Che Guevara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20220809)) #IABot (v2.0.8.9) (GreenC bot
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
Baris 153:
[[Berkas:Che Guevara in Gaza.jpg|jmpl|Guevara mengunjungi [[Jalur Gaza]] pada 1959.]]
[[Berkas:Tito sa Ernestom Če Gevarom, 1959. godina.jpg|kiri|jmpl|Guevara sedang berbicara dengan [[Josip Broz Tito|Tito]] di [[Republik Federal Sosialis Yugoslavia|Yugoslavia]]]]
Pada tanggal 12 Juni 1959, Castro mengirim Guevara ke 14 negara yang kebanyakan merupakan anggota [[Konferensi Asia-Afrika]]. Guevara ditugaskan selama tiga bulan, dan ini mungkin dilakukan agar Castro dapat menjaga jarak dari Guevara dan rasa simpatinya kepada ideologi [[Marxisme|Marxis]], yang dipermasalahkan oleh Amerika Serikat dan beberapa anggota Gerakan 26 Juli.<ref>[[#refAnderson1997|Anderson 1997]], hlm. 423.</ref> Saat berada di [[Jakarta]], Guevara mengunjungi Presiden Indonesia [[Sukarno]] untuk membicarakan [[Sejarah Indonesia (1945–1949)|revolusi yang baru saja terjadi di Indonesia]] dan untuk membina hubungan dagang di antara kedua negara tersebut. Mereka cepat akrab, karena "keduanya penuh energi dan bergaya informal"; selain itu, mereka sama-sama memiliki haluan [[sayap kiri]] revolusioner dan menentang [[imperialisme barat]].<ref name="Merdeka">{{citeCite webnews|url = http://www.merdeka.com/peristiwa/soekarno-soal-cerutu-kuba-che-dan-castro.html
|url = http://www.merdeka.com/peristiwa/soekarno-soal-cerutu-kuba-che-dan-castro.html
|title = Soekarno soal cerutu Kuba, Che dan Castro
|author = Ramadhian Fadillah
|date = 13 Juni 2012 <!-- 08:05:00 -->
|language = Indonesianid
|publisher = Merdeka.com
|accessdate = 15 Juni 2013|work= [[Merdeka.com]]
|accessdate = 15 Juni 2013}}</ref> Guevara kemudian berkunjung ke Jepang selama 12 hari (15–27 Juli), ikut serta dalam perundingan yang ingin memperkuat hubungan dagang Kuba dengan Jepang. Selama kunjungan tersebut, ia menolak untuk mengunjungi dan meletakkan karangan bunga di [[Makam Prajurit Tak Dikenal]] yang mengenang para prajurit Jepang yang menjadi korban [[Perang Dunia II]], dengan alasan bahwa "imperialis" Jepang telah "membunuh jutaan orang Asia".<ref name="Anderson 1997 p 431">[[#refAnderson1997|Anderson 1997]], hlm. 431.</ref> Guevara malah diam-diam mengunjungi [[Hiroshima]], yang pernah terkena [[Serangan bom atom Hiroshima dan Nagasaki|serangan]] [[Little Boy|bom atom]] Amerika 14 tahun sebelumnya.<ref name="Anderson 1997 p 431" /> Walaupun Guevara mengutuk [[Kekaisaran Jepang]], ia juga menganggap [[Harry S. Truman|Presiden Truman]] sebagai seorang "badut mengerikan" akibat serangan bom tersebut,<ref>[[#refTaibo1999|Taibo 1999]], hlm. 300.</ref> dan setelah mengunjungi Hiroshima dan [[Museum Peringatan Perdamaian Hiroshima|Museum Peringatan Perdamaian]]-nya, ia mengirimkan sebuah kartu pos ke Kuba yang menyatakan bahwa "Agar dapat berjuang dengan lebih baik demi perdamaian, kita harus melihat Hiroshima."<ref>[http://search.japantimes.co.jp/print/nn20080516a3.html Che Guevara's Daughter Visits Bomb Memorial in Hiroshima] oleh ''[[The Japan Times]]'', 16 Mei 2008</ref>
 
Sekembalinya Guevara di Kuba pada September 1959, tampak jelas bahwa Castro memiliki kekuasaan politik yang lebih besar. Pemerintahannya mulai menyita lahan yang masuk ke dalam cakupan hukum reformasi agraria, tetapi menghindari pemberian ganti rugi kepada para tuan tanah, dan sebagai gantinya memberikan "obligasi" yang berbunga rendah, sebuah langkah yang membuat Amerika Serikat waspada. Pada saat itu, para peternak kaya asal [[Camagüey]] yang terkena dampak dari kebijakan ini melancarkan sebuah kampanye yang menentang redistribusi lahan, dan mereka berhasil mendapatkan dukungan dari seorang pemimpin pemberontak yang merasa tidak puas, [[Huber Matos]]; mereka bersama-sama dengan sayap anti-Komunis di dalam Gerakan 26 Juli mengutuk apa yang mereka sebut "gangguan Komunis".<ref name="Anderson 1997 p 435">[[#refAnderson1997|Anderson 1997]], hlm. 435.</ref> Pada masa yang sama, diktator Republik Dominika [[Rafael Trujillo]] menawarkan bantuan kepada "[[Legiun Anti-Komunis Karibia]]" yang mendapatkan pelatihan di negara tersebut. Pasukan multi-nasional ini, yang kebanyakan terdiri dari orang Spanyol dan Kuba, dan beberapa juga orang Kroasia, Jerman, Yunani, dan tentara bayaran yang berhaluan sayap kanan, berencana untuk melengserkan rezim Castro.<ref name="Anderson 1997 p 435"/>