Najis berat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Gabung dari Najis Berat; ada link yang dihapus karena dianggap spam oleh filter
Baris 1:
'''Najis berat''' atau '''najis mughalladzah''' (besar) adalah [[najis]] yang kenajisannya ditetapkan bedasarkan dalil yang pasti (qat'it). Menurut ajaran [[Islam]] najis berat itu berasal dari [[anjing]] dan [[babi]]. Benda yang terkena najis berat harus dicuci tujuh kali dan salah satunya menggunakan [[air]] yang dicampur dengan [[tanah]].<ref name="Aghala"/><ref name="Mata' Salman Portal Resmi Majelis Ta'lim Salman ITB">{{cite web
{{gabungdari|Najis Berat}}
| title = Serba-Serbi Thaharah: Kenali Najis di Sekitar Kita
'''Najis berat''' adalah [[najis]] yang kenajisannya ditetapkan bedasarkan dalil yang pasti (qat'it). Menurut ajaran [[Islam]] najis berat itu berasal dari [[Anjing]]. Benda yang terkena najis berat harus dicuci tujuh kali dan salah satunya menggunakan [[air]] yang dicampur dengan [[tanah]].<ref name="Aghala"/> Menurut ajaran [[Islam]] bagi orang yang terkena [[najis]] dapat menghalanginya sahnya beribadah.<ref name="Aghala"/> Ajaran [[Islam]] mengajarkan bahwa wajib hukumnya seorang [[muslim]] untuk menghilangkan dan mensucikan diri dari [[najis]], baik yang menempel pada badan atau pada pakaian yang dikenakan.<ref name="Yusuf dkk">Yunan Yusuf dkk.2004.Buku Pintas Shalat.Penerbit:Pt Wahyu Media.9</ref> Menurut ajaran [[Islam]] najis adalah benda-benda yang kotor. Najis berat juga dapat dikatakan sebagai najis mughallazah.<ref name="Yusuf dkk"/> Menurut HR Bukhari [[air]] dan [[tanah]] merupakan media yang digunakan untuk menghilangkan najis berat yakni seperti air liur [[anjing]].<ref name="Sumaji">Muhammad Anis Sumaji.2008. 125 Masalah Thaharah.Solo: Tiga Serangkai.60</ref> Namun apabila kita menggunakan [[tanah]] untuk menghilangkan najis berat pada pakaian tentu akan membuat pakaian menjadi kotor.<ref name="Sumaji"/> Sehingga banyak ulama [[Islam]] berpendapat najis berat yang menempel pada pakaian dapat dibersihkan dengan sabun.<ref name="Sumaji"/> Pendapat tersebut dikemukan oleh [[Mazhab Hanabilah]].<ref name="Sumaji"/>
| work =
| publisher = Mata' Salman Portal Resmi Majelis Ta'lim Salman ITB
| date =
| url = http://matasalman.com/serba-serbi-thaharah-kenali-najis-di-sekitar-kita/
| format =
| doi =
| accessdate = 2014-06-26}}
'''Najis berat''' adalah [[najis]] yang kenajisannya ditetapkan bedasarkan dalil yang pasti (qat'it). Menurut ajaran [[Islam]] najis berat itu berasal dari [[Anjing]]. Benda yang terkena najis berat harus dicuci tujuh kali dan salah satunya menggunakan [[air]] yang dicampur dengan [[tanah]].<ref name="Aghala"/ref> Menurut ajaran [[Islam]] bagi orang yang terkena [[najis]] dapat menghalanginya sahnya beribadah.<ref name="Aghala"/> Ajaran [[Islam]] mengajarkan bahwa wajib hukumnya seorang [[muslim]] untuk menghilangkan dan mensucikan diri dari [[najis]], baik yang menempel pada badan atau pada pakaian yang dikenakan.<ref name="Yusuf dkk">Yunan Yusuf dkk.2004.Buku Pintas Shalat.Penerbit:Pt Wahyu Media.9</ref> Menurut ajaran [[Islam]] najis adalah benda-benda yang kotor. Najis berat juga dapat dikatakan sebagai najis mughallazah.<ref name="Yusuf dkk"/> Menurut HR Bukhari [[air]] dan [[tanah]] merupakan media yang digunakan untuk menghilangkan najis berat yakni seperti air liur [[anjing]].<ref name="Sumaji">Muhammad Anis Sumaji.2008. 125 Masalah Thaharah.Solo: Tiga Serangkai.60</ref> Namun apabila kita menggunakan [[tanah]] untuk menghilangkan najis berat pada pakaian tentu akan membuat pakaian menjadi kotor.<ref name="Sumaji"/> Sehingga banyak ulama [[Islam]] berpendapat najis berat yang menempel pada pakaian dapat dibersihkan dengan sabun.<ref name="Sumaji"/> Pendapat tersebut dikemukan oleh [[Mazhab Hanabilah]].<ref name="Sumaji"/>
 
== Sabda tentang Najis Besar ==
Binatang yang menjadi najis besar untuk umat muslim adalah [[Babi]] dan [[Anjing]]. Babi adalah binatang najis berdasarkan [[Al-Qur`an]] dan [[Ijma’]] para sahabat Nabi. [[Dalil]] najisnya babi ada di firman Allah SWT Surah Al-An'aam (6) ayat 145: “Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi karena sesungguhnya semua itu kotor (rijsun,”.
Adapun tentang najisnya [[Anjing]], dapat dilihat dari salah satu [[hadist]], [[Rasulullah SAW]] Bersabda: Jika seekor anjing menjilat bejana salah satu daripada kamu sekalian, maka hendaknya kamu menuangkan bejana itu (Mengosongkan isinya) kemudian membasuhnya 7X. Diriwayatkan oleh [[Imam Muslim Al Fiqhu Alal Madzhahibilj]].{{Citation needed}}
 
== Referensi ==