Sukmawati Soekarnoputri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
→‎Referensi: clean up
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
Baris 78:
 
== Karier politik ==
Pada tahun 1998, ia mendirikan dan menghidupkan kembali [[Partai Nasional Indonesia]] dengan nama PNI Soepeni.<ref>{{citeCite news|url=https://www.antaranews.com/berita/121842/profil-partai-pni-marhaenisme-kaum-marhaen-indonesia-bersatulah |title=Profil Partai - PNI Marhaenisme: "Kaum Marhaen Indonesia, Bersatulah!" |date=25 Oktober 2008 |access-date=3 April 2018 |newspaperwork=AntaraNews.com[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]| first=Oleh Jeffrey |last=Rawis |editor-first=Ruslan |editor-last=Burhani}}</ref> Nama PNI Soepeni diubah menjadi menjadi [[PNI Marhaenisme]] pada tahun 2002 dan Sukmawati ditunjuk sebagai ketua umum.
 
Pada tahun 2011, ia menuliskan kesaksian sejarah terkait dengan kehidupannya selama 15 tahun di Istana Merdeka dalam sebuah buku yang berjudul ''Creeping Coup D'Tat Mayjen Suharto''. Buku ini mengungkapkan kisah hidup Sukmawati sejak dilahirkan di Istana merdeka dan menceritakan kesaksian sejarahnya terkait kudeta yang dialami [[Soekarno]] pada tahun 1965–1967.
 
Sukmawati meyakini adanya kudeta yang dilakukan oleh Pangkostrad Mayjen Soeharto (saat itu, yang kemudian menjadi Presiden Soeharto menggantikan Bung karno) bersama anggota-anggota militer lainnya dengan menggunakan Surat Perintah 11 Maret 1966. Dalam pengakuannya, Sukmawati mengaku tidak akan memaafkan Soeharto karena telah melakukan pelanggaran HAM pasca peristiwa 1965.<ref>{{cite webCite news|url=https://m.merdeka.com/sukmawati-soekarnoputri/profil/ |title=Profil Sukmawati Soekarnoputri |last= |first= |date= |websitework=[[Merdeka.com]] |publisher= |access-date=3 April 2018 |quote=|language=id }}</ref>
 
== Kehidupan pribadi ==
Sukmawati menikah dengan Putra Mahkota [[Kadipaten Mangkunegaran]] yaitu Pangeran Sujiwa Kusuma (sekarang Adipati Mangkunegara). Di kemudian Hari Pangeran Kusuma naik tahta dan bergelar [[Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IX]]. Beberapa tahun kemudian, ia dan Sujiwa Kusuma memutuskan untuk cerai. Pada 26 Oktober 2021, Sukmawati menjalani ritual pindah agama ke [[Hindu]] mengikuti agama neneknya, [[Ida Ayu Nyoman Rai]] di Bali.<ref>{{cite news |title=Sukmawati Soekarnoputri Akan Jalani Ritual Pindah Agama dari Islam ke Hindu |url=https://kumparan.com/kumparannews/sukmawati-soekarnoputri-akan-jalani-ritual-pindah-agama-dari-islam-ke-hindu-1wlqNhuACXm/3 |access-date=23 Oktober 2021 |agency=[[Kumparan.com]]}}</ref><ref>{{citeCite news|date=3 April 2018|title=Sebut Azan dan Kidung, Puisi Putri Bung Karno Dipermasalahkan|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180403071553-12-287770/sebut-azan-dan-kidung-puisi-putri-bung-karno-dipermasalahkan|publisher=CNN Indonesia|access-date=3 April 2018|last=Fhr|work=[[CNN Indonesia]]}}</ref><ref>{{citeCite news|last=Kholid|first=Idham|date=2 April 2018|editor-last=|editor-first=|title=Buka-bukaan Sukmawati soal Puisi yang Disebut Lecehkan Islam|url=https://news.detik.com/berita/3950035/buka-bukaan-sukmawati-soal-puisi-yang-disebut-lecehkan-islam|newspaperwork=detikNews[[Detik.com|detikcom]]|access-date=3 April 2018}}</ref>
 
== Kontroversi ==
Baris 99:
|source = "Ibu Indonesia"
}}
Pada 2 April 2018, Sukmawati membacakan puisi yang membandingkan azan dengan kidung wanita, juga konde dengan cadar. Puisi tersebut berjudul "Ibu Indonesia", dibacakan dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di [[Indonesia Fashion Week]] 2018. Pengurus PA 212 [[Kapitra Ampera]] mengatakan bahwa dugaan pelanggaran [[penistaan agama]]. Ampera yang juga merupakan pengacara [[Rizieq Shihab]], menyebut "ada (dugaan kuat) mendiskreditkan agama. Azan itu panggilan ibadah." Sukmawati sekali lagi membantah tuduhan ini, menyebut bahwa karya puisinya "nggak ada SARA-nya." Sukmawati menganggap bahwa ibu-ibu di Indonesia Timur tidak mengetahui syariat.<ref>{{Cite webnews|last=Pratama|first=Fajar|title=Bandingkan Azan dengan Kidung Ibu Indonesia, Puisi Sukmawati Disoal|url=https://news.detik.com/berita/d-3948690/bandingkan-azan-dengan-kidung-ibu-indonesia-puisi-sukmawati-disoal|websitework=detiknews[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2021-10-27}}</ref>
 
== Referensi ==