Palagan Ambarawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
koreksi, pasukan tentara Belanda belum datang pada tahun 1945 era Revolusi Nasional Indonesia, mereka baru datang pada tahun 1946. Jadi NICA hanya mendukung tentara Inggris disini, mereka belum mendarat ke Republik Indonesia.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 27:
 
== Kronologi peristiwa ==
Pada tanggal [[20 Oktober]] [[1945]], tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Bethell mendarat di Semarang dengan maksud mengurus tawanan perang dan tentara Jepang yang berada di Jawa Tengah. Kedatangan sekutu ini diboncengi olehdari [[NICA]]pihak Tentara Inggris. Kedatangan Sekutu ini mulanya disambut baik, bahkan Gubernur Jawa Tengah [[Wongsonegoro|Mr Wongsonegoro]] menyepakati akan menyediakan bahan makanan dan keperluan lain bagi kelancaran tugas Sekutu, sedang Sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.
 
Namun, ketika pasukan SekutuTentara dan NICAInggris telah sampai di [[Ambarawa]] dan Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut malah dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Insiden bersenjata timbul di kota [[Magelang]], hingga terjadi pertempuran. Di Magelang, tentara Sekutu bertindak sebagai penguasa yang mencoba melucuti [[Tentara Keamanan Rakyat]] dan membuat kekacauan. TKR Resimen I Kedu pimpinan Letkol. [[M. Sarbini]] membalas tindakan tersebut dengan mengepung tentara Sekutu dari segala penjuru. Namun mereka selamat dari kehancuran berkat campur tangan Presiden [[Soekarno]] yang berhasil menenangkan suasana. Kemudian pasukan Sekutu secara diam-diam meninggalkan Kota Magelang menuju ke benteng Ambarawa. Akibat peristiwa tersebut, Resimen Kedu Tengah di bawah pimpinan Letkol. M. Sarbini segera mengadakan pengejaran terhadap mereka. Gerakan mundur tentara Sekutu tertahan di Desa Jambu karena dihadang oleh pasukan Angkatan Muda di bawah pimpinan [[Oni Sastrodihardjo]] yang diperkuat oleh pasukan gabungan dari Ambarawa, Suruh dan Surakarta.
 
Tentara Sekutu kembali dihadang oleh Batalyon I [[Soerjosoempeno]] di Ngipik. Pada saat pengunduran, tentara Sekutu mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa. Pasukan Indonesia di bawah pimpinan Letkol. [[Isdiman]] berusaha membebaskan kedua desa tersebut, tetapi ia gugur terlebih dahulu. Sejak gugurnya Letkol. Isdiman, Komandan Divisi V Banyumas, Kol. [[Soedirman]] merasa kehilangan seorang perwira terbaiknya dan ia langsung turun ke lapangan untuk memimpin pertempuran. Kehadiran Kol. Soedirman memberikan napas baru kepada pasukan-pasukan RI. Koordinasi diadakan di antara komando-komando sektor dan pengepungan terhadap musuh semakin ketat. Siasat yang diterapkan adalah serangan pendadakan serentak di semua sektor. Bala bantuan terus mengalir dari [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Kota Surakarta|Surakarta]], Salatiga, [[Purwokerto]], Magelang, [[Semarang]], dan lain-lain.