Perempuan Tanah Jahanam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Zzckrian (bicara | kontrib)
k Memperbaiki EYD
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 54:
Maya dan Dini adalah dua sahabat karib yang bekerja sebagai kasir [[gerbang tol]]. Pada suatu malam saat bertugas, Maya bercerita kepada Dini melalui [[telepon seluler]] tentang seorang pengemudi misterius yang selalu melintas setiap malam dengan tatapan tajam yang tentu saja membuat Maya takut. Di tengah percakapan, pengemudi misterius yang mereka bicarakan kembali melintasi gerbang tol dan mengamati Maya. Maya yang merasa ada sesuatu yang tidak beres kemudian memberitahu Dini. Setelah melintas, pengemudi itu berhenti di tepi jalan untuk kembali ke pos Maya dengan beberapa pertanyaan. Sesaat setelahnya, pengemudi itu kembali ke mobil mengambil sebilah [[golok]] dan berusaha menyerang Maya. Histeris, Maya berupaya melarikan diri ke luar pos. Pengemudi itu berhasil melukai Maya di bagian paha dengan golok, sebelum akhirnya [[polisi]] menembaknya tepat di kepala hingga tewas.
 
Tiga bulan kemudian, Maya dan Dini akhirnya berhenti bekerja sebagai kasir jalan tol dan memilih berjualan pakaian di los pasar yang ternyata sepi pembeli. Menghadapi kesulitan keuangan, Maya akhirnya berpikir untuk mencari keluarganya di Desa Harjosari, desa asal kedua orangtuanya, dengan harapan dapat menemukan peninggalan berharga orang tuanya yang bisa dijadikan uang. Ketika Maya sedang [[buang air kecil]] di toilet pasar, ia mendapati secarik kertas bertuliskan aksara Jawa kuno yang muncul dari luka sayatan golok malam itu. Maya kemudian memotret kertas itu, tiba-tiba Dini menghampirinya lalu tanpa disengaja kertas tersebut masuk ke toilet dikarenakan Maya terkejut dengan kehadiran Dini yang tiba-tiba.
 
Maya dan Dini memulai perjalanan mereka ke Desa Harjosari di pedalaman Banyuwangi, Jawa Timur, menempuh perjalanan menggunakan bus menuju terminal kawasan itu. Dalam perjalanan, Maya berkenalan dengan seorang dosen sastra bahasa Rusia yang ternyata tahu hal-hal gaib. Melalui pria itu, Maya akhirnya mengetahui kertas yang di dalam kulit pahanya itu merupakan [[jimat]] pelindung dari makhluk halus yang ditulis dalam bahasa Jawa kuno. Menurutnya, jimat itu dibuat oleh orang yang sangat jahat (penganut ilmu hitam). Kemudian Maya dikejutkan oleh penampakan 3 gadis kecil di pinggir jalan saat bus yang dia tumpangi melintasi sepinya hutan pada tengah malam.
 
Setibanya di terminal, Maya mengalami kesulitan sebab tidak banyak orang yang mengetahui tentang Desa Harjosari. Beruntung ada seorang penarik delman yang bersedia mengantar mereka walau harus membayar mahal. Setibanya di sana, mereka disambut tatapan dingin warga sekitar. Maya kemudian minta diturunkan di rumah [[kepala desa]] Harjosari, Ki Saptadi yang sekaligus seorang dalang terkenal.
Baris 64:
Mereka kemudian menginap di rumah peninggalan orang tua Maya yang sangat besar. Saat malam, Maya sering mendengar suara berisik tak berwujud yang membuatnya tak nyaman. Dalam kurun waktu dua hari, mereka menyaksikan hal yang tak wajar di desa itu. Setiap hari, warga memakamkan bayi yang meninggal setelah dilahirkan.
 
Maya dan Dini memberanikan diri untuk mendatangi kerumunan warga tersebut dan bertemu langsung dengan Ki Saptadi. Ki Saptadi dan warga lain mulai curiga. Saat Maya keluar untuk mencari makan, Dini didatangi oleh dua orang warga suruhan Ki Saptadi dan bercerita kalau rumah tua ini punya pewaris tunggal, anak perempuan bernama Rahayu. Saat itu juga, Dini mengaku bahwa dirinya adalah Rahayu sang pewaris rumah tua ini. Dini kemudian dijebak dua orang itu dan dibawa ke hutan. Dini akhirnya dibawa ke tempat ritual ilmu hitam dan digantung terbalik untuk dijadikan tumbal, saat Ki Saptadi dan Nyi Misni sudah berada di sana. Dini dibunuh cara disembelihdigorok menggunakan golok lalu dikuliti oleh Nyi Misni untuk kemudian kulitnya dijadikan wayang kulit.
 
Maya berusaha mencari informasi dari warga sekitar, salah satunya pada Ratih, wanita pemilik warung makan. Ia menjelaskan bahwa rumah tua itu dulunya dihuni oleh pria bernama Donowongso, juragan sekaligus dalang yang melakukan perjanjian dengan iblis agar anaknya yang lahir tanpa kulit bisa sembuh. Sejak itu, seluruh bayi yang lahir di Desa Harjosari terlahir tanpa kulit. Namun, ada seseorang yang dibiarkan hidup dengan kondisi mengenaskan tanpa kulit bernama Tole, dan saat ini hidup sebatang kara di sebuah pondok di tengah hutan dengan kondisi memprihatinkan penuh penderitaan. Ratih juga bercerita bahwa Donowongso menjadi [[gila]] saat sedang mengadakan pagelaran wayang, karena saat mendalang ia membantai pemain wayang lain serta istrinya yang juga sedang menyinden saat itu dengan golok. Kemudian ia menyayat lehernya sendiri menggunakan golok yang sama.
 
Merasa putus asa dalam usahanya mencari sahabatnya, Maya dituntun seorang gadis kecil untuk ikut menyaksikan proses persalinan salah satu warga dengan cara sembunyi-sembunyi. Di balik lubang dinding, Maya menyaksikan bayi itu terlahir tanpa kulit. Bayi malang itu kemudian ditenggelamkan Ki Daptadi ke dalam baskom berisi air hingga tewas.
Baris 76:
Setibanya di Desa, si penarik delman merasa ada yang tidak beres dengan gelagat polisi yang rupanya bersekongkol dengan warga desa untuk membunuh Maya. Ia pun berusaha melawan, tetapi malah ditembak mati oleh si polisi yang ternyata adalah warga asli Desa Harjosari yang juga memang sedang mengejar Maya. Maya yang putus asa takkan bisa keluar dari desa hidup-hidup karena tak ada lagi Ratih yang bisa membantunya, akhirnya berhasil meloloskan diri ke jalan raya.
 
Di sana, Maya ditolong seorang supir pikapmobil pick up. Namun, ia mengalami kecelakaan setelah supir diganggu salah satu hantu gadis kecil. Salah seorang hantu gadis kecil kemudian merasuki tubuh Maya dan memperlihatkan seluruh kejadian sebenarnya di masa lampau. Hantu gadis kecil kemudian memberitahu Maya cara mengakhiri kutukan tersebut.
 
Maya kemudian diselamatkan lagi oleh Ratih. Maya lalu mengajak Ratih kembali ke rumah tua milik Nyi Misnih, mencari kotak berisi wayang kulit dan masuk ke ruang bawah tanah tempat ketiga gadis kecil itu dulu dikuburkan. Saat menggali lantai tanah di rumah itu mereka mendapati tulang-belulang ketiga gadis kecil yang hilang. Maya dan Ratih kemudian menyatukan kerangka dan wayang kulit ketiga gadis kecil tersebut dan menguburkan mereka secara layak.
Baris 90:
Misni yang mulai panik dengan penjelasan Maya mulai mengambil sebuah pisau untuk membunuh Maya secepat mungkin. Ratih tiba-tiba muncul membawa bayi yang baru saja dilahirkan wanita lainnya dalam keadaan sehat.
 
Maya mengatakan, bahwa dialah darah daging Saptadi dan Nyai Shinta yang dikutuk oleh neneknya sendiri. Nyi Misni jugalah yang bertanggung jawab atas perbuatannya menghapus ingatan Saptadi tentang Nyai Shinta. Saptadi yang tersadar dengan semua ucapan Maya merasa sangat malu dengan dosa yang dilakukan ibunya. Ia berusaha melindungi anaknya saat Nyi Misni mendekat untuk segera menghabisi Maya. Saptadi akhirnya bunuh diri dengan menyayat lehernya sendiri dengan pisau yang masih dipegang ibunya. Tak bisa menerima kenyataan anak semata wayangnya tewas, Nyi Misni ikut melakukan tindakan serupa.
 
Ratih berlari melepaskan ikatan Maya dan memintanya melarikan diri dari desa itu. Maya meyakinkan Ratih untuk ikut dengannya tapi Ratih menolak dan mengatakan 'di mana pun sama saja buatku'. Seluruh warga bersuka cita atas musnahnya kutukan mengerikan tersebut. Maya, dengan menumpang truk sayur meninggalkan tanah jahanam tersebut.
 
Setahun kemudian, desa tersebut sudah normal kembali, si polisi yang membunuh si penarik delman sedang menantikan kelahiran anak pertamanya. Istrinya yang sedang berada di kamar mandi kemudian melihat penampakan Nyi Misni di dalam cermin dan menjerit histeris. Saat si polisi datang, ia menyaksikan istrinya terduduk berlumuran darah, terus menjerit. Naas, bayi yang baru saja dilahirkannya dimakan hidup-hidup oleh Nyi Misni yang kini telah menjadi arwah penasaran, dan film pun berakhir.
 
== Pemeran ==