Masjid Raya Sultan Ahmadsyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) |
k Perbarui referensi situs berita Indonesia |
||
Baris 8:
Pada bagian arsitekturnya, masjid ini memiliki ciri khas masjid Melayu, dimana bangunannya berbentuk persegi panjang, kemudian pinggiran atapnya memiliki khas bangunan Melayu yaitu memiliki pahatan [[pucuk rebung]]. Masjid ini memiliki keunikan tersendiri dalam bentuk bangunannya yang mana tidak adanya tonggak atau pilar penyangga loteng yang berada ditengah bangunan masjid. Struktur bangunan masjid yang demikian mempunyai makna bahwa Allah tidak memerlukan penyangga untuk berdiri. Selain itu makna yang lainya ialah agar shaf sholat tidak terhalang atau terputus oleh tonggak atau tiang tersebut.<ref name=":0" />
Keunikan lainnya dari arsitektur Masjid Raya Sultan Ahmadsyah ialah pondasi dari masjid ini tidak dibuat dengan menggunakan semen melainkan hanya menggunakan pasir, tanah liat dan batu bata. Hal tersebut sampai sekarang masih kokoh dan membuat masjid tersebut masih tetap berdiri. Kemudian tata letak kubah masjid ini juga berbeda dengan kebanyakan masjid lainnya, kalau kebanyakan masjid letak kubahnya nya persis di tengah-tengah bangunan masjid maka untuk masjid Sultan Ahmadsyah in letak kubah masjidnya berada di bagian depan bangunan. Pada bagian dalam masjid sendiri terdapat sebuah mimbar yang berornamen Cina. Mimbar ini didatangkan langsung oleh Sultan dari Cina pada saat itu. Di bagian belakang mimbar terdapat panji hijau kembar terpancang kokoh. Seperti kebanyakan di masjid masjid kesultanan lainnya, pada bagian depan mimbar tersebut terpahat hiasan kaligrafi dengan gaya khas tsuluts yang indah.<ref>{{Cite
== Kondisi saat ini ==
|