Sang Pencerah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Irfan Alli Occo (bicara | kontrib)
Irfan Alli Occo (bicara | kontrib)
Baris 77:
 
== Produksi ==
Sebagai sutradara, Hanung juga dituntut untuk menghidupkan atmosfer dan lanskap [[Yogyakarta]] pada akhir 1800-an. Selain dilakukan di Yogyakarta, syuting digelar di [[Musium Kereta Api Ambarawa]] dan kompleks [[Kebun Raya Bogor]] yang disulap menjadi [[Jalan Malioboro]] lengkap dengan [[Tugu Yogyakarta]] pada zaman itu. Hanung juga mengembalikan dan mereka ulang bangunan Masjid Besar Kauman, [[KotagedeKota Gede, Yogyaarta|Kota Gede]], [[Bintaran, Yogyakarta|Bintaran]], dan wilayah keraton seratus tahun silam dengan bangunan set lokasi serealistis mungkin. Di beberapa adegan, misalnya saat Dahlan beribadah haji, Hanung juga menggunakan potongan film dokumenter lama koleksi [[Perpustakaan Nasional]].
 
Dana yang dikeluarkan untuk pembuatan film ini lumayan besar, sekitar Rp 12 miliar. Selain itu, biaya besar dibutuhkan untuk kostum pemain. Misalnya, pakaian [[batik]] yang dikenakan pemain mesti sesuai dengan batik pada 1900. [[Jarik]] atau kain panjang sengaja didesain khusus untuk film Sang Pencerah sesuai dengan motif yang memang dikenal pada 1900-an; termasuk perlengkapan [[serban]] yang sengaja dibuat sendiri untuk keperluan syuting.