Jalur kereta api Cibatu–Cikajang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan 1 suntingan by 139.193.104.17 (bicara): Butuh referensi singkatan stasiun (🗿) Tag: Pembatalan |
k Perbarui referensi situs berita Indonesia |
||
Baris 68:
=== Akhir kedinasan dan penutupan (1970-1983) ===
Sepanjang kariernya, jalur ini hanya bisa didaki dengan lokomotif mallet bermassa besar seperti [[Lokomotif DD52|DD52]], [[Lokomotif CC10|CC10]], [[Lokomotif D14|D14]], atau [[Lokomotif CC50|CC50]], semuanya peninggalan SS. Lokomotif CC10 menjadi andalan karena merupakan lokomotif mallet berukuran tidak terlalu besar sehingga ideal untuk jalur cabang, meskipun penurunan kondisi di akhir masa beroperasinya jalur ini membuat lokomotif CC50 lebih sering digunakan. Dekade 1970-an menjadi dekade emas bagi jalur ini karena jalur ini banyak didokumentasikan oleh pecinta-pecinta kereta api luar negeri. Sejak era itu pula, kondisi lokomotif uap yang melayani jalur ini mulai turun dan satu persatu pun pensiun. Karena sudah tidak ada lagi lokomotif yang siap beroperasi, ditambah dengan adanya letusan Gunung Galunggung pada tahun 1982, yang mengakibatkan sarana serta prasarana kereta rusak serta adanya abu vulkanik yang berdampak pada air yang digunakan untuk lokomotif uap, maka jalur ini ditutup pada tahun 1982 untuk segmen Garut-Cikajang dan 1983 untuk segmen Cibatu-Garut.<ref>{{Cite
Sejak jalur ini ditutup, trase jalur ini kebanyakan menjadi sawah atau perkebunan, atau pemukiman penduduk untuk trase yang terletak dekat kota. Rel tipe R25 yang digunakan juga terkubur di bawahnya, dan pada masa reaktivasi rel tersebut terlihat kembali, kemudian karena masih layak pakai maka rel R25 yang ada digunakan sebagai rel gongsol (rel paksa) untuk mengamankan jalannya kereta api pada tikungan tajam.
Baris 75:
Pada 26 September 2018, [[Edi Sukmoro]], Dirut PT KAI, telah meninjau kesiapan reaktivasi jalur ini dengan menelusuri jejak jalur menggunakan sepeda motor. Program ini bertujuan untuk mendukung pariwisata Jawa Barat.<ref>{{Cite web|url=https://kai.id/information/full_news/1738-direktur-utama-kai-gunakan-motor-tinjau-jalur-non-aktif-cibatu-garut|title=Direktur Utama KAI Gunakan Motor Tinjau Jalur Non Aktif Cibatu-Garut|website=kai.id|access-date=2018-10-12}}</ref>
Kesiapan reaktivasi ini juga didukung beberapa faktor seperti masih jarangnya permukiman penduduk di beberapa titik (kecuali di wilayah [[Garut Kota, Garut|Garut Kota]] yang telah padat). Reaktivasi ini akan menjadi ''pilot project'' terhadap reaktivasi jalur-jalur kereta api lainnya di Jawa.<ref>{{Cite
Jalur kereta api ini juga direaktivasi dengan tempo yang sangat cepat mengingat reaktivasi jalur ini diinisiasi langsung oleh PT KAI, tanpa melibatkan [[Direktorat Jenderal Perkeretaapian]].<ref>{{Cite
Reaktivasi ini dilakukan dengan penggantian rel R25 dan bantalan kayu/baja yang selama ini terkubur di dalam tanah dengan rel tipe R42 dengan bantalan beton, lalu sinyal tebeng "Krian" yang selama ini digunakan juga diganti dengan sinyal mekanik tipe [[Siemens]] & Halske semiotomatis, serta peningkatan fasilitas di setiap stasiunnya.<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/share/pv1k5m368|title=Reaktivasi KA Cibatu Hingga Cikajang Butuh Rp 1,06 Triliun|date=2019-07-22|website=Republika Online|access-date=2020-02-01}}</ref> Dua stasiun antara dipilih untuk dihidupkan kembali, yaitu Pasirjengkol dan Wanaraja. Satu unit sinyal tebeng "Krian" di dekat ''viaduct'' Ciwalen juga telah dipreservasi berkat kolaborasi PT Kereta Api Indonesia (Persero), Indonesian Railway Preservation Society, dan Yayasan Kereta Anak Bangsa.<ref>{{citejournal|title=Save Our Railways Heritage: Merawat Jejak Perjalanan 130 tahun Perkeretaapian Garut|author=Indonesian Railway Preservation Society Bandung|volume=2|location=Bandung|date=Agustus 2019}}</ref>
Pada tanggal 29 September 2019, dilakukan uji coba di segmen pertama, Cibatu–Wanaraja, dengan menggunakan [[Lokomotif CC201]], setelah sebelumnya jalurnya [[Mesin pecok|dipecoki]].<ref>{{Cite web|url=https://redigest.web.id/2019/09/jalur-cibatu-garut-diujicoba-menggunakan-lokomotif/#.XZC4n-wxfxM|title=Jalur Cibatu – Garut Diujicoba Menggunakan Lokomotif|last=Tri Sulistyo |first=Bayu |website=redigest.web.id|access-date=2019-09-29}}</ref> Uji coba lainnya adalah dengan rangkaian kereta api balas pada hari berikutnya. Kereta-kereta lainnya yang sudah mencoba melintasi jalur ini adalah Kereta Inspeksi 3 yang dinaiki oleh Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, [[Edi Sukmoro]] beserta jajarannya serta [[RailClinic]] yang menggelar bakti sosial di Stasiun Wanaraja.<ref>{{Cite
Per pertengahan Januari 2020, reaktivasi jalur kereta api segmen kedua (Wanaraja–Garut) juga sudah tersambung sepenuhnya, dan hampir selesai. Sebagai langkah awal, segmen akhir (Wanaraja–Garut) dipecoki seperti segmen sebelumnya.<ref>{{Cite
Pada 12 Maret 2020, telah dilakukan uji coba rangkaian kereta api di jalur ini, Uji coba ini sekaligus bertujuan untuk mengecek kesiapan persinyalan, wesel, serta sarana dan prasarana pendukung lainnya sebelum jalur ini dapat resmi digunakan.<ref>{{Cite web|url=https://redigest.web.id/2020/03/jalur-cibatu-garut-diujicoba-dengan-rangkaian-kereta/|title=Jalur Cibatu - Garut Diujicoba Dengan Rangkaian Kereta|date=2020-03-12|website=Railway Enthusiast Digest|language=id-ID|access-date=2020-03-13}}</ref> Namun, akibat [[pandemi Covid-19]], peresmian jalur ini harus tertunda hingga 2022.
Per tanggal 24 Maret 2022, reaktivasi segmen Cibatu–Garut diresmikan oleh Menteri Perhubungan [[Budi Karya Sumadi]] dan Menteri BUMN [[Erick Thohir]].<ref>{{Cite
== Jalur terhubung ==
|