Walaupun AXIS bertumbuh dengan cepat dari hanya puluhan ribu pelanggan pada 2008 menjadi 16,8 juta pada 2011, namun bisa dikatakan bahwa usaha STC ini memang sulit untuk menembus persaingan pasar di Indonesia yang ketat. Seiring waktu, pada 2013 pengguna AXIS sudah menurun menjadi 13,3 juta, berada di posisi kelima dari 7 operator besar yang ada.<ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/hengkang-dari-indonesia-saudi-telecom-jual-axis Hengkang dari Indonesia, Saudi Telecom jual Axis]</ref><ref>[https://staticxl.ext.xlaxiata.co.id/s3fs-public/media/documents/2RingkasanRencanaPenggabungan.pdf Ringkasan Rancangan Penggabungan XL Axiata dan AXIS Telekom]</ref> Meskipun AXIS pendapatannya meningkat, tetapi bagi STC, investasinya ini justru membawa kerugian dimana pada semester I 2013 mencapai Rp 1,6 triliun ([[Riyal Saudi|SAR]] 604 juta). Rugi tersebut banyak disebabkan oleh penurunan kurs mata uang di pasar.<ref>[https://bisnis.tempo.co/read/498689/terus-merugi-saudi-telecom-jual-axis/full&view=ok Terus Merugi, Saudi Telecom Jual Axis]</ref> Dengan kondisi ini, maka pada 30 Juni 2013, STC mengumumkan bahwa mereka hendak menjual kepemilikan sebesar 80,1% mereka di AXIS kepada pihak lain. Pada Mei 2013, sebuah sumber anonim menyatakan bahwa [[XL Axiata]] telah berminat untuk mengakuisisi perusahaan ini, walaupun belum terbukti.<ref>[https://www.commsupdate.com/articles/2013/07/22/stc-sets-out-stall-to-sell-axis-indonesia/ STC sets out stall to sell Axis Indonesia]</ref> Namun, memasuki Juni, rumor ini semakin berhembus kencang dengan adanya pemberitaan di media dan konfirmasi [[Kemenkominfo]]<ref>[https://tekno.kompas.com/read/2013/06/25/17571161/niat.pinang.axis..xl.mengaku.sudah.konsultasi Niat Pinang Axis, XL Mengaku Sudah Konsultasi]</ref> yang tampaknya hendak memberikan lampu hijau untuk akuisisi ini. Kuatnya indikasi merger ini, misalnya dilatarbelakangi oleh kedua pihak yang sudah melakukan kerjasama seperti jaringan dan ''[[roaming]]'' sejak beberapa tahun sebelumnya, dari saat AXIS beroperasi.<Ref>[https://tekno.kompas.com/read/2013/12/20/1523465/XL.dan.Axis.Umbar.Kemesraan.di.Bersahabat. XL dan Axis Umbar Kemesraan di "Bersahabat"]</ref>
Rumor ini akhirnya terkonfirmasi lewat perjanjian jual-beli bersyarat atau ''conditional sales purchase agreement'', yang dilakukan pada 26 Desember 2013. Dalam perjanjian jual-beli ini, STC dan Maxis lewat anak usahanya, Teleglobal BV dan Althem BV akan menjual seluruh kepemilikan sahamnya (95%) kepada XL Axiata.<ref>{{citeCite webnews|url=http://tekno.kompas.com/read/xml/2013/12/20/1523465/XL.dan.Axis.Umbar.Kemesraan.di.Bersahabat..|title=XL dan Axis Umbar Kemesraan di "Bersahabat"|publisher=Kompas.com|date=13 Desember 2013|accessdate=22 Desember 2016|last=Panji|first=Aditya|editor-last=Wahyudi|editor-first=Reza|work=[[Kompas.com]]}}</ref><ref>[https://www.indotelko.com/read/1380177103/Axis-Ditaksir-US-865-juta-XL-dan-STC-Tandatangani-CSPA Axis Ditaksir US$ 865 juta, XL dan STC Tandatangani CSPA]</ref> XL Axiata akan mengeluarkan kocek senilai US$ 865 juta, yang digunakan untuk membayar saham dan hutang AXIS. Kondisi AXIS dalam akuisisi ini adalah akan bersih dari utang dan posisi kas nol (''cash free and debt free'').<ref>[http://tekno.kompas.com/read/2013/12/11/1734560/Axis.Diakuisisi.XL.Negara.Tak.Jadi.Rugi Axis Diakuisisi XL, Negara tak jadi rugi]</ref> Menurut Presiden [[Direktur]] XL, [[Hasnul Suhaimi]], akuisisi ini dilakukan dalam rangka konsolidasi industri telekomunikasi, mampu memperkuat kinerja XL dan mengatasi masalah yang dihadapi XL. Pada saat itu, XL sedang menghadapi masalah di tengah transisi pasar yang berpindah dari jasa telepon/[[SMS]] ke layanan internet data yang memakan kapasitas besar, sehingga diharapkan XL dengan akuisisi ini bisa menambah frekuensinya.<ref>[https://swa.co.id/swa/review/book-review/ppm-ungkap-cerita-di-balik-merger-xl-axis PPM Ungkap Cerita di Balik Merger XL-AXIS]</ref><ref>[https://id.berita.yahoo.com/xl-dan-stc-tandatangani-perjanjian-akuisisi-axis-senilai-073209023.htmlXL dan STC Tandatangani Perjanjian Akuisisi AXIS Senilai USD 865 Juta]</ref><ref>[https://www.indotelko.com/read/1380177103/Axis-Ditaksir-US-865-juta-XL-dan-STC-Tandatangani-CSPA Axis Ditaksir US$ 865 juta, XL dan STC Tandatangani CSPA]</ref> Selain itu, akuisisi ini juga dilatarbelakangi beberapa hal seperti permasalahan hutang AXIS. Pada semester I 2013, hutang AXIS mencapai Rp 11 triliun, dan menurut [[Menkominfo]] [[Tifatul Sembiring]], AXIS bermasalah karena tidak mampu membayar Biaya Hak Penggunaaan (BHP) frekuensi mereka senilai Rp 1 triliun. Pada saat itu, Tifatul sempat berusaha membantu dengan menyarankan [[Telkomsel]] untuk membeli AXIS, tetapi Telkomsel menolak karena biaya awalnya Rp 17 triliun dianggap terlalu mahal. Jadilah XL yang menjadi pembeli AXIS, tetapi dengan harga lebih rendah dari taksiran awal US$ 880 juta.<Ref>[https://www.indotelko.com/read/1380252631/menelisik-cspa-antara-xl-dan-stc Menelisik CSPA antara XL dan STC]</ref><Ref>[https://tekno.kompas.com/read/2013/12/11/1734560/Axis.Diakuisisi.XL.Negara.Tak.Jadi.Rugi Axis Diakuisisi XL, Negara Tak Jadi Rugi]</ref><ref>[https://inet.detik.com/telecommunication/d-2549296/xl-axis-resmi-jadi-satu-badan-usaha XL-Axis Resmi Jadi Satu Badan Usaha]</ref>
Dalam transaksi dimana Merril Lynch (Singapore) Pte. Ltd. ([[Bank of America Merril Lynch]]) bertindak sebagai penasihat keuangan dari XL ini,<ref>{{citeCite webnews|url=http://tekno.kompas.com/read/2013/09/26/1322238/XL.Axiata.Akuisisi.Axis |title=XL Axiata Akuisisi Axis|publisher=Kompas.com|date=26 September 2013|accessdate=26 September 2013|last=Panji|first=Aditya|editor-last=Hidayat|editor-first=Wicak|work=[[Kompas.com]]}}</ref><ref>{{cite webCite news|url=http://techno.okezone.com/read/2014/03/21/54/958504/dipinang-xl-brand-axis-tetap-eksis |title=Dipinang XL, Brand Axis Tetap Eksis |date=Maret 21, 2014|last=Librianty |first=Andina |work=[[Okezone.com]] }}</ref><ref>{{cite webCite news|url=http://tekno.kompas.com/read/2014/04/04/0847461/Jaringan.XL.dan.Axis.Segera.Disatukan.?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp |title=Jaringan XL dan Axis Segera "Disatukan"??|date=April 04, 2014|last=Panji|first=Aditya|editor-last=Hidayat|editor-first=Wicak|work=[[Kompas.com]]}}</ref> XL sendiri mendapatkan dananya dari pinjaman beberapa pihak, yaitu dari induknya, [[Axiata]] senilai US$ 500 juta ditambah sisanya dari pinjaman bank asing yaitu [[UOB]], [[MUFG|Bank of Tokyo-Mitsubishi]], dan [[DBS]].<reF>[https://www.liputan6.com/saham/read/783431/xl-axiata-merger-dengan-axis-efektif-februari-2014 XL Axiata Merger dengan Axis Efektif Februari 2014]</ref> Sebelumnya, pihak XL juga sempat merencanakan menerbitkan [[obligasi]], melakukan ''[[rights issue]]'' dan berbagai tindakan lainnya untuk mendapatkan pendanaan dalam proses akuisisi.<Ref>[https://inet.detik.com/telecommunication/d-2335150/stc-putuskan-jual-axis STC Putuskan Jual Axis]</ref> Transaksi ini rupanya mendapatkan "lampu hijau" dan persetujuan dari berbagai pihak, seperti Kemenkominfo, [[KPPU]], [[Rapat Umum Pemegang Saham|RUPSLB]] pada Februari 2014 dan juga dari pasar saham sehingga berjalan dengan cukup baik.<ref>[https://market.bisnis.com/read/20130927/192/165703/akuisisi-axis-harga-saham-xl-naik-114-ke-rp4425 Akuisisi Axis, Harga Saham XL Naik 1,14% ke Rp4.425]</ref> Syaratnya, awalnya XL harus mengembalikan sejumlah frekuensi pada negara, dan masalah frekuensi ini sempat menimbulkan polemik di [[Kemenko Perekonomian]] dan [[Komisi I DPR]].<Ref>[https://teknologi.bisnis.com/read/20140224/101/205483/merger-xl-axis-ini-alasan-kemenko-perekonomian-minta-ditinjau-ulang Merger XL-Axis: Ini Alasan Kemenko Perekonomian Minta Ditinjau Ulang]</ref><ref>[https://www.merdeka.com/teknologi/merger-xl-axis-terganjal-dpr.html Merger XL-Axis terganjal DPR?]</ref> Namun akhirnya pemerintah sepakat hanya frekuensi 2.100 MHz yang dikembalikan ke pemerintah untuk nantinya dilelang.<ref>[https://tekno.kompas.com/read/2014/03/10/1622357/Semua.Regulator.Setujui.Akuisisi.dan.Merger.XL-Axis?page=all Semua Regulator Setujui Akuisisi dan Merger XL-Axis]</ref> (Walaupun demikian, [[BRTI]] berpendapat pengembalian ini tidak perlu dilakukan karena tidak ada aturan yang memerintahkan hal itu).<ref>[https://www.liputan6.com/tekno/read/739873/xl-axis-tak-perlu-kembalikan-frekuensi `XL-Axis Tak Perlu Kembalikan Frekuensi`]</ref> Seiring waktu, kemudian pada tanggal [[20 Maret]] [[2014]], XL telah menyelesaikan kesepakatan akuisisi dengan penandatangan dokumen penyelesaian transaksi pada tanggal [[19 Maret]] [[2014]] antara XL dan STC. Dengan selesainya transaksi ini, maka XL telah secara resmi menjadi pemegang saham mayoritas (95%) di AXIS.<ref>{{citeCite webnews|url=http://tekno.kompas.com/read/2014/03/20/1034103/xl.resmi.akuisisi.axis|title=XL Resmi Akuisisi Axis|last=Panji|first=Aditya|editor-last=Wahyudi|editor-first=Reza|work=[[Kompas.com]]}}</ref> Seiring transaksi ini, juga ada perpindahan pemegang saham minoritas (5%) dari PT Harmersha Investindo yang dijual pada PT Pesona Nuansa Abadi dengan harga US$ 5, seiring dengan keuangan AXIS yang buruk (rugi Rp 7,31 T pada 2014).<ref>[https://market.bisnis.com/read/20140120/194/198352/merger-xl-axis-tidak-terbitkan-saham-baru Merger XL-AXIS: Tidak Terbitkan Saham Baru]</ref> Dari US$ 865 juta yang digunakan dalam akuisisi, US$ 100 dibayar pada Teleglobal BV dan sisanya untuk membayar hutang dan kewajiban AXIS.
Proses akuisisi ini rupanya tidak berakhir dengan kepemilikan saham mayoritas XL atas PT Axis Telekom, melainkan juga merger antara keduanya. Dalam proses merger ini, yang sudah disepakati sejak awal dan disetujui dalam RUPSLB XL Februari 2014, penggabungan usaha awalnya direncanakan terjadi pada 28 Februari 2014.<Ref>[https://www.liputan6.com/saham/read/783431/xl-axiata-merger-dengan-axis-efektif-februari-2014 XL Axiata Merger dengan Axis Efektif Februari 2014]</ref><ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/februari-2014-excl-dan-axis-melebur Februari 2014, EXCL dan AXIS melebur]</ref> Dalam merger ini, XL akan memiliki 65 juta pelanggan dan 21% pangsa pasar, sedangkan merek AXIS tetap dipertahankan sebagai ''brand'' XL Axiata.<ref>[https://inet.detik.com/telecommunication/d-2549296/xl-axis-resmi-jadi-satu-badan-usaha XL-Axis Resmi Jadi Satu Badan Usaha]</ref> Setelah sempat tertunda, akhirnya pada [[8 April]] 2014 keduanya resmi merger setelah mentandatangani perjanjian penggabungan.<ref>{{citeCite webnews|url=http://tekno.kompas.com/read/2014/04/08/1717055/xl.dan.axis.resmi.jadi.satu.perusahaan|title=XL dan Axis Resmi Jadi Satu Perusahaan|last=Panji|first=Aditya|editor-last=Hidayat|editor-first=Wicak|work=[[Kompas.com]]}}</ref> Pemegang saham yang tersisa (5%) di AXIS, yaitu PT Pesona Nuansa Abadi, kemudian menjual sahamnya ke XL dalam proses merger ini sehingga dalam "detik-detik merger" ini kepemilikan XL atas PT Axis Telekom sudah mencapai 100%.<ref>[https://market.bisnis.com/read/20140120/194/198352/merger-xl-axis-tidak-terbitkan-saham-baru Merger XL-AXIS: Tidak Terbitkan Saham Baru]</ref><ref>[https://www.beritasatu.com/archive/176529/xlaxis-resmi-merger XL-Axis Resmi Merger]</ref> Merger ini menghasilkan XL Axiata sebagai ''surviving company'', sedangkan PT Axis Telekom adalah perusahaan yang melebur. Setelah penggabungan usaha ini, kedua perusahaan tersebut melakukan integrasi di segala bidang, termasuk integrasi jaringan, pelanggan, sistem tarif, hingga sumber daya karyawan. Integrasi akan dipimpin oleh Ongki Kurniawan, Chief Service Management Officer XL. Setelah integrasi selesai, tongkat kepemimpinan akan kembali ke Hasnul.
Awalnya, tampak bahwa kebijakan mempertahankan merek AXIS masih dilakukan seiring dengan penuntasan proses integrasi kedua perusahaan yang memakan 3-9 bulan (dan akhirnya masih belum ditentukan), namun kemudian akhirnya diputuskan untuk mempertahankan merek AXIS.<ref>[https://www.republika.co.id/berita/n2s44d/pasca-akuisisi-xl-tetap-pertahankan-brand-axis Pasca Akuisisi XL Tetap Pertahankan Brand Axis]</ref> Kebijakan XL Axiata yang tetap mempertahankan merek XL ini didasari sejumlah alasan, terutama untuk persaingan bisnis. Menurut pihak XL Axiata, AXIS akan diposisikan sebagai produk bagi kelas bawah, anak muda, pengguna data dan bertarif terjangkau dengan lawannya adalah [[Indosat]] dan [[3 Indonesia|Tri]], sedangkan XL akan diposisikan melawan Telkomsel. Kedua merek akan fokus ke segmennya masing-masing dan tidak saling "kanibalisasi", melainkan saling melengkapi.<ref>[https://www.indotelko.com/read/1425434489/xl-bidik-pelanggan-telkomsel Pertahankan Merek Axis, XL Bidik Pelanggan Telkomsel]</ref><Ref>[https://www.harianbhirawa.co.id/pertahankan-axis-untuk-lengkapi-kebutuhan- masyarakat/ Pertahankan AXIS Untuk Lengkapi Kebutuhan Masyarakat]</ref><Ref>[https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150107173218-185-23026/xl-merek-axis-akan-tetap-ada XL: Merek Axis akan Tetap Ada]</ref> Hasnul Suhaimi menyatakan bahwa keuntungan akan diperoleh baik oleh pengguna XL dan AXIS: pengguna XL mendapat tambahan frekuensi sedangkan pemakai AXIS mendapat jaringan yang lebih luas.<ref>[https://swa.co.id/swa/headline/akhirnya-xl-sukses-caplok-axis Akhirnya XL Sukses Caplok Axis]</ref>
|