Pendidikan karakter: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor |
||
Baris 69:
== Kritik ==
Pada 1990-an dan 2000-an, sejumlah filsuf dan ilmuwan sosial mulai mempertanyakan anggapan yang menjadi dasar teori karakter moral dan karakter moral. Karena pentingnya karakter moral untuk masalah-masalah dalam filsafat, tidak mungkin perdebatan tentang sifat karakter moral akan berakhir dalam waktu dekat.<ref>{{Cite book|date=2012-05-04|url=http://dx.doi.org/10.4324/9780203140109-8|title=Moral Philosophy|publisher=Routledge|isbn=978-0-203-14010-9|pages=43–58}}</ref>
Situasionisme dapat dipahami sebagai terdiri dari tiga klaim sentral:<ref>{{Cite book|date=2012-05-04|url=http://dx.doi.org/10.4324/9780203140109-8|title=Moral Philosophy|publisher=Routledge|isbn=978-0-203-14010-9|pages=43–58}}</ref>
* Klaim non-ketahanan: ciri-ciri karakter moral tidak konsisten di berbagai spektrum situasi yang relevan dengan sifat. Apa pun ciri-ciri karakter moral yang dimiliki individu adalah situasi spesifik.
* Klaim Konsistensi: sementara ciri-ciri karakter moral seseorang relatif stabil dari waktu ke waktu, ini harus dipahami sebagai konsistensi sifat-sifat spesifik situasi, bukan sifat-sifat yang kuat.
* Klaim Fragmentasi: ciri-ciri karakter moral seseorang tidak memiliki integritas evaluatif yang disarankan oleh Klaim Integritas. Mungkin ada perpecahan yang cukup besar dalam karakter moral seseorang di antara sifat-sifat karakter khusus situasinya.
== Referensi ==
|