Johannes Leimena: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aivenicloudys (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
Baris 98:
=== Revolusi dan RMS ===
[[Berkas:Renville Agreement Indonesian Delegation.jpg|jmpl|Leimena (ketiga dari kanan) dalam perundingan [[Perjanjian Renville]]]]
Pada saat [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]], Leimana sedang bertugas di Tangerang. Seusai tewasnya 30 orang kadet TKR dalam [[Pertempuran Lengkong|peristiwa Lengkong]], Leimena merawat sejumlah korban luka dan selama menjalankan tugas ini Leimena bertemu Soekarno yang menjenguk korban.<ref name="fondasi">{{citeCite news |title=Meletakkan Fondasi Puskesmas, Sumbangan Dokter Leimena bagi Dunia Kesehatan Indonesia |url=https://majalah.tempo.co/read/laporan-khusus/161193/meletakkan-fondasi-puskesmas-sumbangan-dokter-leimena-bagi-dunia-kesehatan-indonesia |accessdate=4 September 2020 |work=[[Tempo.co]] |date=15 August 2020 |language=id|first=Retno |last=Sulistyowati }}</ref> Dua bulan setelah peristiwa ini ia diundang untuk menjadi Menteri Muda Kesehatan dalam [[Kabinet Sjahrir II]]. Awalnya ia menolak karena tugasnya sebagai dokter, tetapi kawannya Amir Sjarifuddin mendorongnya untuk menerima tawaran tersebut.<ref name="fondasi"/>{{sfn|Hitipeuw|1986|p=92}} Leimena ditunjuk sebagai Menteri Kesehatan dalam [[Kabinet Amir Sjarifuddin I]] yang dibentuk tanggal 3 Juli 1947, dan terus menjabat sebagai Menkes sampai jatuhnya [[Kabinet Wilopo]] pada tahun 1953.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=176}} Selama periode revolusi, Leimena juga berperan dalam pendirian [[Parkindo]] tahun 1947 dan menjadi anggota pimpinan partai.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=97}}{{sfn|Murakami|2015|p=38}} Belakangan Leimena ditunjuk menjadi Ketua Umum Parkindo seusai Kongres III Parkindo April 1950.<ref>{{cite book |title=Kepartaian di Indonesia |date=1950 |publisher=Kementerian Penerangan Rep. Indonesia |pages=70–71 |url=https://books.google.com/books?id=1go0AAAAIAAJ&pg=PA70 |language=id}}</ref>
 
Di luar jabatannya sebagai menteri Leimena juga menjabat Ketua Umum organisasi Pemuda Indonesia Maluku (PIM), sebuah organisasi yang didirikan oleh [[Johannes Latuharhary]] yang beranggotakan pemuda Ambon yang mendukung kemerdekaan Indonesia.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=101–102}} Meskipun kedua tokoh tersebut dihormati oleh anggota-anggota PIM, pengaruh mereka atas kegiatan PIM sehari-hari terbatas karena kurangnya koordinasi PIM (yang bergerak di Indonesia Timur) dengan tokoh-tokoh di pulau Jawa.{{sfn|Chauvel|2008|p=295}} Selama menjabat menteri, Leimena awalnya tinggal di Jakarta, tetapi pada tahun 1946 ia pindah ke [[Yogyakarta]] karena tentara Belanda yang kelamaan semakin banyak di Jakarta.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=101–102}} Leimena dikirim sebagai anggota tim perundingan dalam berbagai perjanjian{{sfn|Chauvel|2008|p=203}} – [[Perundingan Linggarjati]] tahun 1946,{{sfn|Anwar|2010|p=81}} [[Perjanjian Renville]] dan [[Perjanjian Roem-Roijen]] tahun 1948, dan [[Konferensi Meja Bundar]] tahun 1949 (sebagai anggota delegasi militer).{{sfn|Kahin|2003|p=228}}<ref>{{cite book |title=Susunan kabinet-kabinet R.I. dan riwajat hidup ringkas para menteri 1945–1953 |date=1954 |publisher=Bagian Dokumentasi, Department Penerangan |page=41 |url=https://books.google.com/books?id=iLHNyGcdndgC |language=id}}</ref> Leimena merupakan salah seorang menteri RI yang tidak tertangkap selama [[Agresi Militer Belanda II]], dan pada bulan Januari 1949 ia turut berunding dengan perwakilan negara-negara bagian [[Republik Indonesia Serikat]] di Jakarta.{{sfn|Anwar|2010|p=122}}
Baris 156:
== Kehidupan pribadi ==
[[Berkas:Tjitjih Wiyarsih Leimena.jpg|jmpl|100px|Istri Leimena, Wijarsih Prawiradilaga.]]
Selama bersekolah di STOVIA, Leimena aktif bermain [[sepakbola]] dan sering kali ikut dalam tim sepakbola STOVIA dan sejumlah klub lokal pada masanya.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=34}} Ia bertemu dengan istrinya Wijarsih Prawiradilaga selama bertugas sebagai dokter di Bandung.{{sfn|Hitipeuw|1986|p=55}} Pasangan ini memiliki delapan anak yaitu empat anak laki-laki dan empat anak perempuan.{{sfn|Hitipeuw|1986|pp=174–175}} Salah seorang putrinya, [[Melani Leimena Suharli]], menjadi Wakil Ketua [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] periode 2009–2014.<ref name="monumen">{{citeCite news |title=Monumen Pahlawan Dr J Leimena Dibangun |url=https://nasional.kompas.com/read/2011/08/19/1855263/Monumen.Pahlawan.Dr.J.Leimena.Dibangun. |access-date=1 September 2020 |work=KOMPAS[[Kompas.com]] |date=19 Agustus 2011 |language=id|editor-last=Kusumaputra |editor-first=Robert Adhi }}</ref>
 
Leimena dikenang keluarganya sebagai sosok sederhana, khususnya dalam hal pakaian. Ia terbiasa memakai kemeja putih dengan gaya yang sama tiap kali.<ref name="tempo">{{citeCite news |title=Dokter Politik dari Timur |url=https://majalah.tempo.co/read/laporan-khusus/128572/dokter-politik-dari-timur |access-date=26 Juni 2020 |work=[[Tempo (majalah)|Tempo.co]] |date=27 Oktober 2008 |language=id|last=Administrator }}</ref> Menurut Soekarno dalam autobiografinya, Leimena tidak memiliki pakaian formal selama jalannya revolusi, sehingga saat ia dikirim dalam kapasitas diplomasi ia harus meminjam jas dan dasi dari koleganya.<ref name="tirto"/>
 
== Wafat ==