Dekolonisasi ilmu pengetahuan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
 
]]
'''Dekolonisasi ilmu pengetahuan''' atau juga dikenal dengan nama '''dekolonisasi epistemik'''<ref>{{Cite web|last=Sepherd|first=Nick|date=1 April 2019|title=Epistemic Decolonization|url=https://keywordsechoes.com/epistemic-decolonization/|website=Keywords {{!}} ECHOES|language=en-US|access-date=25 Oktober 2022}}</ref> atau '''dekolonisasi epistemologis'''<ref>{{Cite journal|last=Mamdani|first=Mahmood|date=2016|title=Between the public intellectual and the scholar: decolonization and some post-independence initiatives in African higher education|url=https://doi.org/10.1080/14649373.2016.1140260|journal=Inter-Asia Cultural Studies|volume=17|issue=1|pages=68–83|doi=10.1080/14649373.2016.1140260|issn=1464-9373}}</ref> merupakan sebuah konsep yang bertujuan mengakhiri ketergantungan terhadap teori, interpretasi serta ilmu pengetahuan yang telah ada dan lebih menekankan kepada pembentukan ilmu pengetahuan baru yang lebih sesuai dengan masa lalu serta masa kini atas interpretasi yang dilakukan oleh pencari pengetahuan terhadap dunia yang dihadapi.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Heleta|first=Savo|date=2018|title=Decolonizing Knowledge in South Africa: Dismantling the ‘pedagogy of big lies’|url=https://escholarship.org/uc/item/5wr073nc|journal=Ufahamu: A Journal of African Studies|language=en|volume=40|issue=2|doi=10.5070/F7402040942|issn=0041-5715}}</ref> Istilah ini merupakan bagian dari konsep [[dekolonialitas]] yang dicetuskan oleh seorang [[Sosiologi|sosiologis]], [[Anibal Quijano]] yang bertujuan [[Dekolonisasi|mendekolonisasi]] penelitian, produksi ilmu pengetahuan serta [[kritik sosial]]. <ref>{{Cite web|last=Trembath|first=Sarah|title=Decoloniality|url=https://subjectguides.library.american.edu/c.php?g=1025915&p=7715527|website=American University Washington DC|access-date=25 Oktober 2022}}</ref> Menurutnya, ilmu pengetahuan yang ada di [[Amerika Tengah]] dan di hampir seluruh bagian dunia tidak terlepas dari [[hegemoni]] [[Budaya Barat|ilmu pengetahuan barat]] berdasarkan analisis dari teori [[René Descartes|Descartes]] tentang [[Subjek (filsafat)|subyek]]-objek dalam ilmu pengetahuan dan menyebut kondisi ini sebagai [[kolonialitas ilmu pengetahuan]].<ref>{{Cite journal|last=Chambers|first=Paul Anthony|date=2020|title=Epistemology and Domination: Problems with the Coloniality of Knowledge Thesis in Latin American Decolonial Theory|url=http://www.scielo.br/j/dados/a/TVtvgXwKQQXvtkVYzgv87Ht/?lang=en|journal=Dados|language=en|volume=63|doi=10.1590/dados.2020.63.4.221|issn=0011-5258}}</ref>
 
Proses dekolonisasi dilakukan dengan mencari alternatif dari [[epistemologi]], [[metodologi]] dan [[ontologi]] yang dianggap telah terkoloni oleh ilmu pengetahuan barat.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Dreyer|first=Jaco S.|date=2017|title=Practical theology and the call for the decolonisation of higher education in South Africa: Reflections and proposals|url=https://hts.org.za/index.php/hts/article/view/4805|journal=HTS Teologiese Studies / Theological Studies|language=en|volume=73|issue=4|pages=7|doi=10.4102/hts.v73i4.4805|issn=2072-8050}}</ref> Selain membahas tekait produksi pengetahuan, konsep ini juga bertujuan menghilangkan aktivitas akademik yang dicurigai hanya memiliki sedikit hubungan terhadap pencarian kebenaran dan ilmu pengetahuan yang obyektif. Dasar pemikiran ini berdasar bila kurikulum, teori dan ilmu pengetahuan mengalami kolonisasi, maka tempat yang mempelajari hal ini juga akan sebagian besar terpengaruh atas pertimbangan politik, ekonomi, sosial dan budaya yang mungkin berasal dari pengetahuan yang dikolonisasi. <ref>{{Cite web|last=Broadbent|first=Alex|date=1 Juni 2017|title=It will take critical, thorough scrutiny to truly decolonise knowledge|url=http://theconversation.com/it-will-take-critical-thorough-scrutiny-to-truly-decolonise-knowledge-78477|website=The Conversation|language=en|access-date=25 Oktober 2022}}</ref> Sudut pandang konsep ini mencakup beragam topik, seperti [[filsafat]] (khususnya epistemologi), [[ilmu]], [[sejarah ilmu]] serta beberapa kategori dasar dalam [[ilmu sosial]].<ref>{{Cite book|last=Hira|first=Sandew|date=2017|url=https://link.springer.com/referencework/10.1007/978-981-287-588-4|title=Encyclopedia of Educational Philosophy and Theory|location=Singapore|publisher=Springer|isbn=978-981-287-588-4|editor-last=Peters|editor-first=Michael A.|pages=375–382|language=en|chapter=Decolonizing Knowledge Production|doi=10.1007/978-981-287-588-4_508|chapter-url=https://doi.org/10.1007/978-981-287-588-4_508|url-status=live}}</ref>
 
== Latar belakang ==
Dekolonisasi ilmu pengetahunan membahas mekanisme sejarah produksi ilmu pengetahuan dan dasar pengaruh [[Kolonialisme|koloni]] serta [[etnosentrisme]] khususnya [[erosentrisme]] terhadap produksi tersebut. Konsep ini berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dan standar penentuan validitas dari ilmu pengetahuan dinilai berat sebelah terhadap sistem barat dan konsep pemikiran mereka tentang alam semesta. <ref name=":0" /><ref name=":1" /> Menurut teori dekolonial, sistem pengetahuan barat yang muncul di Eropa pada periode [[renaisans]] dan [[Abad Pencerahan|abad pencerahan]] diterapkan sebagai usaha untuk melegitimisasi usaha koloni yang dilakukan oleh bangsa Eropa. yang perlahan menjadi bagian dari peraturan koloni dan bentuk masyarakat yang para koloni bawa bersama mereka. Dipercaya bahwa pengetahuan yang dihasilkan dari sistem ilmu pengetahuan barat lebih superior dibandingkan sistem pengetahuan , seperti [[pengetahuan lokal]] karena memiliki kualitas yang [[Universalisme|universal]]. Para akademisi di bidang dekolonial berpendapat bahwa sistem ilmu pengetahuan bara masih terus berlanjut menentukan apak yang harus dipertimbangkan sebagai pengetahuan [[Ilmu|ilmiah]] dan terus mengasingkan sistem pengetahuan, keahlian serta cara pandang yang berbeda dari sistem pengetahuan mereka.<ref name=":1" />
 
== Daftar pustaka ==