Ibrahim: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Robot: Cosmetic changes |
||
Baris 1:
'''Ibrahim (إبراهيم عليه السلام)''' (sekitar [[2013 SM]]-?) merupakan [[nabi]] dalam [[agama Samawi]]. Ia mendapat gelar ''Khalil Allah'' atau Sahabat Allah. Selain itu beliau bersama anaknya, Nabi [[Ismail]] terkenal sebagai pengasas [[Kaabah]].
=== Sejarah awal Nabi Ibrahim a.s. ===
Nabi Ibrahim adalah putera Aaazar {Tarih} bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin [[Nabi Nuh|Nuh A.S.]]. Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama "Faddam A'ram" dalam kerajaan [[Babilonia]] yang saat itu diperintah oleh seorang raja zalim bernama [[Namrudz
Walaupun berada dalam keadaan cemas, kehendak [[Allah]] tetap terjadi. Isteri Aazar telah mengandung namun tidak menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Pada suatu hari dia terasa seperti telah tiba waktunya untuk melahirkan anak dan sedar sekiranya diketahui Raja Namrud yang zalim pasti dia serta anaknya akan dibunuh. Dalam ketakutan, ibu nabi Ibrahim telah bersembunyi dan melahirkan anaknya di dalam sebuah gua yang berhampiran. Selepas itu, dia memasuki batu-batu kecil dalam mulut bayinya itu dan meninggalkannya keseorangan. Seminggu kemudian, dia bersama suaminya telah pulang ke gua tersebut dan terkejut melihat nabi Ibrahim a.s masih hidup. Selama seminggu, bayi itu menghisap celah jarinya yang mengandungi susu dan makanan lain yang berkhasiat. Semasa berusia 15 bulan tubuh Nabi Ibrahim telah membesar dengan cepatnya seperti kanak-kanak berusia dua tahun. Maka kedua ibubapanya berani membawanya pulang kerumah mereka.
==== Nabi Ibrahim a.s mencari Tuhan yang sebenarnya ====
Baris 16 ⟶ 15:
==== Melihat tanda Kekuasaan Allah ====
Nabi Ibrahim yang sudah bertekad ingin memerangi ke[[syirik]]an dan penyembahan berhala yang berlaku di dalam kaumnya ingin
Allah mengabulkan permohonan Nabi Ibrahim lalu diperintahkanlah ia menangkap empat ekor [[burung]], lalu setelah memperhatikan dan meneliti bagian-bagian tubuh burung itu, ia memotongnya menjadi berkeping-keping, mencampur-baurkannya, dan kemudian tubuh burung yang sudah hancur-luluh dan bercampur-baur itu diletakkan di empat puncak bukit yang berbeda dan berjauhan. Setelah dikerjakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah itu, diperintahkan-Nya Nabi Ibrahim memanggil burung-burung yang sudah terkoyak tubuhnya dan terpisah jauh setiap bagian tubuhnya itu.
|