Wadah makanan busa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perbarui referensi situs berita Indonesia |
k Perbarui referensi situs berita Indonesia |
||
Baris 12:
Tempat makan dari busa polistiren ini diproduksi dengan menyuntikkan ''expanded polystyrene foam (EPS foam)'' atau busa polistiren yang diperluas ke dalam cetakan. Pada awal tahun 1940-an, EPS ditemukan oleh Ray McIntire dari The Dow Chemicals Company. McIntire menemukannya setelah melakukan percobaan dengan meniupkan gas ke dalam adonan panas polistiren atau PS.
Dalam prosesnya, pencampuran gelembung udara mengembang dan membuatnya menjadi ringan seperti busa hingga terciptalah EPS. Jadi, styrofoam yang dikenal masyarakat merupakan varian polistirena, di mana 95% volumenya dipenuhi udara.<ref>{{Cite news|url=https://news.detik.com/adv-nhl-detikcom/d-3378474/styrofoam-aman-digunakan-sebagai-wadah-makanan|title=Styrofoam Aman Digunakan sebagai Wadah Makanan|last=
== Keuntungan ==
Baris 84:
Pada akhir tahun 2015 [[Taiwan]] memberlakukan larangan nasional penggunaan cangkir dari busa polistirena. Menurut data The Environmental Protection Administration (EPA) Taiwan, lebih dari 200 juta cangkir polistirena digunakan per tahun, tetapi hanya sekitar 20 persen yang didaur ulang.<ref>{{Cite web|url=http://www.taipeitimes.com/News/taiwan/archives/2015/01/05/2003608517|title=EPA on mission to ban Styrofoam cups - Taipei Times|website=www.taipeitimes.com|access-date=2019-11-11}}</ref>
Pada tahun 2018, permintaan styrofoam di [[Indonesia]] berada di kisaran 700 ton-800 ton per bulan.<ref>{{Cite web|url=https://cci-indonesia.com/industri-kemasan-terpukul-larangan-styrofoam/|title=Industri Kemasan Terpukul Larangan Styrofoam|date=2018-05-28|website=Citra Cendekia Indonesia|language=en-US|access-date=2019-11-12}}</ref> Di Indonesia, pada tahun 2017, sampah styrofoam terbesar dihasilkan non-rumah tangga sebanyak 11,9 ton per bulan. Sementara, rumah tangga menyumbang sebanyak 9,8 ton per bulan. Persentase sampah styrofoam mencapai 1,14% dari 12% sampah plastik yang terkumpul setiap bulannya.<ref>{{Cite web|url=https://goukm.id/kemasan-alternatif-styrofoam/|title=Kemasan Alternatif Pengganti Styrofoam yang Aman|last=Rahmadhani|first=Suci|date=2017-07-11|website=Portal Media Kewiruashaan, UMKM, UKM Online dan Peluang Usaha|language=en-US|access-date=2019-11-12}}</ref> Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengumumkan lewat akun Twitternya pada Rabu (12/10/2016) bahwa Bandung akan menerapkan larangan pemakaian styrofoam untuk kemasan makanan dan minuman.<ref>{{Cite news|url=https://sains.kompas.com/read/2016/10/13/11024811/bandung.larang.penggunaan.styrofoam.mulai.1.november.2016|title=Bandung Larang Penggunaan "Styrofoam" mulai 1 November 2016|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2019-11-12|editor-last=Utomo|editor-first=Yunanto Wiji|first=Yunanto Wiji|last=Utomo}}</ref> Ini menjadikan Bandung sebagai kota pertama di Indonesia yang melarang penggunaan styrofoam di kalangan pedagang makanan dan minuman.<ref>{{Cite web|url=https://www.voaindonesia.com/a/pertaa-di-indonesia-kota-bandung-larang-penggunaan-styrofoam/3584677.html|title=Pertama di Indonesia, Kota Bandung Larang Penggunaan Styrofoam|website=VOA Indonesia|language=id|access-date=2019-11-12}}</ref>
Pada bulan Desember 2018 para negosiator dari Parlemen Eropa dan untuk 28 negara Uni Eropa sepakat bahwa 10 produk plastik sekali pakai akan dilarang. Selain styrofoam dan sedotan sekali pakai, produk-produk dari plastik yang dilarang termasuk juga korek kuping (''cotton buds)'', piring dan alat makan, pengaduk minuman, dan tongkat untuk balon.<ref>{{Cite web|url=https://www.livekindly.co/eu-bans-throwaway-plastic-styrofoam-single-use-straws/|title=EU Bans ‘Throwaway’ Plastic Including Styrofoam and Single-Use Straws|last=Pointing|first=Charlotte|date=2018-12-22|website=LIVEKINDLY|language=en-GB|access-date=2019-11-11}}</ref>
|