Teuku Markam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~ref |
k Perbarui referensi situs berita Indonesia |
||
Baris 15:
}}
'''Teuku Nyak Markam''' ( {{Lahirmati|[[Alue Campli, Seunudon, Aceh Utara]]|12|03|1924|[[Jakarta]]|00|00|1985}})adalah seorang [[pengusaha]] kaya [[Aceh]] pada zaman pemerintahan [[Presiden RI]] [[Soekarno]]. Teuku Markam keturunan [[uleebalang]] yang lahir tahun [[1925]] di [[Alue Campli, Seunudon, Aceh Utara|Alue Campli, Seunuddon]], [[Aceh Utara]] dan ayahnya bernama Teuku Marhaban. Sejak kecil Teuku Markam sudah menjadi yatim piatu. Ketika usia 9 tahun, Teuku Marhaban meninggal dunia. Sedangkan ibunya telah lebih dulu meninggal. Teuku Markam kemudian diasuh kakaknya Cut Nyak Putroe.<ref>{{Cite
Teuku Markam hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 4 SR ([[Sekolah Rakyat]]). Teuku Markam terlibat dalam pembangunan [[infrastruktur]] di [[Aceh]] dan [[Jawa Barat]], jalan [[Medan]]-[[Banda Aceh]], [[Bireuen]]-[[Takengon]], [[Meulaboh]], Tapaktuan yang didanai oleh [[Bank Dunia]]. Teuku Markam menyumbangkan 28 kg emas dari 38 kg emas untuk [[Monumen Nasional]].<ref>{{Cite
== Bisnis dan Politik ==
Baris 30:
Teuku Markam menggeluti dunia usaha dengan sejumlah aset berupa kapal dan beberapa dok kapal di [[Palembang]], [[Medan]], [[Jakarta]], [[Makassar]], [[Surabaya]]. Bisnis Teuku Markam mengimpor mobil Toyota Hardtop dari [[Jepang]], besi beton, plat baja dan mengimpor senjata atas persetujuan [[Departemen Pertahanan dan Keamanan]] ([[Dephankam]]) dan Presiden. Komitmen Teuku Markam adalah mendukung perjuangan RI sepenuhnya termasuk pembebasan [[Irian Barat]] serta pemberantasan buta huruf yang dilakukan oleh [[Soekarno]].
Dari bisnis inilah Teuku Markam bisa menyumbang 28 kg emas untuk ditempatkan di puncak Monumen Nasional ([[Monas]]). Peran Teuku Markam menyukseskan [[Konferensi Asia Afrika]] juga terbilang tidak kecil berkat bantuan sejumlah dana.<ref>{{Cite
Selain menyumbang emas, Teuku Markam juga ikut andil dalam pembebasan lahan [[Senayan]] untuk menjadi [[pusat olah raga]]. Ia juga ikut membiayai berbagai macam yang terkait dalam melepaskan Indonesia dari [[penjajahan Belanda]], serta ikut mensukseskan [[ KTT Asia Afrika]].
Baris 36:
Namun karena kedekatannya dengan Soekarno pula yang membuat nasibnya berubah drastis pada era Presiden [[Soeharto]]. Markam diciduk dan dijebloskan ke dalam penjara dengan tuduhan diduga terlibat dengan Partai Komunis Indonesia ([[PKI]]). Ia juga dianggap sebagai kaum penyembah Soekarno dan akhirnya Teuku Markam dijebloskan ke penjara pada tahun 1966.
Penderitaannya bukan hanya mendekam di penjara. Perusahaan miliknya diambil alih pemerintah dan menjadi cikal bakal [[BUMN]] bernama [[PT Berdikari]] (Persero). Yang lebih ironis, tak ada harta sedikitpun yang disisakan untuk keluarga dan anak-anaknya. Selepas dari penjara, hidup Teuku Markam tak kunjung membaik. Ia juga sering mendapat hinaan dari orang-orang karena dianggap sebagai antek PKI. Bahkan, sampai ia tutup usia.<ref>{{Cite
=== Pasca Gerakan 30 September ===
Baris 44:
=== Keluar dari penjara ===
Setelah keluar dari penjara pada tahun 1974 Teuku Markam mendirikan [[PT Marjaya]] dan menggarap proyek-proyek Bank Dunia untuk pembangunan infrastruktur di Aceh dan Jawa Barat. Tapi tidak ada proyek raksasa yang dikerjakan PT. Marjaya diresmikan oleh pemerintahan Soeharto. Teuku Markam meninggal tahun 1985 akibat komplikasi penyakit di [[Jakarta]].<ref>{{Cite
== Fakta Tentang Teuku Markam ==
|