Kesultanan Gowa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20220909)) #IABot (v2.0.9.1) (GreenC bot
Han4299 (bicara | kontrib)
→‎Daftar penguasa: , revisi gelaran anumerta, tumenanga dari kata tu "orang", menang "tidur, berpulang"
Baris 59:
Dalam perang tahta antara dua putra "Sombaya ri Gowa" atau Raja di Kerajaan Gowa yang ke-enam pada akhir abad ke-15, [[Batara Gowa Tuniawanga ri Parallakkenna]] mengalahkan saudaranya [[Karaeng Loe ri Sero']]. Karaeng Loe ri Sero' kemudian menuju ke muara Sungai Tallo dan mendirikan negeri baru yang dikemudian hari dinamakan Tallo,{{sfnp|Cummings|2007b|pp=100–105}}{{sfnp|Bulbeck|1992|pp=430–432}} yang kemudian berkembang menjadi negara maritim berbasis niaga.{{sfnp|Reid|1983}}{{sfnp|Cummings|2007a|pp=2–5, 83–85}} Hingga abad ke-16, bagian barat Sulawesi Selatan terdiri dari negeri-negeri sama kuat yang saling bersekutu dan bersaing satu sama lain, tanpa ada satu pun yang mampu menguasai keseluruhannya.{{sfnp|Bulbeck|1992|pp=123–125}} Putra Batara Gowa, [[Sejarah awal Gowa dan Tallo#Masa pemerintahan Karaeng Tumapa'risi Kallonna (sekitar 1511–1546)|Karaeng Tumapaʼrisiʼ Kallonna]] (berkuasa sekitar 1511–1546), memecahkan keadaan ''status quo'' ini dengan menaklukkan pesisir Garassi' serta menyerang setidaknya tiga belas negeri [[Suku Makassar|bersuku Makassar]] lainnya.{{sfnp|Cummings|2007a|pp=32–33}}{{sfnp|Druce|2009|pp=241–242}}{{sfnp|Bulbeck|1992|p=125}} Pada akhir 1530-an atau awal 1540-an, Kerajaan Gowa memenangkan perang melawan Kerajaan Tallo dan sekutu-sekutunya.{{sfnp|Bulbeck|1992|pp=117–118}}{{sfnp|Cummings|2000|p=29}} Kerajaan Gowa pun menjadi negeri paling dominan di tanah suku Makassar dan diakui sebagai saudara tua oleh Kerajaan Tallo.{{sfnp|Cummings|2014|pp=215–218}}{{sfnp|Bulbeck|1992|pp=127–131}} Sombaya Tumapaʼrisiʼ Kallonna mengembangkan birokrasi kerajaan dengan menunjuk [[Daeng Pamatte|Daeng Pamatteʼ]] sebagai ''[[syahbandar|sabannaraʼ]]'' (syahbandar) pertama.{{sfnp|Bulbeck|1992|pp=105–107}} Penyusunan catatan sejarah serta hukum tertulis kerajaan juga dimulai pada masa pemerintahannya.{{sfnp|Cummings|2002|p=216}}{{sfnp|Cummings|2007a|pp=32–33}} Ia juga kemungkinan merupakan penguasa Kerajaan Gowa yang pertama kali membangun [[benteng Somba Opu]].{{sfnp|Cummings|2007a|p=57}}{{sfnp|Bulbeck|1992|p=126}}
 
Penguasa Kerajaan Gowa berikutnya, [[Sejarah awal Keraiaan Gowa dan Kerajaan Tallo#Masa pemerintahan Kara3ng Tunipalangga (sekitar 1546–1565)|Karaeng Tunipalangga]] (memerintah sekitar 1546–1565) memperluas pengaruh Kerajaan Gowa melalui serangkaian agresi militer. Ia juga melakukan inovasi dalam bidang teknologi persenjataan dan pertahanan.{{sfnp|Cummings|2007a|pp=33–36, 56–59}}{{sfnp|Andaya|1981|pp=25–26}}{{sfnp|Bulbeck|1992|p=126}} Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Gowa mengalahkan seluruh pesaingnya di pesisir barat dan memperluas pengaruhnya hingga ke wilayah [[Sulawesi Tengah]].{{sfnp|Druce|2009|pp=232–235, 244}}{{sfnp|Bougas|1998|p=92}} Sombaya Tunipalangga juga menerima orang-orang Melayu dan Nusantara Barat lainnya untuk bermukim dan sekaligus berniaga di negerinya.{{sfnp|Sutherland|2004|p=79}} Ia bahkan mengadakan perjanjian dengan salah satu pemimpin mereka dan memperbolehkan mereka untuk tinggal secara permanen di dalam wilayah Kerajaan Gowa tanpa harus mengikuti hukum adat setempat.{{sfnp|Cummings|2007a|p=34}}{{sfnp|Andaya|1981|p=27}}{{sfnp|Cummings|2014|pp=219–221}} Para pedagang ini kemungkinan juga turut terlibat dalam reformasi ekonomi yang berkontribusi pada kemajuan pesat Kerajaan Gowa sebagai bandar persinggahan utama di Nusantara bagian timur kala itu.{{sfnp|Andaya|2011|pp=114–115}} Sombaya Tunipalangga juga mengembangkan birokrasi Keraiaan Gowa lebih lanjut dengan menciptakan jabatan ''Tumilalang atau Tumailalang'' yang artinya "orang di dalam" (menteri dalam negeri???{{sfnp|Gibson|2007|p=45}}) untuk mengambil alih tugas-tugas nondagang ''sabannaraʼ'',{{sfnp|Cummings|2002|p=112}}{{sfnp|Bulbeck|1992|p=107}} serta mengangkat ''Tumakkajannangngang'' atau kepala pengrajin yang bertugas mengawasi pekerjaan ??? (Dari versi lain, jabatan "Tumakkajannangngang" atau lengkapnya "Anrongguru Lompona Tukkajannangnganga" adalah jabatan Panglima Angkatan perang Kerajaan/Kesultanan Gowa yang di masa pemerintahan Raja (Sultan) atau Sombaya ri Gowa ke 15, jabatan tersebut diduduki oleh putra Beliau yaitu I Mallombasi Daeng Mattawang Sultan Hasanuddin TuminangaTumenanga ri Balla'pangkana yang dijuluki oleh admiral VOC Cornelius Spellman dengan julukan De Haantjes van Het Osten atau Ayam Jantan dari Timur, dalam bahasa Makassarnya; Jangang Pallakina Butta Irayayya, dan juga pada masa akhir Kesultanan Gowa para masa pemerintahan Sombaya ri Gowa XXXVI Andi Idjo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir Aiduddin TuminangaTumenanga ri Jongaya yang dijabat oleh salah satu kerabatnya yang bernama Andi Laoddanriu Karaeng Bontonompo) [[gilda|serikat-serikat pengrajin]] di Makassar.{{sfnp|Gibson|2005|p=45}}{{sfnp|Bulbeck|2006|p=292}}
 
Perluasan pengaruh Kerajaan Gowa di pesisir barat memicu respons agresif dari Kerajaan Bone di sebelah timur. Perang meletus pada awal 1560-an, dan baru berakhir pada 1565 dengan kekalahan Gowa. [[Karaeng Tunibatta]], saudara dan penerus Sombaya Tunipalangga, mati dipenggal (Nibatta) oleh musuh.{{sfnp|Cummings|2007a|p=36}}{{sfnp|Pelras|1996|pp=131–132}}{{sfnp|Andaya|1981|p=29}} Selepas kematian Tunibatta, penguasa Kerajaan Tallo [[I Mappatakangkang Tana Daeng Padulung Tuminanga ri Makkoayang|I Mappatakangkang Tana Daeng Padulung Tumenanga ri Makkoayang]] naik sebagai ''[[Tuma'bicara butta]] atau juru bicara negeri'' (perdana menteri???) pertama Gowa??? dan mengangkat [[Tunijallo|Karaeng Tunijalloʼ]], putra Karaeng Tunibatta, sebagai penguasa Gowa.{{sfnp|Reid|1981}}{{sfnp|Bulbeck|1992|p=102}} Sejak saat itu, penguasa Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo berbagi posisi dalam memimpin keseluruhan negeri Gowa dan negeri Tallo secara bersama-sama.{{sfnp|Cummings|1999|pp=109–110}}{{sfnp|Cummings|2007a|p=86}} Karaeng Tunijalloʼ mengakhiri peperangan dengan menandatangani Perjanjian Caleppa atau "Ulu Kanaya ri Caleppa" antara Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone,{{sfnp|Pelras|1996|pp=131–132}}{{sfnp|Andaya|1981|p=29}} yang mempertahankan kedamaian di semenanjung selama kurang lebih enam belas tahun berikutnya.{{sfnp|Druce|2014|p=152}} Selama itu pula, Sombaya Tunijalloʼ dan Karaeng TuminangaTumenanga ri Makkoayang melanjutkan kebijakan-kebijakan pro-perniagaan penguasa sebelumnya dan mengikat persahabatan dengan negeri-negeri lain di Nusantara.{{sfnp|Cummings|2007a|p=41}}{{sfnp|Cummings|2002|p=22}}{{sfnp|Pelras|1994|p=139}}
<!--
=== Perang melawan ''Tellumpoccoe'' dan masa pemerintahan Tunipasulu (1582–1593) ===
Baris 99:
 
== Daftar penguasa ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Mangi Mangi Karaëng Bontonompo koning van Gowa luistert naar de installatierede van waarnemend gouverneur van Celebes en Onderhorigheden de heer Bosselaar TMnr 10001592.jpg|jmpl|280px|I Mangngimangi Daeng Matutu Karaeng Bontonompo Sultan Muhammad Thahir Muhibuddin TuminangaTumenanga ri Sungguminasa (bertahta [[1936]]-[[1946]]) mendengarkan pidato pengangkatan pejabat gubernur Celebes, Tn. Bosselaar (awal tahun [[1930]]-an).]]
[[Berkas:Museum-balla-lompoa-gowa.jpg|jmpl|280px|Istana Balla Lompoa di [[Sungguminasa]], [[Kabupaten Gowa]] pada tahun [[2013]].]]
 
Baris 115:
# I Manggorai Daeng Mammeta Karaeng Bontolangkasa [[Tunijallo]]' ([[1565]]-[[1590]])
# I Tepukaraeng Daeng Parabbung [[Tunipasulu]]' (1590-1593)
# I Mangnga'rangi Daeng Manrabbia '''[[Sultan Alauddin Tuminanga ri Gaukanna|Sultan Alauddin]] ''' ''TuminangaTumenanga ri Gaukanna''; Berkuasa mulai tahun [[1593]] - wafat tanggal [[15 Juni]] [[1639]], merupakan penguasa Kesultanan Gowa pertama yang memeluk agama [[Islam]]
# I Mannuntungi Daeng Mattola Karaeng Ujung Karaeng Lakiung, Muhammad Said '''Sultan Malikussaid''' ''TuminangaTumenanga ri Papang Batunna''; Lahir [[11 Desember]] [[1605]], berkuasa mulai tahun [[1639]] hingga wafatnya [[6 November]] [[1653]]
# [[Sultan Hasanuddin|I Mallombasi Daeng Mattawang Muhammad Baqir Karaeng Bonto Mangngape '''Sultan Hasanuddin''' ''TuminangaTumenanga ri Balla'pangkana'']]; Lahir tanggal [[12 Januari]] [[1631]], berkuasa mulai tahun [[1653]] sampai [[1669]], dan wafat pada [[12 Juni]] [[1670]] , diangkat sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden No. 087/TK/1973, tanggal 6 November 1973.
# I Mappasomba Daeng Uraga [[Sultan Amir Hamzah]] T'''<nowiki/>'''umammalianga ri Allu Lahir [[31 Maret]] [[1656]], berkuasa 29 Januari [[1669]] hingga wafatnya 7 Mei [[1674]].
# I Mappaosong Daeng Mangngewai Karaeng Bisei 𝐒𝐮𝐥𝐭𝐚𝐧 𝐌𝐮𝐡𝐚𝐦𝐦𝐚𝐝 𝐀𝐥𝐢 ''Tumatea ri Jakattara''; Lahir [[29 November]] [[1654]], berkuasa mulai [[3 Oktober]] [[1674]] sampai 27 Juli [[1677]] (di kudeta oleh VOC Belanda bersama Sekutu nya), diasingkan ke Batavia 16 September 1678 dan wafat 15 Maret 1681.
# I Mappadulung Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone 𝐒𝐮𝐥𝐭𝐚𝐧 𝐀𝐛𝐝𝐮𝐥 𝐉𝐚𝐥𝐢𝐥 ''Tumamenanga ri Lakiung''. Berkuasa pada 27 Juli 1677- hingga wafatnya 17- September 1709.
# La Pareppa Tosappewalie Karaeng Anak Moncong '''Sultan Ismail Muhtajuddin ''' ''TuminangaTumenanga ri Somba Opu. Berkuasa 16 Februari 1710, di keluarkan sebagai Raja di Gowa 24 Agustus 1712.''
# I Mappau'rangi Karaeng Boddia '''Sultan Sirajuddin''' ''TuminangaTumenanga ri Pasi. Berkuasa 31 Agustus 1712.''
# I Manrabbia '''Sultan Najamuddin'''
# I Mappaurangi Karaeng Boddia '''Sultan Sirajuddin''' ''TuminangaTumenanga ri Pasi''; Menjabat untuk kedua kalinya pada tahun [[1735]]
# I Mallawagau '''Sultan Abdul Chair Al Manshur''' ([[1735]]-[[1742]])
# I Mappaba'basa' '''Sultan Abdul Quddus''' ([[1742]]-[[1753]])
# Amas Madina '''Sultan Usman Fakhruddin''' Batara Gowa (diasingkan oleh [[Belanda]] ke [[Sri Lanka]]) ([[1747]]-[[1795]])
# I Mallisujawa Daeng Riboko Arungmampu '''Sultan Imaduddin''' ''TuminangaTumenanga ri Tompobalang'' ([[1767]]-[[1769]])
# I Temassongeng I Makkaraeng Karaeng Katangka '''Sultan Zainuddin''' TuminangaTumenanga ri Mattoanging ([[1770]]-[[1778]])
# I Mannawarri I Sumaele Karaeng Bontolangkasa Karaeng Mangasa '''Sultan Abdul Hadi''' ''TuminangaTumenanga ri Lambusu'na'' atau ''ri Sambungjawa'' ([[1778]]-[[1810]])
# I Mappatunru' I Manginnyarrang Karaeng Lembangparang '''Sultan Abdul Rauf''' ''TuminangaTumenanga ri Katangka'' ([[1816]]-[[1825]])
# I La Oddanriu' Daeng Mangngeppe Karaeng Katangka '''Sultan Abdul Rahman''' ''TuminangaTumenanga ri Suangga'' ([[1825]]-[[1826]])
# I Kumala Daeng Parani Karaeng Lembangparang '''Sultan Abdul Kadir''' '''Muhammad Aidid''' ''TuminangaTumenanga ri Kakoasanna'' ([[1826]] - wafat [[30 Januari]] [[1893]])
# I Malingkaang Daeng Nyonri' Karaeng Katangka '''Sultan Muhammad Idris''' TuminangaTumenanga ri Kalabbiranna ([[1893]] - wafat [[18 Mei]] [[1895]])
# I Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembangparang '''Sultan Husain''' ''TuminangaTumenanga ri Bundu'na'' atau Somba Ilanga ri Lampanna; Memerintah sejak tanggal [[18 Mei]] [[1895]] - 1906, di Mahkotai di [[Makassar]] pada tanggal [[5 Desember]] [[1895]].
#I Mangngimangi Daeng Matutu Karaeng Bontonompo '''Sultan Muhammad Thahir Muhibuddin''' ''TuminangaTumenanga ri Sungguminasa'' (1936 - 1946)
#Andi Idjo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang '''Sultan Muhammad Abdul Kadir Aiduddin''' ''TuminangaTumenanga ri Jongaya'' (1956 - 1978) sekaligus raja Gowa terakhir <ref>{{Cite web|title=SEJARAH KABUPATEN GOWA – Website Resmi Pemerintah Kabupaten Gowa|url=http://gowakab.go.id/sejarah-kabupaten-gowa/|language=en-US|access-date=2021-11-01}}</ref>dan menjadi bupati pertama kabupaten Gowa saat bergabung menjadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia.
#
#