Makam Litun Dawat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan Pranala Dalam |
Dian (WMID) (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Makam Litun Dawat''' merupakan makam leluhur masyarakat [[Dayak Lundayeh]] yang pertama kali mendiami Desa [[Setarap, Malinau Selatan Hilir, Malinau|Setarap]], [[Kabupaten Malinau]], [[Kalimantan Utara|Provinsi Kalimantaan Utara]], sekitar 300 tahun silam. Makam Litun Dawat sudah ada sejak tahun 1755.<ref>{{Cite book|last=Balai Pelestarian Cagar Budaya|date=2015|title=Profil Cagar Budaya Kalimantan|location=Samarinda|publisher=BPCB Samarinda|pages=90|url-status=live}}</ref>
Makam Litun
Wilayah Sungai Malinau, yang berada di bawah [[Kesultanan Bulungan]], adalah salah satu yang paling berbahaya. Saat itu sedang terjadi perang suku antara suku Dayak Tenggalan di [[Sungai Sembakung]] dengan suku Dayak Merap di muara Sungai Gong
Raja Pandita, penguasa
Dengan bantuan Litun Dawat dan Badul Lakai, serangan Dayak Tenggalan dapat diatasi. Setelah kawasan Malinau aman, Litun Dawat dan Badul Rakai menetap di aliran sungai Malinau. Dengan persetujuan Raja Pandita dan Raja Merap Gong Solok saat itu, Aran Unyat, mereka menduduki wilayah antara wilayah adat Merap bagian atas dan wilayah adat Abai Sentaban bagian hilir
▲Dengan persetujuan Raja Pandita dan Raja Merap Gong Solok saat itu, Aran Unyat, mereka menduduki wilayah antara wilayah adat Merap bagian atas dan wilayah adat Abai Sentaban bagian hilir
== Referensi ==
|