Paus Yohanes Paulus II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
beberapa tambahan
Beberapa kota yang dikunjungi di Indonesia
Baris 6:
Dia memerangi [[komunisme]], [[kapitalisme]] yang tak terkendali dan penindasan politik. Dia dengan tegas melawan [[aborsi]] dan membela pendekatan Gereja Katolik Roma yang lebih tradisional terhadap [[seksualitas manusia]].
 
Dia telah melakukan lawatan ke luar negeri lebih dari 100 kali dan menarik perhatian masyarakat yang besar. Selain itu, masa tugasnya sebagai Paus adalah yang ketiga terlama dalam sejarah, setelah [[Paus Pius IX]] dan [[Santo Petrus]]. Pada tahun [[1989]], beliau mengunjungi [[Indonesia]]. Kota-kota yang dikunjunginya adalah [[Medan]] ([[Sumatra Utara]]), [[Yogyakarta]] ([[Jawa Tengah]] dan [[DIY]]) dan [[Dili]] ([[Timor Timur]]). Setelah berkunjung ke Indonesia, komentarnya ialah: "Tidak ada negara yang begitu toleran seperti Indonesia di muka bumi." (sic)
 
Sang Paus telah didiagnosa dengan [[penyakit Parkinson]] sejak tahun [[2001]] sehingga pendengaran dan pergerakannya terbatas. Pada [[31 Maret]] [[2005]], Paus terkena "demam tinggi yang disebabkan infeksi pada saluran uriner" namun tidak dibawa ke rumah sakit di Roma, karena keinginannya untuk meninggal di Vatikan. Pada hari yang sama, dia diberikan [[Sakramen]] [[Sakramen Perminyakan|Perminyakan]] oleh Gereja Katholik Roma, pertama kalinya sejak percobaan pembunuhan terhadapnya pada tahun 1981 oleh [[Mehmet Ali Agca|Mehmet Ali Ağca]], seorang ekstremis sayap kanan berwarganegara [[Turki]] dan berfaham [[fasisme]].