Anak transgender: Perbedaan antara revisi

Respon keluarga yang menerima anak transgender memiliki pengaruh besar terhadap kualitas hidup si anak.<ref name="Said2">{{Cite web|url=http://america.aljazeera.com/watch/shows/edge-of-eighteen/articles/2014/10/3/trans-gender-discrimination.html|title=Young trans people still struggling for social acceptance|last=Said|first=Hashem|date=2014-10-03|website=Al Jazeera America|accessdate=2016-04-21}}</ref> Bagi anak transgender, sulit untuk memprediksi respon orang tua mereka jika mereka mengungkapkan identitas mereka dan hal ini dapat memberi beban psikologis terhadap anak. Pada beberapa kasus, orang tua memberi respon negatif hingga dapat mengusir si anak dari rumah atau tidak menganggapnya sebagai anak lagi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak transgender yang melakukan tindak kriminalitas remaja cenderung pernah mengalami penolakan, penyiksaan, dan/atau penelantaran oleh keluarga akibat identitas mereka diketahui. Penolakan dari keluarga juga dapat membuat si anak menyesal telah memberi tahu identitasnya.<ref>{{Cite web|url=https://www.americanprogress.org/issues/lgbt/report/2012/06/29/11730/the-unfair-criminalization-of-gay-and-transgender-youth/|title=The Unfair Criminalization of Gay and Transgender Youth|last=Hunt|first=J.|last2=Moodie-Mills|first2=A. C.|date=2012-06-09|publisher=Center for American Progress|accessdate=2016-04-21}}</ref> Anak transgender yang ditolak oleh orang tua mereka memiliki peluang lebih tinggi untuk melakukan [[Bunuh diri di antara pemuda LGBT|bunuh diri]], depresi, menyalahgunakan narkoba, dan terlibat dalam perdagangan seks. Di sisi sebaliknya, orang tua dapat memberikan respon positif dan memberikan dukungan terhadap anak-anak mereka dan membentu mereka dalam [[Transisi (transgender)|bertransisi]]. Anak transgender yang mendapat penerimaan oleh orang tua cenderung lebih percaya diri dan sehat, lebih berprestasi, serta memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi.<ref>{{Cite journal|last=Coolhart|first=Deborah|last2=Shipman|first2=Daran L.|date=2017|year=|title=Working Toward Family Attunement|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0193953X16300685|journal=Psychiatric Clinics of North America|language=en|volume=40|issue=1|pages=113–125|doi=10.1016/j.psc.2016.10.002}}</ref> Orang tua juga dapat mengkonsultasikan anak bersama tenaga medis yang dapat mengembangkan jaringan pendukung bagi si anak.<ref>{{Cite journal|last=Katz-Wise|first=Sabra L.|last2=Budge|first2=Stephanie L.|last3=Orovecz|first3=Joe J.|last4=Nguyen|first4=Bradford|last5=Nava-Coulter|first5=Brett|last6=Thomson|first6=Katharine|year=2017|title=Imagining the future: Perspectives among youth and caregivers in the trans youth family study|journal=Journal of Counseling Psychology|volume=64|issue=1|pages=26–40|doi=10.1037/cou0000186|pmc=5224913|pmid=28068129}}</ref>

Sekitar 75% dari anak transgender memperoleh kekerasan verbal dari orang tua atau keluarga mereka. Sekitar 35% mengaku mengalami kekerasan fisik dari anggota keluarga.<ref name="GrossmanII">{{Cite journal|last=Grossman|first=Arnold H.|last2=D'Augelli|first2=Anthony R.|year=2007|title=Transgender Youth and Life‐Threatening Behaviors|url=|journal=Suicide and Life-Threatening Behavior|volume=37|issue=5|pages=527–537|doi=10.1521/suli.2007.37.5.527|pmid=17967119}}</ref> Anak yang diusir dari rumah juga menjadi bermasalah dalam memenuhi kebutuhan hidup. Minimnya dukungan keluarga dan di sekolah juga dapat mengganggu aktivitas akademik anak transgender. Anak transgender lebih berpeluang untuk dikeluarkan dari sekolah daripada anak-anak sebayanya.<ref name="Grossman">{{Cite journal|last=Grossman|first=Arnold H.|last2=D'augelli|first2=Anthony R.|year=2006|title=Transgender youth: Invisible and vulnerable|url=|journal=Journal of Homosexuality|volume=51|issue=1|pages=111–128|doi=10.1300/j082v51n01_06|pmid=16893828}}</ref>

[[Penyakit menular seksual]] (PMS) juga merupakan masalah besar bagi anak dan remaja transgender terkait dengan asumsi bahwa orang transgender tidak berisiko tinggi menularkan PMS serta anggapan bahwa perempuan transgender tidak bisa hamil. Hal ini telah menyebabkan tingginya kasus PMS pada orang transgender.<ref name="Grossman">{{Cite journal|last=Grossman|first=Arnold H.|last2=D'augelli|first2=Anthony R.|year=2006|title=Transgender youth: Invisible and vulnerable|url=|journal=Journal of Homosexuality|volume=51|issue=1|pages=111–128|doi=10.1300/j082v51n01_06|pmid=16893828}}</ref>

* [http://www.safeschoolscoalition.org/whydontyoutellthem.pdf Why Don't you Tell Them I'm a Boy] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110927071141/http://www.safeschoolscoalition.org/whydontyoutellthem.pdf |date=2011-09-27 }}