Insiden Hotel Yamato: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
Baris 14:
Awalnya Jepang dan Indo-Belanda yang sudah keluar dari interniran menyusun suatu organisasi, [[Komite Kontak Sosial]], yang mendapat bantuan penuh dari Jepang. Terbentuknya komite ini disponsori oleh [[Palang Merah Internasional]]. Namun, berlindung dibalik Palang Merah, mereka melakukan kegiatan politik. Mereka mencoba mengambil alih gudang-gudang dan beberapa tempat telah mereka duduki, seperti Hotel Yamato. Pada [[18 September]] [[1945]], datanglah di Surabaya opsir-opsir Sekutu dan Belanda dari [[AFNEI]] (''Allied Forces Netherlands East Indies'') bersama-sama dengan rombongan Palang Merah dari Jakarta.<ref name=":0" />
 
Rombongan Sekutu tersebut oleh administrasi Jepang di Surabaya ditempatkan di [[Hotel Yamato]], Jl Tunjungan 65, sedangkan rombongan Intercross di [[Gedung Setan]], Jl Tunjungan 80 Surabaya, tanpa seijin Pemerintah Karesidenan Surabaya. Dan sejak itu Hotel Yamato dijadikan markas [[RAPWI]] (''Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees'': Bantuan Rehabilitasi untuk Tawanan Perang dan Interniran).<ref name=":0">{{Cite webnews|title=Insiden Hotel Yamato: Ulah Belanda Bikin Murka Arek-Arek Surabaya|url=https://tirto.id/insiden-hotel-yamato-ulah-belanda-bikin-murka-arek-arek-surabaya-cwSD|websitework=tirto[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2020-08-18}}</ref>
 
=== Pengibaran bendera Belanda ===
Baris 20:
 
=== Gagalnya perundingan Sudirman dan Ploegman ===
Setelah mengumpulnya massa tersebut, Soedirman yang merupakan Residen Daerah Surabaya Pemerintah Indonesia yang saat itu menjabat sebagai Wakil Residen (''Fuku Syuco Gunseikan'') yang masih diakui pemerintah [[Dai Nippon Surabaya Syu]], datang melewati kerumunan massa lalu masuk ke hotel Yamato dikawal Sidik dan Hariyono. Sebagai perwakilan RI dia berunding dengan Ploegman dan kawan-kawannya dan meminta agar bendera Belanda segera diturunkan dari gedung Hotel Yamato. Dalam perundingan ini Ploegman menolak untuk menurunkan bendera Belanda dan menolak untuk mengakui kedaulatan Indonesia. Perundingan berlangsung memanas, Ploegman mengeluarkan [[pistol]], dan terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan. Ploegman tewas dicekik oleh Sidik, yang kemudian juga tewas oleh tentara Belanda yang berjaga-jaga dan mendengar letusan pistol Ploegman, sementara Sudirman dan Hariyono melarikan diri ke luar Hotel Yamato.<ref name=":0" /><ref>{{Cite webnews|last=MediaPratama|first=KompasAswab CyberNanda|title=Hari Ini dalam Sejarah: Insiden Hotel Yamato, Pemicu Aksi 10 November 1945 Halaman all|url=https://nasional.kompas.com/read/2018/09/19/12315381/hari-ini-dalam-sejarah-insiden-hotel-yamato-pemicu-aksi-10-november-1945|websitework=KOMPAS[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-10-25|editor-last=Galih|editor-first=Bayu}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sejarah Hari Pahlawan, dari Penyobekan Bendera hingga Pertempuran di Surabaya|url=http://disdik.jabarprov.go.id/news/636/sejarah-hari-pahlawan,-dari-penyobekan-bendera-hingga-pertempuran-di-surabaya|website=Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat|language=en|access-date=2020-10-25}}</ref>[[Berkas:Hote-orange.jpg|jmpl|ka|Pengibaran bendera Indonesia setelah bendera belanda berhasil disobek warna birunya di hotel Yamato |335x335px]]
=== Perobekan bendera Belanda ===
Di luar hotel, para pemuda yang mengetahui berantakannya perundingan tersebut langsung mendobrak masuk ke Hotel Yamato dan terjadilah perkelahian di lobi hotel. Sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda. Hariyono yang semula bersama Sudirman kembali ke dalam hotel dan terlibat dalam pemanjatan tiang bendera dan bersama [[Kusno Wibowo]] berhasil menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan mengereknya ke puncak tiang kembali. Peristiwa ini disambut oleh massa di bawah hotel dengan pekik 'Merdeka' berulang kali.<ref name=":0" />