Gerep Rugha Manuk: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
k Perbarui referensi situs berita Indonesia |
||
Baris 1:
{{Yatim|Oktober 2022}}
'''Gerep Rugha Manuk''' adalah sebuah [[tradisi]] yang masih ada di wilayah tempat tinggal penduduk '''Suku Besi Beo Wajur-Kolang''', di Kabupaten [[Manggarai]] sebelah Barat. ''"Gerep"'' berarti menginjak, ''"Rugha"'' berarti [[telur]], ''"Manuk"'' berarti [[ayam]]. (Dalam [[Bahasa Indonesia]] artinya: "menginjak telur ayam"). Masyarakat di Manggarai Raya adalah penganut budaya [[Patrilineal]] sehingga seorang wanita sebelum masuk rumah keluarga lelaki, harus melaksanakan ritual ini. Tanpa ritual ini seorang wanita dianggap belum sah menjadi [[istri]] meskipun telah dilakukan pernikahan secara agama. Adapun beberapa rangkaian acara yang harus dilaksanakan dalam ritual ''Gerep Rugha Manuk'' yaitu: Tabuhan Gong Gendang. Hal ini merupakan tanda bahwa ada seseorang dari suku lain (wanita) yang akan masuk dalam lingkaran keluarga pria dalam sistem ''patrilineal''; ''Podo'' ke Rumah Adat. Para tetua adat sudah menunggu wanita dengan telur ayam yang dibungkus dengan [[daun|dedaunan]] dan diletakkan di tanah. Puncak dari ritual ini adalah ''Tempang Pitak''. Tempang berarti membersihkan, Pitak berarti kotoran dalam adat istiadat.<ref>{{Cite
== Tautan Referensi ==
|