Pendidikan karakter: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Shalisya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Shalisya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 75:
* Klaim Konsistensi: sementara ciri-ciri karakter moral seseorang relatif stabil dari waktu ke waktu, ini harus dipahami sebagai konsistensi sifat-sifat spesifik situasi, bukan sifat-sifat yang kuat.
* Klaim Fragmentasi: ciri-ciri karakter moral seseorang tidak memiliki [[integritas]] [[:en:Evaluative|evaluatif]] yang disarankan oleh Klaim Integritas. Mungkin ada perpecahan yang cukup besar dalam karakter moral seseorang di antara sifat-sifat karakter khusus situasinya.
Menurut Situationists, [[bukti empiris]] lebih menyukai pandangan mereka tentang karakter moral daripada Pandangan Tradisional. Studi Hugh Hartshorne dan M. A. May tentang sifat [[:en:Honesty|kejujuran]] di antara [[Anak|anak-anak]] sekolah tidak menemukan korelasi lintas situasional. Seorang anak mungkin secara konsisten jujur dengan teman-temannya, tetapi tidak dengan orang tua atau gurunya. Dari penelitian ini dan lainnya, Hartshorne dan May menyimpulkan bahwa ciri-ciri karakter tidak kuat melainkan "fungsi spesifik dari situasi kehidupan". <ref name=":2" />
 
Tantangan baru-baru ini terhadap Pandangan Tradisional tidak luput dari perhatian. Beberapa telah mencoba untuk memodifikasi Pandangan Tradisional untuk melindunginya dari tantangan-tantangan ini, sementara yang lain telah mencoba untuk menunjukkan bagaimana tantangan-tantangan ini gagal merusak Pandangan Tradisional sama sekali. Misalnya, Dana Nelkin (2005), Christian Miller (2003), Gopal Sreenivasan (2002), dan John Sabini dan Maury Silver (2005), antara lain, berpendapat bahwa bukti empiris yang dikutip oleh Situationists tidak menunjukkan bahwa individu tidak memiliki sifat karakter yang kuat. <ref name=":2" />