Aksara Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hibensis (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
Baris 101:
| caption2 = [[nyk Ngayogyan|Gagrag Yogyakarta]]. Huruf Latin diletakkan di atas aksara Jawa (Pergub DIY No. 70/2019).
}}
Dalam ranah kontemporer, aksara Jawa hingga kini masih menjadi bagian dari pengajaran muatan lokal di [[DI Yogyakarta]], [[Jawa Tengah]], [[Jawa Timur]], dan sebagian kecil [[Jawa Barat]]. Beberapa surat kabar dan majalah lokal memiliki kolom yang menggunakan aksara Jawa, dan aksara Jawa dapat ditemukan pada papan nama tempat-tempat umum tertentu. Akan tetapi, banyak upaya kontemporer untuk menerapkan aksara Jawa hanya bersifat simbolik dan tidak fungsional; tidak ada lagi, sebagai contoh, publikasi berkala seperti majalah ''Kajawèn'' yang isi substansialnya menggunakan aksara Jawa. Kebanyakan masyarakat Jawa hanya sadar akan keberadaan aksara Jawa dan mengenal beberapa huruf, tetapi jarang ada yang mampu membaca atau menulisnya secara substansial,<ref name="wahab">{{cite conference|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/3067/1/Kongres%20Bahasa%20Indonesia%20VIII%20Kelompok%20B%20Ruang%20Rote.pdf|conference=Kongres Bahasa Indonesia VIII|date=Oktober 2003|title=Masa Depan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah|first=Abdul|last=Wahab|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Indonesia|volume=Kelompok B, Ruang Rote|page=8-9}}</ref><ref>{{cite book|last=Florida|first=Nancy K|year=1995|url=https://books.google.com/books?id=JtXWqGzfzGgC&pg=PA37&lpg=PA37&dq=read+javanese+script&source=bl&ots=ovWJe5iN1N&sig=it-50wOMvy1H8EaNhTKxUbebNnM&hl=en&sa=X&ei=Uep5U_6vAcHc8AXwnoC4Dw&redir_esc=y#v=onepage&q=read%20javanese%20script&f=false|title=Writing the Past, Inscribing the Future: History as Prophesy in Colonial Java|publisher=Duke University Press|isbn=9780822316220|page=37}}</ref> sehingga sampai tahun 2019 tidak jarang ditemukan papan nama di tempat umum yang penulisan aksara Jawa-nya memiliki banyak kesalahan dasar.<ref>{{cite web|last=Mustika |first=I Ketut Sawitra|date=12 Oktober 2017 |title=Alumni Sastra Jawa UGM Bantu Koreksi Tulisan Jawa pada Papan Nama Jalan di Jogja|url=https://m.solopos.com/alumni-sastra-jawa-ugm-bantu-koreksi-tulisan-jawa-pada-papan-nama-jalan-di-jogja-859202|publisher=Solo Pos| location=Yogyakarta |editor1-first=Nina|editor1-last=Atmasari|access-date=8 Mei 2020}}</ref><ref>{{cite web|last=Eswe |first=Hana |date=13 Oktober 2019 |title=Penunjuk Jalan Beraksara Jawa Salah Tulis Dikritik Penggiat Budaya |url=https://suarabaru.id/2019/10/13/penunjuk-jalan-beraksara-jawa-salah-tulis-dikritik-penggiat-budaya/ |publisher=Suara Baru|location=Grobogan |access-date=8 Mei 2020}}</ref> Beberapa kendala dalam upaya revitalisasi penggunaan aksara Jawa termasuk perangkat elektronik yang sering kali mengalami kendala teknis untuk menampilkan aksara Jawa tanpa galat, sedikitnya instansi dengan kompetensi memadai yang dapat dikonsultasikan, dan kurangnya eksplorasi tipografi yang menarik bagi masyarakat.<ref name="wahab"/><ref name="radar"/> Meskipun begitu, upaya revitalisasi terus digeluti oleh sejumlah komunitas dan tokoh masyarakat yang aktif memperkenalkan kembali aksara Jawa dalam penggunaan sehari-hari, terutama dalam sarana digital.<ref name="radar">{{Cite webnews|url=https://radarjogja.jawapos.com/2020/02/27/bangkitkan-kongres-bahasa-jawa-setelah-mati-suri/|location=Bantul|title=Bangkitkan Kongres Bahasa Jawa Setelah Mati Suri|date=27 Februari 2020|author=Siti Fatimah|publisher=Radar Jogja|access-date=25 Mei 2020|archive-date=2020-06-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20200619201043/https://radarjogja.jawapos.com/2020/02/27/bangkitkan-kongres-bahasa-jawa-setelah-mati-suri/|dead-url=yes}}</ref>
 
== Bentuk ==