKJT di Jalan Abdulrachman Saleh 272, Manyaran, Semarang, setelah sebelumnya menempati salah satu ruangan di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah dan di PKJT..<ref>[http://www.fajar.co.id/fajaronline-jateng/2015/06/10/dewan-kesenian-jawa-tengah-dukung-usulan-ruu-bahasa-dan-kesenian-daerah.html Fajar Online: Dewan Kesenian Jawa Tengah Dukung Usulan RUU Bahasa dan Kesenian Daerah]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses 13 Juni 2015</ref>
== Komite ==
|