Festival Istiqlal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menghapus Mosque-IMG_3537.JPG karena telah dihapus dari Commons oleh Krd; alasan: per c:Commons:Deletion requests/Files in Category:Istiqlal Mosque.
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
Baris 11:
Festival Istiqlal I diselenggarakan dalam rangka, sebagaimana disebut dalam pidato pembukaan [[Soeharto]],{{sfn|Ramli|2007|p=35}} menyukseskan [[Tahun Kunjungan Indonesia]] 1991;{{sfn|Ramli|p=39}} dimulai selama sebulan sejak 15 Oktober-15 November 1991.{{sfn|Gade|2004|p=19}} Pembukaan festival ini ditandai dengan penulisan kalimat basmalah pada [[Al-Qur’an]] [[Mushaf Istiqlal]] oleh Presiden [[Soeharto]]. Banyak kegiatan yang berlangsung dalam festival kali ini, yaitu pameran arsitektur,{{sfn|Gade|2004|p=20}} pameran seni rupa tradisional dan modern,{{sfn|Nata dkk.|2003|p=254-256}} pameran [[seni dekoratif]] (terutama [[tekstil]]),{{sfn|Gade|2004|p=20}} pameran Al-Qur’an dari seluruh dunia,{{sfn|Gade|2004|p=20}}{{sfn|Nata dkk.|2003|p=254-256}} pameran kaligrafi,{{sfn|Gade|2004|p=20}} pameran naskah dan buku, pameran tata boga, dan pameran busana muslimah, pertunjukan tilawah, teater, musik dan tarian, membaca puisi, pemutaran film, forum ilmiah,{{efn|group=note|Tema forum ilmiah pada festival ini adalah "Islam dan Kebudayaan Indonesia: Dulu, Kini, dan Masa Depan, dengan subtopik meliputi "Ekspresi Aestetik pada Islam di Indonesia", "Tradisi dan Inovasi Islam di Indonesia", dan "Islam dan Masa depan Peradaban Dunia".}}{{sfn|Gade|2004|p=20}} simposium, diskusi, ceramah, perlombaan azan untuk anak-anak dan remaja,{{sfn|Gade|2004|p=20}}{{sfn|Nata dkk.|2003|p=254-256}} dan perlombaan kaligrafi untuk semua umur.{{sfn|Gade|2004|p=20}}{{sfn|Nata dkk.|2003|p=254-256}} Beberapa pementasan seni dilaksanakan di [[Taman Ismail Marzuki]]. Karya seni Islam yang ditampilkan tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga berasal dari [[Malaysia]], [[Brunei Darussalam]], [[Singapura]], dan [[Pakistan]]. Festival kali ini dikunjungi oleh sekitar 6 juta orang, 6 kali lipat dari target semula. Selama 2 minggu pertama, pengunjung rata-rata mencapai 200.000 orang per hari. Pada 2 minggu terakhir, pengunjung meningkat 2 kali lipatnya hingga 400.000 orang per hari.{{sfn|Nata dkk.|2003|p=254-256}} Sebuah sumber berbahasa Inggris yang dimuat oleh [[Kementerian Agama Republik Indonesia|Kementerian Agama]] menjelaskan bahwa berbeda dari Festival Dunia Islam di [[London]] pada April-Oktober 1976, yang menampilkan budaya Islam di [[Timur Tengah]] dan pameran artefak bergerak dari museum, Festival Istiqlal menitikberatkan kepada kegiatan sehari-hari dan penampilan seni yang memiliki nilai keislaman dari seluruh Indonesia.{{sfn|Gade|2004|p=19-20}}{{efn|group=note|Aslinya: "''different from the World of Islam Festival in London April-October 1976, which showed Islamic culture in Middle East region and exhibition moving artefact from museum, Istiqlal Festival pointed out daily activity and art performa which have Islamic value from entire Indonesia region.''"}} Menurut Gade, pernyataan ini menempatkan festival ini sebagai festival internasional, sembari juga memamerkan nilai-nilai [[Bhinneka Tunggal Ika|kebinekaan]] dalam kebudayaan Islam di Indonesia. Gade menambahkan festival ini juga memamerkan gagasan Islam Indonesia sebagai percontohan kepada dunia dalam hal seni visual Al-Qu'ran Indonesia.{{sfn|Gade|2004|p=20}} [[Pos Indonesia]] turut merayakan festival kali ini dengan menerbitkan satu [[prangko]] bernilai Rp200 dan [[sampul hari pertama]] bernilai Rp500.<ref>[[Pos Indonesia]] (1991) Brosur Penerbitan Prangko Festival Istiqlal 1991</ref>
 
Menurut Bambang Asrini Widjanarko, yang menulis sebuah berita untuk ''[[Kompas]]'', sejak awal tiada itikad bahwa Festival Istiqlal 1991 menampilkan corak dan pola ekspresi Islam dalam perspektif teologis yang kaku, namun sebuah perayaan seni yang bernafaskan Islam di Indonesia. Tak juga menampilkan hanya pameran kaligrafi Islam namun lebih daripada itu, khasanah budaya Islam di Nusantara.<ref name="kompas1">{{citeCite news|last1=Widjanarko|first1=Bambang Asrini|last2=Sodikin|first2=Amir {{tooltip|(peny.)|penyunting}}|url=http://entertainment.kompas.com/read/2018/01/29/175727010/seni-bernafaskan-islam-dan-festival-istiqlal?page=all|title=Seni Bernafaskan Islam dan Festival Istiqlal|publisher=Kompas|date=29 Januari 2018|accessdate=10 Februari 2018|editor-last=Sodikin|editor-first=Amir|first=Bambang Asrini|last=Widjanarko|work=[[Kompas.com]]}}</ref> Zaenudin Ramli dalam tesisnya menambahkan Festival Istiqlal I merupakan tonggak penting bagaimana kebudayaan Islam di Indonesia secara fisik ditampilkan dalam suatu festival.{{sfn|Ramli|2007|p=35}}
 
[[Taufik Abdullah]], dalam ''Islam dan Kebudayaan Indonesia: Dulu, Kini, dan Esok'' (1993) yang dikarang oleh Yustiono,{{sfn|Yustiono|1993}} menandaskan bahwa proses pembaruan pemikiran kesadaraan keagamaan saat itu ialah adanya transformasi kesalehan individual yang transedental menjadi berkonteks sosial serta budaya. Makna simboliknya maupun penyaluran nilai-nilai seni maupun budayanya adalah sebuah transmisi kesadaran intelektualitas umat Islam. Festival Istiqlal, menurut Taufik, merupakan sebuah ajang dialog yang tak ada habisnya melalui berbagai pameran, kerajinan, arsitektur, film, sastra, seni rupa, seni pertunjukan maupun jenis ungkapan artistik lainnya yang semata mengungkap dualisme antara bertemunya Islam dan Indonesia secara tradisonal maupun yang modern. Dengan kata lain, Festival Istiqlal-lah wajah paling otentik, bagaimana Islam telah 'kembali' menemukan identitasnya sebagai umat mayoritas. Dengan demikian, Islam dalam perspektif kebangsaaan maupun negara, bersama bertemu memaknai spiritualitas kekinian.<ref name="kompas1"/>
Baris 21:
 
== Festival Istiqlal III ==
Pada Februari 2017, pengurus Masjid Istiqlal menyelenggarakan perayaan bernama "Merayakan Milad Istiqlal"<ref name="republika1">{{cite news|last1=Suryana|first1=Wahyu|last2=Rezkisari|first2=Indira {{tooltip|(red.)|redaktur}}|url=http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/17/02/21/olq1pz328-masjid-istiqlal-ingin-jadi-wajah-keramahan-islam|title=Masjid Istiqlal Ingin Jadi Wajah Keramahan Islam|date=21 Februari 2017|accessdate=12 Februari 2018}}</ref> yang dilaksanakan dari 10-27 Februari 2017.<ref name="tempo1">{{citeCite news|last=Suhada|first=Amirullah|url=https://nasional.tempo.co/read/849285/milad-masjid-istiqlal-ke-39-kalla-bicara-fungsi-masjid|title=Milad Masjid Istiqlal ke-39, Kalla Bicara Fungsi Masjid|publisher=Tempo|date=22 Februari 2017|accessdate=12 Februari 2018|editor-last=Surabaya|editor-first=Kukuh S Wibowo|language=id|work=[[Tempo.co]]}}</ref> Perayaan ini menampilkan pameran arsip kebudayaan Islam dan sejarah Masjid Istiqlal, yang mula dipamerkan dari 22-27 Februari 2017.<ref name="tempo1"/> Perayaan ini diselenggarakan lewat kerja sama antara masjid Istiqlal dan Direktorat Jenderal Kebudayaan [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]]. Perayaan ini dirayakan dalam rangka merayakan ulang tahun Masjid Istiqlal yang ke-39.<ref name="detik1">{{citeCite news|last=Mustaqim|first=Ahmad|url=https://news.detik.com/berita/d-3428970/milad-ke-39-pengurus-masjid-istiqlal-gelar-pameran-sejarah|archiveurl=https://web.archive.org/web/20170815230100/https://news.detik.com/berita/d-3428970/milad-ke-39-pengurus-masjid-istiqlal-gelar-pameran-sejarah|archivedate=15 Agustus 2017|title=Milad Ke-39, Pengurus Masjid Istiqlal Gelar Pameran Sejarah|publisher=Detik|date=22 Februari 2017|accessdate=12 Februari 2018|work=[[Detik.com|detikcom]]}}</ref> Kepala Bagian Protokoler Istiqlal Abu Hurairah menyatakan bahwa perayaan ini dimaksudkan sebagai acara pembuka menuju Festival Istiqlal III, yang ingin coba dihidupkan kembali.<ref name="detik1"/> Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal Muhammad Muzammil Basyuni mengaku memiliki harapan besar terhadap perhelatan ini, bahkan Muzammil berharap lewat festival ini, Festival Istiqlal yang sempat terputus kembali diselenggarakan. Muzammil merasa peringatan hari lahir merupakan momentum yang sangat tepat untuk mengembalikan tradisi Festival Istiqlal.<ref name="republika1"/>
 
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan [[Hilmar Farid]] menyebutkan pemerintah akan mengembalikan Masjid Istiqlal sebagai pusat kebudayaan melalui Festival Istiqlal III yang bakal digelar pada Maret-September 2018. Festival Istiqlal III rencananya diikuti negara anggota [[Organisasi Konferensi Islam]]. Dalam rencana Hilmar, disebutkan pedang Nabi [[Muhammad]] {{saw}} akan dipamerkan pada festival kali ini.