Semar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ciko (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
Ki Lurah Semar Badranaya adalah tokoh punakawan yang dalam wayang Jawa /SundaBanyumasan memiliki peran yang lebih utama ketimbang wayang babon (wayang dengan tokoh asli India). Merupakan Jelmaan dari Bambang Ismaya anak tertua dari [[Sang Hyang Tunggal]]. Kakak dari [[Batara Guru]] yang menguasai Swargaloka. Berada di Bumi untuk memberikan nasihat atau petuah petuah baik bagi para Raja Pandawa dan Ksatria juga untuk audiens tentunya. Memiliki [[Pusakakuncung Hyangdan Kalimasada]]kentut yang dititipkanmenjadi kepadasenjata Yudistira yang merupakan pusaka utama para Pandawaandalannya. Memiliki tiga anak dariyaitu IstrinyaKi Sutiragen,Lurah dalamCarub versiBawor Jawasi Tengahsulung, maupun TimurKi adalahLurah : [[Gareng]], [[Petruk]], [[Bagong]].Kanthong SedangkanBolong dalamdan versisi Sundanyabungsu bernamaKi :Lurah [[Astrajingga]]Nala (Cepot), [[Dawala]], dan [[Gareng (bungsu)]]Cakrawangsa.
 
Semar Badranaya adalah tokoh Lurah dari desa (Karang) Tumaritis yang merupakan bagian dari Kerajaan Amarta dibawah pimpinan Yudistira. Meskipun peranannya adalah Lurah namun sering dimintai bantuan oleh Pandawa dan Ksatria anak-anaknya bahkan oleh Batara Kresna sendiri bila terjadi kesulitan.
 
Tokoh ini bersama tokoh punakawan lainnya dibuat oleh para wali diantaranya Sunan Kalijaga dalam menebarkan Agama Islam di Jawa yang melalui akulturasi budaya. Dengan adanya tokoh punakawan, pagelaran cerita wayang menjadi lebih hidup karena ada dialog dan interaksi antara dalang (wayang) dengan audiens serta merupakan sentral para dalang dalam menyampaikan nasihat nasihat dalam lakon atau pertunjukkan yang mungkin tidak dapat dicerna oleh orang awam bila tidak menggunakan tokoh tokoh punakawan. Istilah [[Pusaka Hyang Kalimusada]] merupakan perlambang Dua Kalimat Syahadat.
 
[[Kategori:Punakawan]]